1. I Miss You, Hyung.

3.4K 215 15
                                    

Namja bergigi kelinci itu terus mendorong kursi rodanya. Deretan toko di sepanjang jalan ini satu persatu dimasukinya, tujuannya hanya satu. Mencari pekerjaan. Yah, dengan keterbatasannya, namja bernama lengkap Kim Jungkook itu, atau sejak tiga belas tahun lalu berubah nama menjadi Jeon Jungkook, dengan semangat mengais rizki untuk mencukupi kebutuhannya.

 Yah, dengan keterbatasannya, namja bernama lengkap Kim Jungkook itu, atau sejak tiga belas tahun lalu berubah nama menjadi Jeon Jungkook, dengan semangat mengais rizki untuk mencukupi kebutuhannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diusianya sekarang, tidak dipungkiri jika dia ingin seperti teman-teman sebayanya. Bermain atau masuk ke universitas seperti mereka. Sayangnya dia tidak seberuntung itu.

Yah, sejak ibu tirinya mengusirnya dari rumah karena kecacatannya, Jungkook harus berjuang hidup sendiri. Walaupun dia sudah biasa bekerja, tapi dulu keadaannya normal. Tapi sejak sebulan lalu kondisinya berbeda. Kakinya tidak bisa berfungsi dengan baik sekarang akibat kecelakaan yang dialaminya.

Flashback on.

"Jungkook! Kemarilah!"

"Ya, paman. Sebentar."

Jungkook segera melepaskan apron dan sarung tangannya. Meninggalkan cucian kotor di depannya untuk menghampiri orang yang dipanggilnya paman. Dia adalah bosnya.

"Ya, paman. Ada apa?" Tanya Jungkook.

"Tolong antar pesanan ini. Semua pengantar sedang bekerja dan aku tidak tau harus menyuruh siapa. Kau saja ya?"

"Oh, baik paman. Aku akan mengantarnya."

"Bagus. Usahakan cepat ya?"

"Siap, paman!" kata Jungkook setelah itu tersenyum menampakan deretan gigi putihnya.

Jungkook segera melaksanakan tugasnya. Berbekal sebuah sepedah tua yang ada di toko, Jungkook menuju tempat pelanggan toko tempatnya bekerja.

Hampir tiga puluh menit Jungkook mencari alamat yang dituju hingga dia mendapatkannya. Untung orang yang memesan tidak marah saat Jungkook terlambat mengantar pesanannya. Kalau iya, gaji Jungkook bisa dipotong dan ibunya pasti akan marah padanya karena mendapatkan uang kurang.

Jungkook berjalan agak cepat agar bisa sampai ke tempat kerjanya. Ini masih jam delapan malam. Dia harus menunggu dua jam lagi untuk bisa pulang, dan saat sampai di rumah nanti. Dia masih punya banyak pekerjaan. Itu pasti. Sebelum berangkat sekolah tadi, Jungkook sudah menjemur pakaian, dan sekarang pasti sudah kering, Jungkook harus menyetrikanya, lalu mengerjakan PRnya. Yah, itu rutinitasnya.

Keluar dari sebuah gang, atensinya terpaku pada seorang anak kecil yang menangis di tepi jalan dan tanpa melihat kanan kiri, sang anak menyebrang. Jungkook mendengar suara klakson dari kejauhan. Sebuah pick up melaju dengan kecepatan tinggi. Mata Jungkook melebar, segera dia berlari untuk menyebrangi jalan dan menyelamatkan sang anak.

Sang anak selamat. Tapi naas, kaki Jungkook jadi korban. Sejak kejadian itu, kaki Jungkook tidak bisa digerakan. Dokter bilang itu masih bisa disembuhkan. Sayangnya, biayanya mahal. Ibu tirinya tidak akan mau membiayainya. Orang tua dari anak yang diselamatkannya memang memberikan bantuan, tapi uangnya tentunya dibawa ibu tirinya dan tidak mungkin diberikan padanya.

Satu lagi kenyataan buruk yang harus diterimanya adalah, dia tidak bisa lagi bekerja. Pemilik toko tempatnya harus mengurangi karyawan dan Jungkook salah satunya. Hingga kesialan yang lebih buruk lagi menimpanya.

Ibu tirinya mengusirnya.

"Pergi kau dari sini!"

"Eomma, ku mohon. Jangan begini. Kasihani aku. Hiks... Aku nanti tinggal dimana?"

"Terserah! Aku tidak peduli!"

"Eomma, jebal! Hiks... aku janji akan mencari pekerjaan lagi, hiks... aku janji akan memberikan uang untuk eomma. Hiks... eomma, jebal. Hiks... aku tidak bisa hidup sendiri."

"Arrgghh! Omong kosong! Siapa yang mau menerima orang lumpuh sepertimu?! Pergilah! Sudah cukup aku mengasuhmu! Kau itu menyusahkan! Kenapa juga dulu mendiang suamiku membawamu kemari? Dia bahkan lebih menyangimu dari pada anak-anaknya. Dasar cacat tidak tau diri! Pergi dari rumahku!"

"Hiks... eomma... jangan usir aku! Aku tidak tau harus kemana!"

"Aish... dasar cengen tidak berguna! Pergi kau!"

"Eomma! Ku mohon!"

Jungkook memeluk kaki ibu tirinya. Sang ibu terus memberontak, dan akhirnya, Jungkook terjembab karena sang ibu mendorongnya dengan kuat.

"Eomma... hiks... mianhae. Jebal, eomma jangan usir aku! Aku janji akan bekerja keras untuk memberikan uang banyak untuk eomma."

"Ah, tidak usah. Ini, ambil baranmu." Kata sang ibu sambil melempar tas berisi barangnya.

"Dan ini, bawa juga kursi reotmu! Menyusahkan!"

Brak

Pintu ditutup kencang. Jungkook hanya bisa menangis.

Sesial inikah dia?

Jungkook menyeret tubuh kurusnya ke arah kursi rodanya, lalu dengan susah payah dia menaikinya.

Jungkook diam beberapa saat sebelum menghapus air matanya.

Tidak, Jungkook tidak boleh lemah, dia tidak boleh menangis.

Jungkook mendorong kursi rodanya menyusuri jalan yang bisa dibilang cukupa ramai.

Sial, air matanya tidak bisa dihentikan entah bagaimana dia mencoba. Diusianya sekarang, harusnya dia diberikan kasih sayang. Tapi tidak--Dia tidak pernah mendapatkannya. Ayah tirinya yang tulus mnecintainya telah tiada lima tahun lalu dan itu adalah awal hidup menyedihkannya. Hidupnya bisa dibilang bisa keras untuk anak yatim piatu yang diasuh ibu tirinya.

"Hiks... sekarang aku harus kemana? Hiks... Tuhan, bantu aku, tunjukan jalanmu."

Dia menatap bintang di langit yang gemerlapan.

"Eomma, appa. Hiks... Kookie merindukan kalian. Hiks..."

Flashback off.

Jungkook berhenti saat tangannya lelah mendorong kursi rodanya. Dia mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jaketnya. Sebuah foto yang menampakan gambar dua anak laki-laki yang tersenyum bahagia.

Air mata Jungkook menetes lagi.

"Bogoshipeo, Hyung."








Tbc...

3 May 2019
Revisi: 15/04/21

Bogoshipeo Hyung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang