Twelve

380 15 0
                                    

  

Entah sudah berapa mangkuk mie ayam yang sudah di habiskan oleh rissa dan teman-temannya tapi mereka seolah tidak merasa kenyang dan ingin nambah nambah dan nambah, entah mereka sudah merencanakan ini untuk menguras isi dompet Raffa yang notabennya pacar rissa atau memang perut mereka yang tidak akan merasakan kenyang.

  Raffa hanya memerhatikan keempat gadis itu menyantap makanannya, dirinya tidak merasa marah akan tingkah mereka yang sepertinya ingin menguras isi dompetnya. Mata hitam Raffa menatap Rissa yang antusias melahap mie ayamnya yang ksesekian kali tidak lupa dengan jus lemon yang sudah berjejer rapi gelas kosongnya tapi entah mengapa membuat sebuah garis lengkung bisa terbit di bibirnya.

"Raf, lo ikhlas kan ngetraktirin kita. Suara dari nia memecahkan keheningan yang sedari tadi hanya suara dentingan sendok yang terdengar.

"Yaiyalahhh ama teman pacar sendiri, masa enggak. Ujar Rara sambil meminum  minumannya.

"Ya. Ucap rafa sambil menatap rissa sambil tersenyum, sementara yang di tatap hanya bersikap acuh dan melanjutkan makanannya.

"Ris lo sejak kapan suka ama Raffa. Suara dari Gita membuat sang empu nama tersedak makanannya.

"Uhhukk.

"Makanya kalau makan tuh pelan-pelan. Ucap Raffa sambil menyodorkan minuman ke arah rissa yang ada di depannya, tanpa sadar ucapan dan perlakuannya kepada rissa membuat teman-teman rissa melongo bahkan orang-orang yang berada di kantin yang melihat seorang Raffa sang playboy dingin bisa khawatir kepada seorang rissa.

"Uhhh cocwittttt. Suara Gita mengalihkan tatapan rissa dari Raffa.

"Paan sih lo. Ujar rissa menatap Gita tajam sedangkan yang di tatap hanya memberikan cengiran khasnya.

"Gue kalau liat kalian ngarasa berada dalam dunia watpad deh. Ujar Gita lagi yang membuat tatapan tajam rissa mengarah kepadanya tapi gadis itu tidak memperdulikannya dan malah memperhatikan senyum manisnya ke arah rissa.

"Dasar alay. Ujar Rara

"Situ gak ngaca. Ucap Gita gak mau kalah.

"Ohh gue ngaca kok tadi pagi sebelum ke sekolah dan lo tau apa yang terjadi. Ujar Rara membuat kening Gita mengerut.

"Apa. Tanya Gita yang penasaran.

"Gue baru tau kalau gue tuh kembaran ariana grande. Ujar Rara heboh membuat semuanya hanya geleng-geleng kepala kecuali Gita yang langsung menoyor kepala gadis yang katanya milik ariana grande itu.

"Mim—

Kringgg

Baru saja Gita ingin bersuara tapi suara dari bel masuk berbunyi di segala penjuru sekolah dan mememkikan telinga para gadis itu yang sangat malas mendengar bel masuk.

"Masuk sana. Ucapan rissa membuat senyum Raffa mengembang.

"Iyya, duluan. Pamit rafa setelah membayar makan yang mereka pesan, tidak lebih tepatnya para gadis itu yang memesannya.

Baru saja langkah kaki rafa melangkah tubuhnya kembali berbalik menatap wajah rissa yang menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Ada yang lupa. Ujar Raffa dan langsung mencium pipi rissa dan memeprlihtkan cengirannya di kala rissa menatapnya tajam sedangkan dengan teman-temannya hanya cengo menatap kejadian yang di depannya tadi.

"RAFFAA!!. Teriak rissa saat sadar apa yang Raffa lakukan tapi sayangnya dirinya terlambat menyadari apa yang barusan terjadi dengan jantungnya sehingga sulit untuk berpikir

"Bye. Rafa pergi melangkahkan kakinya keluar dari kantin dengan senyum yang terus mengembang, melihat ekspresi rissa tadi membuat dirinya menahan diri untuk tidak mencubit kedua pipi yang sudah bermerah itu entah bagaimana bisa seorang badgirl seperti rissa memiliki wajah seimut itu.

"Sepertinya rasa itu mulai ada.

####

  Rissa berjalan dengan semburat merah di pipinya, mengabaikan godaan dari teman-temannya akan hal tadi.  Ah Raffa benar- benar membuatnya seperti orang gila yang senyum-senyum sendiri.

  Keempat gadis itu memasuki kelasnya yang baru saja di masuki guru.

Rissa mendudukkan bokongny di tempat duduknya, menatap lurus ke depan tanpa ekspresi, pikirannya melayang pada kejadian tadi, darahnya mendesir hangat sampai ke hatinya,  guru yang sedang menerangkan materi di abaikan oleh gadis itu, bahkan panggilan dari Gita pun tidak di dengar olehnya.

"Rissaa. Panggil Gita kesekian kalinya tapi tidak juga di respon oleh gadis itu.

Beberapa saat berlalu suara bel pulang berbunyi membuat rissa terkejut dan memasukan barang- barangnya ke dalam tas sama halnya dengan para murid lainnya dan berjalan keluar kelas.

Rissa berjalan bersama ketiga sahabatnya menuju gerbang, hari ini mereka sudah janjian untuk pergi ke mall dulu.

" sedikit bersenang- senang tidak masalah kan. Kata nia yang di setujui ketiganya.

Langkah kaki keempat gadis itu terhenti saat Raffa datang menatap rissa dengan senyum di wajahnya membuat telinga rissa panas saat mendengar teriakan alay dari fans Raffa saat melihat senyum lelaki itu.

"Udah mau pulang. Tanya Raffa membuat Rissa mengangguk.

"Mau aku antar. Tanya Raffa lagi dan mendapat gelengan dari rissa.

"Gak usah lo kan mau latihan basket, gue bareng teman-teman gue aja. Ujar rissa.

"Yaudah hati-hati. Ujar Raffa sambil mengacak rambut Rissa dan berlalu pergi sebelum rissa marah.

Keempat gadis itu berhenti di depan gerbang, menunggu jemputan Rara untuk mengantar mereka.

***

Sudah stengah jam rissa bersama ketiga sahabatnya hanya muter-muter di gedung bertingkat itu tanpa tau mau ngapain.

"Aduh, kita nonton aja deh daripada kekgini. Ujar Gita yang di setujui oleh mereka semua

Keempatnya memasuki studio setelah membeli tiket untuk nonton.

Waktu Sudah menunjukan 18.30 bertetapan dengan berakhirnya sebuah film yang keempat Gaddis itu tonton

"Lo yakin nggak mau bareng?. Ucapan dari nia mendapatkan anggukan dari Rissa.

"Lo Ra, mau bareng. Tanya Nia lagi

"Kebetulan bokap gue di dekat sini, mungkin bentar lagi kesini. Ucap Rara

"Oke deh gue ama Gita duluan yah, bye. Ucap Nia sambil melangkah pergi bersama Gita.

"Ehh Riss itu bokap gue, Lo nggak mau sekalian. Tanya Rara.

"Lo duluan aja lagian rumah kita nggak searah dan gue juga mau mampir di supermarket bentar. Ucap rissa yang di angguki Rara.

"Oke deh gue duluan yah.

Rissa menatap kesal handphone yang menampilkan aplikasi Gojek yang saat ini semua pengemudi sedang sibuk.

Jarum Jam terus berpindah membuat hembusan angin malam sangat terasa oleh Rissa tapi taksi ataupun ojek belum menampakan dirinya.

Rissa menghembuskan tapas kasar sepertinya dirinya harus brjalan sambil menunggu taksi yang lewat.

Senyum terbit di bibir rissa saat melihat jarak rumahnya semakin dekat tapi entah mengapa semakin kesini kaki yang tadinya berjalan berpuluh puluh kilometer kini terasa berat untuk melangkah.

Tubuhnya menegang, pandangannya datar, sorot matanya sulit di tebak ada apa dengan gadis itu, apa yang sebenarnya terjadi.

Happy reading

Little Light By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang