23. Song Ahjusshi

959 119 5
                                    

WARNING!

JADILAH PEMBACA YANG BIJAK

Jadikan kitab agamamu sebagai bacaan utamamu.

DON'T VORGET TO VOMENT!

Sorry for all of typo!

All of cast still belong to group, agancy, and fandom.

Jangan lupa bersyukur hari ini!

—♡—







"CUT!"

Seokjin menghela nafas saat sutradara meneriakan 'cut' pertanda syuting telah berakhir. Seokjin berjalan gontai bersama beberapa orang yang membantunya. Satu memayunginya dan satunya menyeka keringatnya. Jadwalnya memang sudah sepadat sebelumnya karena memang sang managernya sudah mnegatur sebaik-baiknya mengingat betapa berat kasus yang menimpanya.

"Kerja bagus, Seokjin." Ucap sang manager pada Seokjin.

Seokjin menghempaskan dirinya ke kursi yang ada di samping Jongdae, managernya. Seokjin memijat pelipisnya sambil memejamkan matanya. Kerja bagus. Sepertinya tidak. Bahkan beberapa kali sang sutradara memarahinya karena acting Seokjin yang kurang dan dia terlihat tidak fokus.

Ayolah, siapa yang bisa fokus bekerja jika adik kecilnya tidak tau dimana.

"Hyung, bagaimana? Ada kabar tentang koki itu atau Jungkook?" tanya Seokjin.

"Belum. Baekhyun belum memberi kabar."

"Setelah ini jadwalku apa?" tanya Seokjin.

"Di BBS. Ada wawancara di asuatu acara. Dua jam dari sekarang."

Seokjin mengangguk.

"Sudah ada daftar pertanyaannya?"

Jongdae mengangguk, lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Ini daftarnya." Kata Jongdae sambil memberikan kertas berisi pertanyaan itu pada Seokjin dan Seokjin menerimanya.

"Hyung, kita berangkat sekarang." kata Seokjin.

Jongdae mengangguk dan memilih menuruti kemauan artisnya.

Di dalam mobil, Seokjin masih sibuk menyiapkan jawaban untuk pertanyaan yang akan ditanyakan oleh pembawa acara. Yah, walaupun nantinya akan melenceng, tapi setidaknya, Seokjin sudah memperikaran pertanyaan yang akan ditanyakan dan dijawabnya.

Dahi Seokjin mengkerut saat dia melihat satu pertanyaan yang tidak seperti pertanyaan.

Kompleks Gi Jeong, jam sebelas malam. Jangan beri tahu siapapun. Ajak satu orang yang paling kau percaya. Aku menunggumu, Kim Seokjin.

"Mwoaeyeo?"

"Apa Jin?"

"Aniyeo, Hyung. Ada pertanyaan aneh." Kata Seokjin. Jongdae mengangguk.

Seokjin kembali melihat tulisan aneh yang menyelip diantara pertanyaan wawancaranya itu. Haruskah dia percaya? Bagaimana jika itu jebakan? Untuk apa juga pengirimnya meminta datang ke kota berhantu itu?

**

Malam menjelang. Seokjin merebahkan dirinya di sofa ruang tengah apartemennya saat jam dinding menunjukan tepat pukul Sembilan malam.

"Jam sebelas, Kompleks Gi Jeong. Haruskah aku datang? Mungkin ini petunjuk."

"Jangan-jangan Jungkook disana."

Bogoshipeo Hyung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang