Chapter 15

250 34 88
                                    

Selamat datang di chapter 15

Tinggalkan jejak dengan vote dan komen

Tandai jika ada typo (maklum suka gentayangan)

Thanks

Happy reading everyone

Hope you like it

❤️❤️❤️

________________________________________

Madly in love with someone that you don’t expect yet,
but your heart still want to say no,
just because you think that’s embrassing [18]

~Cecilia Bintang~
________________________________________

~Cecilia Bintang~________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puncak, 7 Agustus
14.33 p.m.

Selama beberapa menit menyusuri Taman Rahasia yang seakan menelan mereka, masih sambil bergandengan tangan, Bintang dan Galaxy sesekali berdebat tentang pemilihan jalan. Berbelok ke kanan, ke kiri, ke depan atau ke cabang lain. Kadang menemui jalan buntu, suatu waktu juga berpapasan dengan orang-orang mau pun pasangan lain. Lalu ada sesuatu yang menyita perhatian Bintang. Maka dari itu tangannya yang masih bertautan dengan Galaxy dia tarik-tarik untuk memberi isyarat agar berhenti sejenak.

“Kenapa? Kakak kedinginan? Mau dipelu—”

Satu pukulan ringan mendarat dilengan kekar laki-laki itu. Sehingga membuat Galaxy menghentikan kalimat dari kepolosannya yang hakiki.

“Kok mereka kayak megang peta sih?” tanya Bintang sambil menunjuk pasangan lain yang kebetulan baru saja melintas. Salah satu dari pasangan itu memegang selembar kertas yang tadi sempat Bintang curi pandang menggambarkan denah Taman Rahasia.

“Nggak tahu, coba kita tanya.”

Usai mengikuti arah pandangan Bintang, Galaxy kembali menarik tangan gadis itu yang menurut untuk menyusul pasangan tersebut. Setibanya di samping mereka, dia bertanya, “Dapet peta dari mana ya Bang?”

Laki-laki yang dipanggil bang itu pun berhenti, menoleh lalu menjawab, “Tadi waktu mau masuk sini petugasnya jualan.”

“Kok tadi gue nggak liat ada petugas di pintu masuk?” gumam Bintang. Galaxy yang mendengar gumamannya mengangguk tanda setuju.

Sebenarnya untuk masuk Taman Rahasia harus membayar seribu rupiah dan bisa membeli peta yang dijual petugas di pintu masuk. Namun karena sibuk dengan kegiatan masing-masing—Bintang yang sibuk mencari tempat ngomel yang tepat dan Galaxy yang sibuk memotret gandengan mereka—jadi tidak sadar jika asal main serobot masuk. Petugasnya pun hanya bisa geleng-geleng kepala dan memaklumi kelakuan mereka sebab merasa pernah muda.

Bintang GalaxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang