Mungkin, kamu tidak seperti dandelion yang terbang terbawa angin dan akan membuat sebuah lengkung.
Jam sudah menunjukkan angka 07.30 tapi Rissa msih enggan untuk beranjak dari kasurnya. Dingin dari hujan di luar seakan menahan Rissa untuk membuka selimut yang membungkus tubuhnya.
Dering ponsel dari gadis itu memaksanya untuk membuka matanya menangkis hawa dingin dari hujan yang ingin menembus kaca jendela di kamarnya.
Panggilan dari Raffa membuat senyum itu manis kembali terbit. Rissa mengangkat panggilan dari lelaki di sebrang sana.
"Hallo. Suara serak dari sana membuat sudut bibir Rissa tertarik.
"Hmm. Deheman Rissa di dengar oleh lelaki di sebrang sana.
"Kebo banget sih jam segini baru bangun. Ucap Raffa.
"Enak aja situ juga paling baru bangun, kebo bilang kebo. Ucap rissa membuat Rafa tertawa.
"Lo ketawa. Tanya Rissa memberhentikan tawa Rafa.
"Kenapa. Tanya Raffa.
"Baru ini gue tau Lo bisa ketawa juga. Ucap Rissa membuat keduanya tertawa.
"Lu juga baru kali ini Lo ketawa. Ucap Rafa.
"Yaya. Ucap Rissa.
"Mandi gih bentar gue jemput. Ucap Rafa membuat Rissa mengerutkan keningnya.
"Kemana. Tanya Rissa.
"Ada dehh. Ucap Rafa tertawa.
"Ya. Ucap Rissa sambil memutuskan panggilan.
Rissa beranjak memasuki kamar mandinya, seperti biasa tidak butuh waktu lama baginya untuk membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya dengan sweater merah marun dengan celana pendek yang mengekspos kaki mulusnya dan di padukan dengan sepatu putih andalannya.
Rissa menuruni tangga setelah mendapat pesan dari Raffa kalau lelaki itu sudah di bawa.
Rissa berdiri di hadapan lelaki yang kini menatapnya, lelaki yang memakai hodie marun dengan jeans Yang senada miliknya membuat jantung Rissa berdegup tak karuan.
Rafa mengangkat satu alisnya menatap Rissa yang memandangnya.
"Kenapa. Tanya Rafa heran dengan tingkah Rissa.
"Ganteng. Ucap Rissa refleks membuat kening Rafa berkerut.
"Apa. Tanya Rafa lagi dengan nada menggoda.
"Ehh a-a-anu. Ucap Rissa gagak membuat Rafa semakin menggodanya.
Rissa menunduk tidak berani menatap mata hitam Rafa yang kini menatapnya aneh, gadis itu benar-benar malu sekarang pasti saat ini pipinya sudah seperti tomat rebus.
"Kok pipinya merah. Tanya Rafa sambil mencubit pipi Rissa.
"Jadi pergi gak. Tanya Rissa dengan santai tetapi sedang menahan rasa malunya dengan jantung berpacu dengan cepat.
"Rafa terkekeh dan menarik tangan Rissa menaiki motor sport andalannya.
Kuda besi itu melaju melewati jalanan yang basah berkat hujan tadi pagi membuat suasana menjadi sejuk dan para pengendara lain juga sudah mulai memadati jalanan beraspal itu
Dua puluh menit motor itu sudah berhenti di rerumputan basah yang tumbuh di taman yang cukup luas dengan danau di tengah-tengah taman.
Kedua sejoli itu mendudukkan dirinya menatap air tenang danau yang berhadapan langsung dengan tempat mereka.
Rafa beranjak dari tempatnya membuat Rissa mengerutkan dahinya menatap punggung lelaki itu.
Langkah kaki Rafa membawanya menyusuri tumbuhan bunga dandelion yang berjejer rapi dan diterpa sinar matahari.
Rafa memetik setangkai bunga dandelion dan kembali ke tempatnya melewati jejeran bunga dandelion yang bertentangan di tiup angin.
"Darimana Lo. Tanya Risa menatap mata elang Rafa yang juga menatap.
Rafa melangkah mendekati Rissa yang menatapnya kesal tapi membuat Rafa menahan tawanya, jika ini waktunya tertawa pasti Rafa akan berteriak menertawai gadis itu.
"Ngapain. Tanya Rissa lagi karena tidak ada respon dari lelaki di hadapannya.
Rafa menjulurkan bunga dandelion itu di hadapan Rissa dan menarik tangan gadis itu untuk memegangnya.
"Buat kamu. Ucap Rafa membuat rambut tersenyum.
"Kamu tau saat bunga dandelion terbang di tiup angin orang yang melihatnya akan tersenyum. Ucap Rafa membuat hati Rissa menghangat siapa sangka seorang Rafa bisa mengucapkan kalimat yang manis menurut Rissa.
Rafa mendekat sampai hidung keduanya bersentuhan, bahkan Rissa dapat merasakan hembusan Rafa, Rafa menatap manik mata Rissa yang juga menatapnya.
"Always with me. Suara serak Rafa terdengar keras di telinga Rissa bersamaan tiupan dari Rafa pada bunga dandelion.
Apa ini ucapan Rafa seakan benar-benar ingin bersama dirinya tapi apakah benar ucapan Rafa sejalan dengan hatinya.
Rissa tersenyum hangat melihat senyum Rafa yang menatap hangat dirinya, apakah senyum itu akan tetap sama ataukah Rissa yg memang bodoh menganggap senyum itu nyata tapi biarlah Rissa akan menjadi bodoh untuk merasakan senyum dari lelaki yang dulu di bencinya.
—————
Haeee haeee, gimana part ini?
Siapa kangen raffa&rissa?
Maaf gengs gue baru update lagi, hehehe.
Tungguin part selanjutnya, lama dan cepat gue updete gue liat dari comentar kalian, and then vote kalian brrmkna buat gue, MAKASIHH.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Light By You
General FictionRafael Pradipta?, anak dari perusahaan yang terkenal, kaya, playboy, bolak-balik masuk club, dan jangan lupakan sikap dingin yang ada pada dirinya. Lalu bagaimana bisa seorang gadis dingin dan jutek kepada orang lain bisa masuk ke dalam ruang es mil...