SUDAH DITERBITKAN OLEH NOVELINDO PUBLISHING
Seperti arti dari sebuah nama. Tingginya 175 cm, bersinar karena prestasinya dalam bidang basket, suka makan seblak mercon dan mempunyai fans club namun sayangnya tomboy.
Cecilia Bintang menganggap sahabat...
Usaha boleh, tapi tahu batasan Istilahnya pake feeling Kalau ambisi, lo bisa aja usaha pake segala macem cara buat dapetin yang lo incar tanpa pake perasaan dan lebih cenderung maksa
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jakarta, 4 Oktober 09.00 p.m.
Debuman halus berasal dari pintu mobil yang tertutup menarik Galaxy dari kenyataan. Sudah dia duga sebelumnya bila Bintang memang tidak menganggap apa yang dia lakukan itu penting. Seperti saat ini contohnya, ketika dia menguji gadis itu untuk mengantarnya pulang di tengah acara makan malam, Bintang bahkan tidak bereaksi dan tidak mengatakan sepatah kata pun padanya selama perjalanan. Hanya ucapan terima kasih serta tidak akan mengulangi apa yang membuatnya muak.
Galaxy memukul stir dan menelungkupkan kepala di sana dengan posisi wajah melihat gadis itu masuk rumah.
Bohong bila dia tidak senang akan kehadiran gadis itu dalam konser tunggalnya. Apalagi dengan penampilan luar biasa manis seperti itu dan memberinya buket tanaman min yang cantik. Namun yang sangat Galaxy benci adalah reaksi Bintang yang tidak menunjukkan adanya tanda-tanda sakit hati atas perlakuannya. Itu berarti Bintang tidak menganggapnya penting. Kesimpulan tersebut seperti sebilah pedang yang menggores seluruh hatinya. Tidak berdarah, tapi sakitnya bukan main.
Jakarta, 4 Oktober 09.07 p.m.
Bintang : Thanks banget buat bantuan kalian, tapi lain kali, jangan paksa gue ketemu dia lagi ya
Bintang mengirimkan pesan yang telah diketiknya tersebut pada semua orang yang ikut andil dalam mempertemukannya dengan Galaxy malam ini. Setelah itu memosisikan dirinya tengkurap sambil memejamkan mata.
Gadis itu merasa luka yang menganga dalam rongga dadanya bertambah parah. Mungkin sudah menjalar ke paru-paru dan menyebar ke seluruh tubuhnya. Sampai-sampai bernapas pun terasa menyakitkan.
Beberapa detik usai pesan itu terkirim, Barja meneleponnya. Rasanya Bintang tidak sanggup untuk menjawab. Tidak hanya Barja, tapi juga Aira, dua sahabat dan pacar kakaknya juga ikut menelepon. Namun Bintang mengabaikan semua itu.
Tok tok tok ....
“Tang?” panggil Bulan sembari mengetuk pintu kamar adik tomboy-nya itu.
Tok tok tok ....
“Dek?” panggil Bulan sekali lagi. Kalau kakaknya sudah memanggilnya dengan sebutan itu, artinya Bulan sedang serius, tapi Bintang benar-benar tidak memiliki tenaga bahkan untuk sekadar menjawab.
Tok tok tok ....
“Dek, gue minta maaf ya Dek, buka pintunya bentar. Gue mau ngomong. Jaja udah nyeritain semuanya sama gue.”
Bintang masih tidak ingin peduli. Biarlah semuanya terungkap dan semua orang tahu. Toh tidak akan mengubah kenyataan. Bintang juga sudah lelah bertahan dalam keputus asaan. Tidak ada yang bisa mengubah hati manusia kecuali sang Pencipta.
“Jangan sedih ya Dek, lo masih punya gue, mama, Jaja, sama temen-temen lo semua yang peduli.”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.