SUDAH DITERBITKAN OLEH NOVELINDO PUBLISHING
Seperti arti dari sebuah nama. Tingginya 175 cm, bersinar karena prestasinya dalam bidang basket, suka makan seblak mercon dan mempunyai fans club namun sayangnya tomboy.
Cecilia Bintang menganggap sahabat...
I think about you everyday now Was a time when I wasn’t sure ... but you set my mind at ease There is no doubt ... You’re in my heart now
~Gun’s and Roses-Patience~ _____________________________________________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jakarta, 21 Agustus 10.00 a.m.
Jam istirahat memang selalu ditunggu para murid. Terlebih bagi Bintang yang merasa kali ini begitu spesial dan amat dinanti. Setelah menyuruh Barja ke kantin mbok Sarmi terlebih dahulu, dia melipir ke ruang musik yang ternyata pintunya sedikit terbuka, menyebabkannya suara samar-samar dentingan piano bisa terdengar hingga ke depan ruangan itu.
Bintang membukanya agak lebar dan suara dentingan itu segera menyapanya lebih keras. Langkah membawa tubuh gadis itu masuk ke ruang musik tersebut. Matanya pun refleks menjelajah. Pasalanya baru kali ini dia menginjakkan kaki di ruang ini.
Ruang musik itu sendiri berbentuk seperti tempat pertunjukan mirip ruang teater. Ada panggung yang tidak terlalu luas di tengah ruangan. Bagian kedua sisinya terdapat beberapa alat musik seperti gitar, drum, sound system, standing mic di tengah-tengah, dan piano di dekat sana yang saat ini digunakan Galaxy, lampu-lampu berjajar dengan jarak tertentu pada pinggiran panggung dan juga kursi berderet di depannya.
Bintang masih mengamati sekeliling. Ruang musik itu hanya ada dirinya dan Galaxy. Meskipun begitu, dentingan piano laki-laki itu mengusir sepi yang menyelimuti seluruh penjuru ruangan tersebut.
Bintang menaiki dua anak tangga untuk mencapai panggung dan berdiri di belakang laki-laki itu. Menatap punggung lebar Galaxy yang gagah sesaat, sebelum memindah tubuh ke samping piano. Lalu memperhatikan gerakan jari-jemari Galaxy yang panjang dan lincah sedang menari di atas jajaran tut.
Mata laki-laki itu terpejam, begitu menyatu dengan permainan piano bersama nada-nada indah yang dihasilkan sehingga tidak melihat kehadiran Bintang. Sangat berbakat, tidak heran kalau laki-laki itu akan mengadakan konser tunggal bulan depan. Hingga nada itu berakhir, suara tepuk tangan Bintang baru membuat Galaxy menyadari kehadiran gadis itu.