Missing You

2.8K 225 55
                                    


Jimin POV

"Melamun lagi sayang?"

"Eoh, Eomma. Aku tidak melamun. Hanya saja aku merindukannya Eomma" ucapku lirih sambil mengusap perutku yang kian membuncit.

Usia kandunganku sudah menginjak empat bulan dan semenjak suamiku mendapatkan hukuman penjara selama enam bulan, aku sangat merasa menderita lantaran kesepian.

Mungkin memang ada Eomma yang selalu menemaniku kapan pun, tapi tetap saja. Sosok suami yang setiap harinya mendampingiku kini tidak ada lagi.

Butuh kesabaran ekstra untuk menangani rasa rindu ini. Hampir setiap hari aku menjenguk suamiku. Namun Jaemin selalu marah padaku karena dia tidak ingin aku kelelahan karena mengunjunginya. Dia hanya memberiku ijin seminggu sekali untuk berkunjung.

Huh, menyebalkan.

"Jika kau rindu, mengapa tidak pergi menemuinya?" tanya Eomma sambil mengusap kepalaku penuh kasih sayang.

"Tidak Eomma, dia nanti akan marah karena ini bukan hari minggu. Aku hanya boleh mengunjunginya seminggu sekali bukan?" keluhku sambil merengut. Masa bodoh jika di bilang kekanankan. Aku tidak peduli lagi.

"Jadi kau tidak akan menemuinya jika itu bukan hari minggu begitu?"

"Hum, tapi Eomma. Entah kenapa aku sangat ingin bertemu dengan nenek. Apa boleh?" ucapku was-was.

"Tentu saja boleh sayang. Ayo Eomma temani. Aku juga ingin membuat hubungan baik dengannya meskipun dia sudah membunuh appamu. Nanti sekalian kita menjenguk suamimu" ucap Eomma yang membuatku memekik girang.

Oh, sungguh ide yang cemerlang.

Namun saat aku mengingat bahwa nenek akan di penjara seumur hidup aku jadi merasa sedih.

Jeno sama sekali tidak bisa membantu meringankan hukuman nenek. Memang hukum di Korea Selatan sangat tegas dan tidak dapat di ganggu gugat lagi.

"Bagaimana jika kita membuat masakan kesukaan mereka Eomma? Mereka pasti senang" usulku yang di setujui Eomma.

Setelah lama berkutat Dengan peralatan dapur kini kami sudah siap dengan hasil masakan kami.

Mengganti pakaian yang lebih pantas, kami pun siap berangkat menemui mereka.

Setelah sampai kami pun langsung di arahkan ke sel nenek yang digabungkan dengan para nara pidana sekelas pembunuhan dan kejahatan bermotif menghilangkan nyawa sesorang lainnya.

Dan kita pun sudah berada di depan nenek sekarang. Dia tampak enggan untuk mengangkat kepalanya sekedar untuk menyapa kami. Dan itu membuatku ingin menangis.

"Nenek, apa kabar?" ucapku sambil memegang tangannya.

Ku lihat dia sempat kaget saat merasakan sentuhanku. Beruntung kami di bawa ke ruangan yang lebih privasi jadi kami bisa bercengkerama dengan leluasa. Ini semua tentu berkat mantan kekasihku.

"Seperti yang kau lihat. Aku tidak baik. Sebentar lagi mungkin aku akan mati membusuk di sini" ucap nenek lirih dengan isak tangisnya.

Eommaku bergerak cepat merengkuh tubuh rentan nenek dengan hangat. Ku lihat Eomma juga menangis di sana.

Air mataku juga tanpa bisa di bendung lagi kini mulai meluruh berlomba-lomba ingin mengeluarkan semua kesedihanku.

"Bertahanlah lebih lama, jangan siksa dirimu seperti ini. Kau semakin kurus dan terlihat putus asa. Lihatlah, di perut Jimin ada calon cicitmu. Tidakkah kau ingin melihatnya lahir eoh?" ucap Eomma memberi semangat pada nenek.

Unilateral Love | Jaemin X Karina ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang