8. Intro

1.1K 142 17
                                    

"CUT!"

Seokjin menghela nafas lega saat sutradara meneriakkan cut. Syuting terakhir hari ini, dan Seokjin bisa sedikit bersantai.

Begitu sang sutradara meneriakan 'cut' , beberapa orang langsung menghampirinya sambil membawa payung, air dan handuk kecil untuknya. Yah, hari ini cukup panas.

"Kau bekerja keras hari ini Jin," Kata sang manager, Jongdae.

"Hm. Begitulah."

Seokjin duduk di samping Jongdae, beberapa Coording noona merapikan rambut dan riasannya.

"Setelah ini kau ada fansign. Satu jam lagi kita harus sampai," Kata Jongdae.

Seokjin mengangguk. "Hm, aku bisa istirahat di mobil. Kita berangkat sekarang?"

"Terserah kau."

Seokjin mengangguk. Setelah itu, Seokjin kembali menempuh perjalanan menuju ke tempat fanssign.

"Hyung, bisa kita ke Delicious Bakery dulu?" Tanya Seokjin.

"Delicious Bakery yang di kiri jalan itu? Yang dekat perempatan?"

Seokjin mengangguk.

"Kau mau beli kue lagi? Untuk siapa?" Tanya Jongdae.

"Untuk ku sendiri, lah. Kuenya enak. Aku suka. Aku mau beli."

Jongdae menyetujui dan mengarahkan mobilnya ke tempat yang diinginkan artisnya.

"Eoh, tutup?" gumam Seokjin.

"Mungkin tokonya tutup di hari Minggu," Kata Jongdae.

Seokjin menghela nafas. Jujur dia kecewa. Bukan karena tokonya tutup dan dia tidak bisa membeli kue disana. Tapi Seokjin harus bisa menahan rasa penasarannya pada pemuda yang ditemuinya kemarin di toko itu.

Entah kenapa, Seokjin ingin tau lebih banyak tentang pemuda berkursi roda itu.

Seokjin terus mengingat mata bulat itu. Mata yang kemarin melihatnya dengan berkaca-kaca. Seokjin seperti pernah melihatnya. Benar-benar tidak asing. Seokjin penasaran, siapa dia, dari mana dia, dan bagaimana kehidupannya.

Yah, mungkin ini ikatan batin adik dan kakak.

Seokjin bisa dibilang pelupa. Bahkan jika kalian tau, Seokjin sudah banyak melupakan masa lalunya. Seiring berjalanya waktu, memori itu mulai memudar. Tapi tidak dengan satu hal. Kenangan saat dia dengan tidak sengaja meninggalkan adiknya dan berujung kehilangannya.

Seokjin selalu menangis saat mengingatnya, dan kadang tersenyum saat seklebat memori indahnya bersama sosok Kookie singgah di pikirannya.

Sayangnya, Seokjin tidak punya kenangan apapun tentang itu. Hanya kalung milik adiknya yang diberikan padanya. Kalung dengan bandul 'K' yang sama dengan miliknya yang dihilangkannya. Kookie nya yang memberikannya saat sang kakak menangis karena takut dimarahi eommanya karena menghilangkan pemberian darinya.

"Hyungie pakai punya Kookie saja. Eomma tidak akan marah pada Kookie."

"Hiks... tapi itu punya Kookie."

"Tak apa. Nanti kalung Jinnie hyung dicari dulu, sementara hyung pakai punya Kookie. Punya Kookie itu juga punya Hyung."

"Hiks.. gumawo ne, ssaeng. Hyung menyayangimu."

"Kookie juga."

"Jin, kita sudah sampai."

Jongdae kembali mengagetkannya, membuatnya terkesiap dan cepat-cepat turun dari mobil.

Bogoshipeo Hyung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang