BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA!Jaemin POV
"Tidak! Ini salah paham sayang. Aku bisa jelaskan!"
"Cukup! Dari awal memang aku salah. Seharusnya aku tidak pernah membuka hati pada lelaki brengsek seperti dirimu!" ucap Jimin penuh amarah.
Aku tidak tahu harus bagaimana lagi menjelaskan padanya. Aku pun tidak tahu pasti apa yang terjadi kemarin malam.
Flashback on
Ku rasakan kepalaku yang berdenyut nyeri. Punggungku sakit sekali.
Mataku terbuka secara perlahan menyesuaikan dengan cahaya yang remang-remang.
"Eugh, dimana aku?" lenguhku setengah sadar.
Aku mencoba mendudukkan diriku dan aku sadar sepenuhnya sekarang.
Terakhir kali aku berada di rumah sakit dan hendak pulang namun ada suster yang..
"Oh Shit!" umpatku saat menyadari sepenuhnya bahwa diriku tak lagi berada di rumah sakit.
Namun di sebuah kamar hotel!
Jantungku mulai berdegup kencang. Ku putar kepalaku memandang ke samping.
Dan Oh My God!
"Siapa gadis jalang ini ya Tuhan? Dan mengapa aku bertelanjang dada? Sialan aku sudah di jebak!" aku pun hendak meraih kemejaku yang tergeletak di lantai namun pergerakan ku tertahan oleh sebuah tangan yang mencekal lenganku.
"Sayang, kau sudah bangun?"
Deg!
"S-Seo Herin?"
Astaga! Apa yang sudah ku lakukan? Bukankah sekarang aku mirip seperti lelaki brengsek yang berselingkuh di belakang istrinya?
"Apa yang terjadi? Dan dimana bajumu! Cepat pakai sialan!" aku menyentak tangannya dengan paksa.
Sungguh aku merasa jijik dengannya. Dan aku pun merasa jijik pada diriku sendiri.
'Ya Tuhan, ampuni aku' batinku memohon ampun.
"Ck, tidak usah munafik Jaemin~ssi. Bukankah kau tadi malam menikmatinya? Dan kau selalu mengerang nikmat meneriakkan namaku dengan seksi. Apa kau lupa hm?" ucap Herin yang membuatku seperti terpukul beton besar.
Benarkah aku melakukannya semalam?
Apa aku sungguh tidak perjaka lagi sekarang?
Apa jalang ini yang sudah mengambilnya?
Tidak, tidak ini semua tidak benar.
Tapi.. Tapi jika ini benar adanya bagaimana dengan istriku? Aku mencintainya.
"Kau pasti berbohong kan? Jujur padaku Herin~ssi. Katakan bahwa aku tidak melakukannya!" teriakku membuatnya ingin menangis.
Masa bodoh jika dia menangis meraung-raung aku tidak peduli.
Kurasa tidak ada jawaban darinya. Aku pun memakai pakaianku kembali dan membereskan barang-barang ku.
Ku lirik jam dinding yang menunjukkan pukul tiga pagi.
Sial! Jimin pasti sudah menungguku. Aku harus segera pulang.
Namun saat tanganku hendak membuka pintu, Herin kembali berujar.
"Jika nanti aku hamil. Kau harus mempertanggung jawab kan perbuatanmu Jaemin~ssi!"
"Bagaimana kau bisa hamil jika aku sama sekali tidak merasa pernah memasukimu jalang sialan!" bentakku padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unilateral Love | Jaemin X Karina ✔
Fanfiction[END] Menikah dengan sosok yang diam-diam menyimpan dendam pada keluargamu? Apa kau sanggup? ©Dmalevolus