Kini, masih dikediaman rumah besar Arsya.
Lelaki tampan itu, masih memejamkan matanya. Padahal, matahari sudah terbit sejak 3 jam yang lalu. Ketukan pintu dari luar pun ia hiraukan saja. Sampai sebuah notif pesan pun membuatnya terbangun dari mimpi indahnya.Bungaku❤️
Sya. Kita kan libur kuliah hari ini, aku mau ajak kamu ketaman nanti sore. Kamu mau kan?Arsya tersenyum dan membalas.
✅Iya sayang nanti sore aku jemput ya.
Eh gausah kita ketemuan disana aja ya😂😘
✅Ok nanti sore ya sayang❤️❤️❤️
Setelah membalas pesan dari Bunga, Arsya mendengar papahnya kembali mengetuk pintu.
"Sya bangunnn. Sarapan dulu Sya" teriak Dewo dari luar kamar Arsya. Sambil sesekali tangan keriputnya menggedor pintu yang ditempeli kartun Barcelona.
"Iya pahhh 5 menit lg aku keluar. Mau mandi dulu." Balasnya. Terdengar bunyi langkah kaki yang menjauh. Arsya langsung bangun dan berlalu untuk mandi kemudian turun menemui Dewo.
5 menit tepat setelah Arsya mandi, ia berlalu turun kebawah. Saat menuruni tangga, ia melihat seorang gadis yang kira kira umurnya dibawah dia 3 tahun sedang menyantap makanan yang tersaji di meja makan. Ia mengernyit. Siapa gadis itu?
Ditangga terakhir dengan sengaja Arsya terbatuk. Seketika gadis itu tersadar dan menoleh ke arah Arsya.Uhukkk. Gadis itu menoleh dan tersenyum kikuk pada Arsya. Arsya hanya acuh dan beralih duduk disebrang gadis itu makan. Arsya mengambil nasigoreng dan menyantapnya tanpa memperdulikan gadis itu. Tiba2, dari arah halaman belakang, Dewo datang dan menepuk pelan pundak Arsya.
"Syaa" panggil Dewo. Arsya menoleh sekilas dan melanjutkan menyantap nasigorengnya.
"Syaaa. Papah mau bicara" ucap Dewo serius. Kini, ia sudah terduduk disamping Arsya. Sedangkan gadis itu, hanya diam dan tetap melanjutkan sarapannya.
"Yaudah tinggal bicara aja pah. Kenapa si?" Balas Arsya kesal. Dewo menghela nafas panjang dan menoleh sekilas kearah gadis itu. Sedikit memberikan senyuman seolah berkata "tidak apa apa". Gadis itu pun tiba tiba pergi meninggalkan Arsya dan Dewo. Mungkin ia membiarkan Dewo berbicara empat mata dengan Arsya.
"Kamu tau gadis itu?" Tanya Dewo.
Arsya mengernyit bingung.
"Gadis siapa? Yg tadi makan juga?"
Dewo mengangguk. Ia terlihat menghela nafas lagi. Arsya semakin dibuat penasaran dengan sikap papahnya."Dia..di.. dia"
"Apasih pah ngomong yang jelas" potong Arsya tak sabar.
"Dia adalah adik kamu" setelah mendengar perkataan Dewo, detik itu juga Arsya menghempaskan sendok dan garpu yang ia pegang. Sehingga menimbulkan denting yang sedikit mengejutkan. Arsya menatap tajam Dewo."Apa maksud papah? Sejak kapan aku punya adik?" Tanya Arsya
"Kamu dengerin papah dulu"
"Kebohongan apa yang udh papah sembunyikan dari aku?" Tanya Arsya lagi."Jadi, gadis itu adalah Rizka Zevina Alinsky"
"Alinsky? Kenapa nama belakang dia sama aku sama?" Potong Arsya. Dewo menarik nafas pelan dan menghembuskannya perlahan. Dia harus sabar menjelaskannya. Arsya sangat menuruni sifatnya. Emosian,dan tak sabaran."Denger kan papah bicara dulu" ucap Dewo selembut mungkin.
"Iya kenapa nama belakang Rizka denganmu sama, karena memang Rizka adalah anak kandung papah" setelah mengucapkan itu, Arsya sungguh kaget dan mematung. Apa maksudnya ini? Anak kandung?