XI. Stay

2.7K 264 12
                                    

"Besok kamu mau ke Jepang, lagi?" Kamu menekan kata 'lagi' di akhir kalimat.

Entah sudah ke berapa kalinya Kyungsoo pergi ke negeri sakura itu dalam beberapa bulan ini.

"Iya. Aku pergi bareng Chanyeol." Jawab Kyungsoo singkat. Saat ini ia sedang sibuk mengepak barang-barangnya ke dalam tas.

Kamu mengernyit, "Lagi?"

Iya. Lagi-lagi, Kyungsoo pergi ke Jepang dengan Chanyeol. Tidak hanya sekali atau dua kali. Tapi hampir setiap kali Kyungsoo pergi ke Jepang, pasti ia akan pergi dengan Chanyeol. Dan jujur saja itu membuatmu bertanya-tanya,

"Kenapa harus sama Chanyeol?"

Kyungsoo menoleh ke arahmu. Memastikan bagaimana ekspresimu sekarang ini. Dan tepat seperti dugaannya, kamu sedang membuang muka sambil mengerutkan keningmu. Kyungsoo tersenyum kemudian bangkit dari duduknya untuk menghampirimu.

"Kamu cemburu sama Chanyeol, hm?"

Kamu langsung menatap tajam ke arah namja di sampingmu itu.
"Bercanda." Ia mencubit pipimu gemas.

"Aku punya janji dengannya untuk datang ke konser cbx di jepang. Dan besok aku berniat untuk menepati janji itu."

"Bukannya belum lama ini kamu juga ke Jepang dengannya?"

"Itu beda urusan. Lagipula itukan udah beberapa bulan yang lalu."

Melihat caranya tersenyum manis seperti itu, membuatmu mendecih kesal. "Pacar kamu Chanyeol atau aku sih? Apa-apa sama Chanyeol terus."

Kyungsoo tersenyum gemas melihat tingkahmu. Aneh sekali, kenapa kamu harus cemburu pada orang seperti Chanyeol?

Ia meraih pundakmu, kemudian menariknya untuk bersandar pada tubuhnya. Kyungsoo menepuk-nepuk pundakmu pelan. "Kamu mau ikut, hm?"

Mendengar pertanyaan Kyungsoo membuatmu menghela napas panjang. Kamu tau alasan kenapa Kyungsoo tidak mengajakmu pergi bersamanya. Karena namja itu tau, kamu sibuk dengan pekerjaanmu. Dan lagi, pergi bersama dengannya sangat beresiko.

"Kamu besok kerja, kan? Aku tau, makanya aku gak bisa ngajak kamu."

Kamu memeluk Kyungsoo dari samping. Kamu memang baru saja mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan, setelah sekian lama melamar kerja kesana kemari.

"Mianhae. Giliran kamu punya waktu luang, malah aku yang sibuk."

Kyungsoo menangkap nada sedih pada ucapanmu. Ia tersenyum sambil mengusap pundakmu yang berada dalam rangkulannya. "It's okay. Kita bisa pergi lain kali."

Kamu melepas pelukanmu, dan menyandarkan kepalamu pada bahu Kyungsoo.

"Kita gak bisa, kyung." Rasa nyeri menyeruak dari dalam hatimu.

Kamu tidak pernah dan tidak akan bisa bepergian dengan Kyungsoo secara leluasa. Kamu tidak bisa jalan-jalan sambil bergandengan tangan dengannya, movie date, ke taman hiburan, dan kegiatan kencan lain layaknya pasangan normal.

Karena kekasihmu itu seorang idol, menyembunyikan hubungan kalian sudah menjadi resiko dan kewajiban. Tentu saja itu semua untuk menjaga citra idol, yaitu sebagai 'kekasih' bagi fansnya di depan publik.

Kyungsoo mengernyit setelah mendengar ucapanmu, "Kita bisa."

"Gak bisa dan gak akan bisa, kyung."

Kyungsoo menghela napasnya, "Kita bisa. Bahkan kita bisa pergi sekarang juga kalau kamu mau."

"Kyungsoo. Kamu tau kan resikonya. Aku gak mau karir kamu rusak cuma gara-gara aku---"

Kyungsoo meraih kedua pundakmu, membuatmu duduk menghadapnya. "YN, aku gak takut karir ku rusak. Kalaupun nanti karir ku selesai, itu pasti bukan karena kamu."

Kamu masih menunduk, entah kenapa rasa nyeri di hatimu tidak kunjung hilang.

"Kamu gak bisa berhenti jadi idol ya?" Tanpa sadar kalimat itu lolos dengan mulusnya dari mulutmu bersamaan dengan air mata yang mengalir menuruni tulang pipimu.

Sadar telah bicara sembarangan, kamu langsung meralat ucapanmu. "M-maksudku bukan.."

Kyungsoo mengangkat wajahmu. Ia mengerti perasaanmu, sangat mengerti.

Ibu jarinya menghapus bekas air mata di pipimu. Bohong jika Kyungsoo tidak merasakan apa yang kamu rasakan saat ini. Hatinya juga merasa sakit  sama sepertimu. Terlebih lagi, harus melihatmu menangis karena dirinya. Ia benci situasi ini.

"Apa mungkin sebaiknya aku berhenti saja?"

Kamu membulatkan matamu kemudian reflek menggeleng dengan cepat. "Engga. Apa sih. Jangan, aku gak akan ngizinin kamu buat berhenti."

"Kenapa? Tadi kamu yang minta." Kyungsoo terkekeh kecil.

"Selain kamu yang minta, jujur aku juga udah cape

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selain kamu yang minta, jujur aku juga udah cape." Kyungsoo mengatakannya sambil tersenyum tipis. Dan itu membuatmu merasa bersalah padanya.

"Tolong jangan pikirin kata-kataku yang tadi, ya." Kamu menatap Kyungsoo, berusaha memahami apa yang ada di pikirannya saat ini.

"Aku tau itu. Aku sangat mengerti." Kyungsoo menghela napasnya, kemudian menatapmu.

"Aku hanya takut jika aku terus melanjutkannya, keberadaanku di sisimu justru akan menyakitimu." Lanjutnya.

Kamu menggeleng cepat, "Gak akan. Aku bisa menahan semuanya."

Kyungsoo mengulum senyum, ia menjitak jidatmu pelan. "Gak boleh gitu. Aku mau kamu jujur soal perasaanmu, jangan ditahan sendiri. Paham?"

Kamu meringis sambil mengusap jidatmu. "Iya, paham." Kamu memalingkan wajahmu sambil cemberut. Walaupun pelan, jitakan Kyungsoo barusan terasa lumayan sakit.

"Sini." Kyungsoo meraih pundakmu, agar dirimu kembali menghadap ke arahnya.

Cup.
Ia mengecup keningmu.

Kamu tersenyum, kemudian memejamkan matamu. Berusaha merasakan rasa tenang yang Kyungsoo coba berikan saat ini. Setelah itu, Kyungsoo memelukmu erat dan menghela napasnya panjang. "Bertahanlah sebentar lagi, ya."

Ia melepas pelukannya kemudian menatapmu sambil tersenyum, "Saranghae."

Kamu membalasnya dengan senyuman yang tidak kalah manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu membalasnya dengan senyuman yang tidak kalah manis.

"Nado."

-oOo-

padahal udah lama ga up tapi sekalinya up singkat banget.

HUHUHU maaf ya:( akan kuusahakan next chap lebih panjang deh

-Love, Jiunsoo🌷

















Your Boyfriend ; Do KyungsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang