Seventeen

351 9 0
                                        

 
Happy reading🍫

   Hening.
Satu kata yang menyambutnya saat langkahnya memasuki rumah yang tampak sepi itu.

  Rissa berjalan menaiki satu persatu anak tangga yang akan membawanya kekamarnya, rumah ini terlalu sepi untuk dirinya dan seorang asisten rumah tangga  bersama seorang supir yang juga menjaga keamanan rumah ini tapi sepi tetaplah sepi yang terus menerus bersembunyi dalam jiwa Rissa.

Setiap kali menginjakkan kaki di rumah ini dadanya berdenyut nyeri, entahlah ada sesuatu bayangan yang terus mengikutinya dan memaksanya untuk terus mengingatnya.

  Raka seseorang yang sangat di sayangi oleh gadis itu, orang yang membuatnya merasa terlindungi, orang yang pergi meninggalkan kenangan yang sulit di lupakan.

Rissa memasuki kamarnya dan meletakan tasnya di atas meja belajar yang tampak akan sedikit berantakan, pandannya terfokus pada bingkai foto yang membuat senyum itu terlihat bersama tatapan sendunya.

  "Andai lu masih disini kak, pasti lu yang sangat ngertiin gue, maaf gue belum bisa nemuin kak Tasya". Rissa tersenyum tipis memandangi foto dirinya yang sedang tersenyum manis dengan satu cup es krim di tangannya bersama seseorang yang selalu menjaganya menatap ke arah kamera sambil tersenyum manis juga.

  "Maafin gue kak.

  Rissa beranjak mendekati tempat tidurnya, merebehkan badannya yang terasa lelah.

Pikirannya kini melayang memikirkan sosok yang kini menjadi pacarnya dan yah bisa di bilang telah mengambil hatinya.

Tidak apa ini, apakah ini yang katanya kasmaran, oh apakah harus segila ini jika memikirkannya.  Rissa tertawa konyol dengan apa yang di pikirkannya barusan, entah bagaimana cara Raffa yang terkenal Playboy itu bisa mengambil hatinya.

  Seketika senyum manis itu luntur saat mengingat ekspresi Raffa tadi, rasanya tingkah Rafa sangat aneh saat gadis itu menatapnya. " apakah Raffa lagi ada masalah, aku harap semua baik-baik saja.

  Rissa lagi-lagi tersenyum ketika bayangan senyum Raffa terlintas di pikirannya. "Ishh kenapa Raffa selalu saja muncul sih". Rissa terkekeh dengan ucapannya lagi, beginikah rasanya jika hati kini telah berlabuh, rasanya cukup menyenangkan saat merasakan degupan yang tidak biasanya jika memikirkannya.

  Keasikan memikirkan Raffa gadis itu tertidur dengan wajah lelahnya, seragam sekolahnya pun belum di ganti, yah memang jika gadis yang bernama Rissa adalah gadis yang bersikap bodo amat pada hal sekecil apapun, kecuali degupan yang tidak bisa dia kendalikan.

###

Raffa menatap jalanan yang lenggang dengan langit sore yang akan beranjak digantikan oleh langit malam, helaan napas terdengar samar bersamaan dengan deruan angin. "Apa gue salah udah bicara kaya tadi pada Reyhan, nanti gue akan coba hubungan dia dan minta maaf.

  Motor sport itu memasuki perumahan yang sunyi itu, di tatapnya rumah bercat putih  yang beberapa jam lalu dirinya datangi untuk mengantarkan gadis yang dinginnya minta ampun tapi bisa menghangatkan saat menatap manik matanya.

  Dirinya terkekeh mengingat itu, entah kenapa seperti ada sebuah magnet yang membawanya kesini, ada perasaan aneh yang menjalar di dadanya ingin sekali menatap wajah kesal yang biasa di tunjukan gadis itu di hadapannya.

"Sangat menggemaskan dan juga manis. Raka terkekeh dengan ucapannya".

Sura notifikasi dari grup teman-temannya mengalihkan pikirannya, tangannya bergerak membuka grup yang entah apa yang dibicarakan.

  Pian mengubah subjeck

  "Para pasukan cogan"

Pian: oy

Little Light By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang