Dari sebuah apartemen kecil dengan tembok tipis itu, dapat terdengar dengan jelas suara tangis yang tak kunjung berhenti sejak 2 hari lalu.
Hal itu memancing emosi seorang namja dengan masker di wajahnya untuk mengunjungi tetangganya itu karena tangisan yang benar-benar berhasil membuatnya sakit kepala.
tok tok tok
"Y/N !!!"
Hening untuk beberapa saat sampai terdengar suara pintu terbuka. Dari balik pintu terlihat seorang yeoja dengan kantung mata yang menghitam, rambut acak-acakan, oh-- jangan lupa dengan mimik muka tak bersalah.
"Leo--"
"--Oppa." potongnya tegas.
"Oh, iya. Ada apa oppa?" tanya yeoja itu sambil sesekali mengelap wajahnya yang sembab.Tanpa menjawab namja tadi langsung masuk tanpa izin dari sang pemilik apartemen. Lalu, melihat sekitar dan mengelus dadanya.
"Kau harus sabar Leo." gumamnya."Kenapa sih--"
"KAU ITU NGAPAIN AJA SIHH??"
YN menutup rapat-rapat telinganya. Lalu mengusapnya pelan,"Aish, kau itu berisik banget sih."
"Yak! Bagaimana aku bisa diam? Kau itu nangis mulu! Gak ada berhentinya. Bikin sakit kepala sumpah! AISH." Namja itu, Leo, meringis memegangi kepalanya yang rasanya sebentar lagi akan meledak.
"Oppaa--"
"Apa lagi?!"
YN menunduk takut-takut, "Masker nya retak tuh.."Leo langsung meraba wajahnya yang dilapisi masker putih itu.
"AISHH." Kemudian, berjalan dengan kesal ke arah wastafel untuk membasuh wajahnya.
Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, YN mengendap-endap ke arah kamarnya. "Jangan berani-beraninya untuk kabur YN."
YN's pov
Aish. Dia bisa baca pikiran ya? Aku hanya dapat mencibir di belakangnya.
"Nah." Oke, dia sudah selesai dengan maskernya itu.
"Tolong jelaskan semuanya."Mataku kembali berkaca-kaca, "Oppa--"
"--Ah, iya aku sudah tahu."
Potong saja terus ucapanku. Tadi minta jelasin, sekarang bilang udah tau. Iya oppa, gapapa."Pasti mau nonton konser tapi gapunya uang. Iya kan?" Ia melipat kedua tangannya di depan dada.
"Huaaa. Gimana dong, oppaa?" Aku berlari ke dalam pelukannya dan menangis kejar.
Aku? Cengeng? Gak lah.
Gak salah lagi.Aku dapat merasakan Leo oppa menghela napas, lalu mengusap-usap punggungku. "Untung aku udah ada uang buat nonton konsernya." Katanya sambil tertawa.
Ck, kirain mau beliin tiket.
"Nangis-nangisan kayak gini, gak cape apa?"
Nah. Lupa kan tuh. Hening sebentar, lalu aku mengangguk pelan. "Cape sih.. Sedikit."
"Yaudah, sabar aja. Kalau emang rezeki kamu, nanti juga bisa nonton."
Ia menahan tawa.
Kucubit pinggangnya kesal. Lalu, Leo melepas pelukannya dariku dan berjalan ke arah pintu depan sambil meringis, hendak pulang.Namun, tiba-tiba ia menoleh cepat ke arah ku. Membuatku mengernyit heran. "Wae-yo?"
"Jangan nangis lagi, berisik! Bikin pusing!" Lalu, ia menutup pintu apartemen ku keras.
"Aish. Kasar banget."
Aku melihat kalender yang berada di nakas. Besok hari yang ditunggu-tunggu. Pembelian tiket konser dibuka besok. Aku yakin 100% EXO-L lain di luar sana sedang gencar-gencarnya mencari merchandise untuk dibawa saat konser minggu depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Boyfriend ; Do Kyungsoo
Fiksi Penggemar[Bahasa] ⚠️privated chapter. ⚠️slow update. Your daily life with ; Do Kyungsoo. 2018, Jiunsoo #1 do (211019)