19. Family

1.1K 130 18
                                    

WARNING!
AWAS BOSAN

JADILAH PEMBACA YANG BIJAK

Jadikan kitab agamamu sebagai bacaan utamamu.

DON'T VORGET TO VOMENT!

Sorry for all of typo!

All of cast still belong to group, agancy, and fandom.

Jangan lupa bersyukur hari ini!












Seokjin mendorong kursi roda Jungkook memasuki sebuah rumah mewah yang tidak bukan adalah rumahnya, ralat, orang tuanya. Malam ini ada acara makan malam bersama di rumahnya dan Seokjin sengaja mengajak Jungkook. Sebenarnya tidak sepenuhnya Seokjin yang mengajak, eomma dan appanya yang meminta agar remaja bergigi bunny itu ikut.

Seokjin tidak bodoh, dia tau alasan dibalik acara makan malam ini. Pasti mau membahas soal peneroran yang dia alami. Sudah bisa dipastikan setelah acara makan malam nanti, Seokjin dan Namjoon akan dapat pencerahan dari appa dan eommanya karena sudah merahasiakan hal besar seperti ini.

"Oh, sudah datang?"

Itu Namjoon yang menghampiri mereka.

Jungkook dan Seokjin tersenyum.

"Aku datang sedikit lebih cepat, appa kan, tidak suka terlambat." Kata Seokjin, Namjoon manggut-manggut.

"Bocah!"

"Aku punya mana, namaku Jeon Jungkook, Namjoon-sshi." Kata Jungkook.

"Jinja bocah ini, kau dulu dengan seenakmu memanggilku Joonnie Hyung dan sekarang kau memanggilku dengan embel-embel sshi? Kenapa tidak dari dulu saja?" tanya Namjoon.

"Dulu Namjoon Hyung bilang ingin dipanggil Hyung, jadi aku memanggilmu Hyung. Aku tidak akan memanggilmu Hyung kalau kau tidak minta, Hyung." Kata Jungkook membela diri.

"Gumanhae, apa kalian akan berdebat disini? Aigoo... aku sudah lapar." Ucap Seokjin.

Ketiganya pun bersamaan menuju ruang makan. Jungkook terkagum-kagum. Dia melihat interior rumah ini sejak tadi, sangat mewah tapi modern. Jungkook jadi ingat rumahnya dulu saat kecil. Hampir mirip dengan rumah ini, bedanya kalau dulu pasti di ruang tengah ada banyak mainan Mario Bross dan Iron Man yang berserakan. Sementara di ruang makan ada sebuah meja makan panjang dan di atasnya sudah dihidangkan berbagai jenis makanan.

"Eomma, appa." Ucap Seokjin membuat appanya yang sedang bermain ponsel dan eommanya yang menyiapkan makanan menoleh.

"Oh, Seokjin-ah. Kau sudah datang, nak?" ucap eommanya.

Hakim wanita itu menaruh piringnya lalu menghampiri Seokjin. Memeluknya dan mengecup keningnya.

"Anak nakal. Eomma khawatir padamu. Appa dan eomma sangat takut saat mendengar berita kalau ternyata kau mendapat terror." Katanya sambil menangkup pipi Seokjin.

Jungkook tersenyum melihat kakaknya, beruntung sekali dia memiliki ibu angkat sebaik dan secantik wanita ini, pikirnya. Sementara dia? Dia bahkan diusir dari rumahnya setelah tidak bisa lagi memberikannya uang pada ibu angkatnya. Miris, hati Jungkook berdenyut sakit saat mengingatnya. Mengingat betapa dia berusaha bertahan dengan segala kemampuannya. Di usia yang harusnya dia fokus belajar, dia malah mencari uang dan mengerjakan pekerjaan rumah, tidak jarang dipukul jika dia bersalah.

"Hey, nak. Kau kenapa?" tanya eomma pada Jungkook yang sejak tadi memperhatikan kakanya dan wanita itu.

"A-anieyeo, nyonya aku tak apa. Hehehe... aku hanya ingat eommaku." Kata Jungkook.

Bogoshipeo Hyung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang