A place called home

2K 254 10
                                    

A Place Call Home

Pasca kejadian di koridor terlarang, banyak orang yang membicarakan Henrietta dan menghilangnya Professor Quirell. Tentu saja kabar seperti itu selalu di lebih - lebihkan. Para Slytherin menanggapi dengan sikap biasa saja. Mereka lebih memilih berkonsterasi dengan pelajaran.

Persephone memiliki hobi baru, yaitu membuat saudara kembarnya kesal. Hal cukup mudah bagi putri mahkota kerajaan Lyon tersebut. Sejak gadis itu mengetahui fakta bahwa Henrietta memiliki perasaan khusus pada matenya, Draco Malfoy. Ia memiliki kesempatan untuk membuat Henrietta cemburu.

Takdir yang menyatukannya dengan Draco membuatnya sadar, kakak kembarnya boleh mendapatkan perhatian seluruh dunia sihir. Tapi Persephonelah yang memiliki kasih sayang sejati.

Jamuan makan malam untuk mengakhiri tahun pertama di gelar. Lambang ular asrama Slytherin serta warna hijau dan perak mendominasi, pertanda bahwa asrama Slytherin memenangkan piala asrama. Tentu saja, mereka harus berlapang dada kala kepala sekolah memberi point di akhir tahun yang memenangkan Gryffindor.

Persephone tersenyum tipis. "Flint" panggil Persephone saat mereka hendak menuju stasiun Hogsmede. " Ya nona Levainconis?" jawab Marcus Flint.

"Bisakah aku ikut uji coba seeker tahun depan?" tanya Persephone. Draco yang mendengar pembicaraan tersebut langsung mendekat. "Aku juga Flint, Posisi Chaser untukku." tambah Draco. Marcus Flint yang menjabat sebagai kapten team Quindditch Slytherin mengangguk.

Draco dan Persephone kembali bergabung bersama sahabat - sahabatnya. Persephone sudah mengambil keputusan. Ia akan menjadi lawan bagi saudara kembarnya.

Timeskip

Helena Levainconis sudah berada stasiun King Cross, menunggu kedatangan putri kesayangannya. "Ah Your Highness." sapa Narcissa Malfoy dengan sopan. Helena menganggukkan kepalanya. "Nyonya Malfoy," kata Helena membalas sapaan Narcissa.

Kedua wanita tersebut asik mengobrol panjang lebar mengenai putra dan putri mereka. Tanpa mereka sadari rombongan Potter dan Weasley sudah tiba. Sama halnya dengan keluarga Greengrass,Zabini dan Parkinson. Pembicaraan mereka tak jauh - jauh dari topik pembicaraan anak - anak mereka. Helena pun mengundang mereka untuk datang ke pesta ulang tahun Persephone yang kedua belas sekaligus melihat festival di kerajaan Lyon.

Hogwarts Express pun telah tiba di stasiun king cross, London. Persephone yang sudah tidak sabar segera berdiri. "Kau benar - benar merindukan ibumu ya" goda Pansy. Wajah Persephone langsung memerah. "Ini pertama kalinya aku berpisah lama dengan Mama." jawab Persephone sambil mempoutkan bibirnya, membuatnya semakin imut. Wajah Draco ganti memerah. "Ehem lebih baik kita turun, Aku yakin aunt Adeline sudah menunggu" ajak Hermione. Blaise mengangguk.

"MAMA!" teriak Persephone yang segera berlari menuju arah ibunya.

Helena terdiam sesaat mendengar teriakan putri kesayangannya. Narcissa dan Nyonya Parkinson tertawa kecil. Sesaat kemudian ratu kecilnya,sudah berada dalam pelukannya. "Aku merindukan mama"kata Persephone. Helena tersenyum. "Aku juga, My little queen." balas Helena sambil mengecup kening Persephone.

"Perse, jangan buat orang khawatir begitu. Tiba - tiba menghilang." tegur Draco. Narcissa pun membawa putra semata wayangnya dalam pelukannya. "Ah My Dragon." kata Narcissa.

Para orang tua segera melepaskan kerinduan mereka pada anak - anak mereka. Mereka pun segera berpamitan dan berjanji untuk datang ke pesta ulang tahun Persephone. "Ayo little queen, jangan membuat ayahmu menunggu" ajak Helena

Empress of PhoenixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang