20. Paman, Bibi, dan Yoongi

1K 132 16
                                    

WARNING!
Underline: tulisan dalam buku.
Italic: masa lalu, telfon dari satu pihak.

JADILAH PEMBACA YANG BIJAK

Jadikan kitab agamamu sebagai bacaan utamamu.

DON'T VORGET TO VOMENT!

Sorry for all of typo!

All of cast still belong to group, agancy, and fandom.

Jangan lupa bersyukur hari ini!










Seokjin termenung mengingat masa lalunya. Rasa kantuknya karena semalaman tidak tidur terkalahkan oleh rasa penasarannya.

“Kau kenapa Jin-ah?” tanya Jongdae.

“Aku sedikit mengingat sesuatu, Hyung.” Kata Seokjin.

“Apa itu?”

“Aku sudah membahasnya dengan eomma dan appa. Eomma memberikan pencerahan padaku dan aku baru ingat sesuatu. Ini tentang masa laluku.” Kata Seokjin.

“Masa lalu?” tanya Haesoo, cording noona Seokjin sekaligus kekasih managernya, Jongdae.

Seokjin mengangguk.

“Kalian tau, kan aku bukan anak kandung eomma dan appa?” tanya Seokjin. Keduanya mengangguk.

“Dulu, eomma dan appa kandungku punya perusahan besar. Dan  sepertinya ada yang tidak menyukai mereka, jadi mereka membunuhnya.” Kata Seokjin.

“Kau yakin mereka dibunuh? Jadi kecelakaan itu disengaja?” tanya Jongdae sambil terus fokus menyetir.

“Hum, semalam aku mengobrak-abrik kamarku dan berhasil menemukan beberapa buku diaryku.” Kata Seokjin.

Flashback On.

“Aish, kemana perginya semua diary itu.” Gerutu Seokjin.

Pria tampan berbahu lebar itu sudah mengobrak abrik kamarnya tapi tidak menemukan apa-apa.

“Padahal aku banyak menulis tentang masa laluku disana. Disimpan dimana?”

Seokjin mengacak rambutnya frustasi. Where are you my diary? Teriaknya dalam hati.

Seokjin kembali mencari, hampir tengah malam saat Seokjin menemukan tiga buah buku diary miliknya yang ternyata ada di bawah ranjangnya.

Seokjin memang gemar menulis diary. Sejak kecil Seokjin sudah melakukan kegiatan yang cenderung dilakukan kaum hawa ini. Alasannya karena ingatannya lemah, dia sering lupa dan demi bisa mengenangnya, Seokjin menulisnya di buku diarynya.

“Baiklah, mana ya yang tiga belas tahun lalu?” gumam Seokjin.

Seokjin membuka sebuah buku bersampul merah muda bergambar kelinci berwarna putih dan hitam. Seokjin tersenyum. Dia ingat sekali, dulu saat eomma angkatnya mendaftarkannya sekolah, Seokjin meminta buku diary itu padanya.

Hai, aku Seokjin. Kim Seokjin. Jangan dibuka ya buku ini. Rahasia.

Seokjin tertawa melihat tulisannya yang masih jelek, tapi bagus menurut anak seusianya dulu.

13 Juli 2006
Aku merindukan Kookie, dia dimana? Kenapa eomma dan appa belum juga menemukan dia?

15 Juli 2016
Apa Kookie sudah bertemu dengan bibi dan dia pulang dengannya? Tapi kenapa aku tidak dicari?

Bogoshipeo Hyung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang