Eighteen

324 12 0
                                    

  Happy reading

Sang surya kembali menampikan cahayanya untuk bisa menyinari sang bumi, sinar matahari menyelusup dari celah gorden kamar gadis yang kini masih terlelap.

  Rissa membuka matanya malas karena suara deringan ponselnya yang berada di nakas.

  "Hallo riss lu gak sekolah atau telat sih. Suara dari Nia terdengar keras ditelingannya.

"Gue gak sekolah ijinin gue sakit yah. Ujar Rissa yang di balas tawa dari sebrang telpon.

"Gila bisa sakit juga lu, gue pikir penyakit yang takut sama lu. Ujar nia membuatnya kesal setengah mati.

"Bodo gue matiin nih. Ujar rissa sambil mematikan sambungannya sepihak.

Sementara di lain tempat ketiga sahabatnya itu tertawa terbahak-bahak karena berhasil menggoda Rissa yang sedang kesal sekarang.

  "Rissa Rissa gue jadi gemas sama lu. Ujar Gita yang di balas dengan tatapan jijik oleh Rara dan Nia.

  "Najis lu sumpah git. Ujar Rara yang di pelototi oleh Gita.

  Enak aja situ. Bantah Gita tidak mau kalah.

   Nia tersenyum melihat tingkah kedua sahabatnya itu yang terlihat seperti anak kecil yang memperebutkan mainan tapi siapa sangka kedua gadis itu sangat nakal.

"Aduh udah-udah jangan jadi anak kecil deh jijik gue liatnya. Ujar nia yang di balas senyum watdos keduanya.

"Ehh pulang sekolah kita kerumah Rissa kuy. Ajak nia yang diangguki keduanya

"Ayo, kasian juga tuh anak lagi kesal pasti. Ujar Rara sembil tertawa kecil.

"Kuyy lumayanlah buat habisin isi kulkasnya. Ujar Gita yang di balas tatapan tajam oleh Rara.

"Dasar orgil, udah yuk tinggalin aja. Ujar nia yang diangguki Rara dan berjalan meninggalkan Gita di tempat.

"Orgil apaandah. Teriak Gita tanpa memperdulikan suaranya yang cempreng menjadi pusat perhatian.

"Orang gila. Teriak Rara dan berjalan memasuki kelas bersamaan dengan suara bel masuk di bunyikan.

"Huaa, awas aja kalian ngatain gue gila. Ujar Gita saat sadar apa maksudnya.

###

Bel istirahat dibunyikan membuat para siswa-Siwi berhamburan keluar dari ruangan kelas untuk memenuhi para cacing-cacing di perutnya. Sama halnya dengan Raffa yang kini sedang berjalan menyusuri koridor yang ramai dengan wajah datar andalannya mengabaikan suara- suara pujian untuknya.

Langkah kakinya melangkah ke kelas seorng gadis yang ingin ditemuinya. Matanya menyusuri ruangan kelas mencari sosok gadisnya, namun bukan Rissa yang ia lihat justru para ketiga sahabat gadis itu.

Raffa berjalan mendekat kepada tiga orang gadis yang duduk sembari tertawa yang sepertinya menceritakan cerita konyol.

"Hey liat Rissa gak?". Tanya Raffa membuat ketiga gadis itu mendongak menatapnya.

"Rissa gak sekolah lagi sakit katanya. Suara Gita terdengar membalas pertanyaannya.

"Rissa sakit. Tanya Raffa lagi memastikan apa yang ia dengar  benar.

"Iya. Jawab Gita sambil menganggukan kepalanya.

"Yaudah makasih. Ujar Raffa sambil melangkahkan kakinya keluar dari kelas Rissa mengabaikan tatapan-tatapan memujinya saat dia di dalam tadi.

Rissa sakit kenapa dia bisa tidak tau, aishh bodoh sekali dirinya seharusnya ia tau. "Bagaimana keadaannya sekarang, kenpa gue bisa sebodoh ini sih".  Raffa memaki dirinya sendiri entah kenapa ada rasa khawatir jika memikirkan gadis itu.

Little Light By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang