dua puluh enam

2.2K 117 6
                                    

Apa kabar gess???






Adel dan arkan masih berada di kantin rumah sakit. Arkan masih memperhatikan adel.

" gemes banget gue ama bocah ini." Batin arkan.

Kring...

Ponsel arkan berbunyi pertanda ada telepon masuk.

Mama is calling....

Arkan pun segera mengangkatnya.

"Hallo mah?ada apa?."

"Mama udah dirumah sakit nih."

"Kok mama enggak bilang dulu kalau mau kesini."

"Kan kata kamu juga kalau mau kesini datang aja. Kamu dimana?mama lagi di depan kamar neneknya adel. Kok sepi?."

"Arkan lagi nemenin  adel makan mah. Mama tolong jagain nenek adel ya sebentar."

"Oke."

Tutt

Arkan pun menutup teleponnya.

"Nyokap lo?." Tanya adel.

"Iyaa mereka udah dikamar nenek lo." Ucapan arkan membuat adel terkejut. Dan langsung buru-buru makan.

"Udah tenang aja. Gue udah bilang kok, lo lanjut makan aja." Kata arkan.

"Tapi enggak enak ada nyokap bokap lo."

"Gue udah bilang sama mama papa kalau jagain nenek lo sebentar." Kata arkan. Dan adel pun menghela nafas.

"Gue kenyang." Kata adel dan langsung berdiri tapi langsung di cekal oleh arkan.

"Gue mau bawa lo kesuatu tempat, enggak jauh kok, enggak keluar dari rumah sakit." Kata arkan.

"Tap--."

"Udah ayo." Perkataan adel terpotong karena arkan langsung membawanya pergi dari kantin.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡

"Sudah di telepon mah si arkan?." Tanya ardi. Sekarang mereka berada di dalam kamar nenek adel.

"Udah pah. Si arkan lagi nemenin adel makan." Kata yuli yang membuat ardi tersenyum-senyum.

"Papa kenapa senyum-senyum gitu?." Tanya yuli heran.

"Enggak apa-apa. Papa senang aja anak kita udah gede, udah dewasa. Udah bisa jagain anak perempuan. Kayaknya mereka cocok. Papa udaj ngerestuin hubungan mereka." Kata ardi yang membuat yuli terkejut.

"Apaan si pah. Mereka tuh masih kecil, mereka masih cinta monyet. Belum waktunya pacaran-pacaran. Mereka aja masih sekolah, arkan aja belum mapan kok."

"Ahh mama mah enggak seru." Yuli hanya menggeleng-gelengkan kepalany saja saat melihat tingkat suaminya itu.

♡♡♡♡♡♡♡♡

Ternyata Arkan membawa adel ke roftop rumah  sakit.

"Ngapain lo bawa gue kesini?." Tanya adel.

"Gue tau lo itu butuh ketenangan kan. Makannya gue bawa kesini." Jawab arkan. Adel hanya diam dan melihat pemandangan di depan yang cukup indah. Karena di bawah adel bisa melihat anak-anak kecil yanh sedang tertawa bahagia walaupun anak kecil itu sedang berjuang untuk hidupnya. Dan yang membuat adel sedih ia melihat satu keluarga yang utuh. Yang terlihat sedang sangat bahagia. Sepertinya anaknya sedang sakit dan ayah dan ibunya setia memberi semangat untuk anaknya agar sembuh.

Arkan melihat adel yang terlihat sedih. Ia pun memegang bahu adel dan langsung membuat adel menatap arkan.

"Pleas del jangan sedih terus. Disini ada kita semua yang selalu di samping lo." Kata arkan berusaha meyakinkan adel.

"Gue enggak mau ditinggalin nenek gue. Nenek gue yang gue punya satu-satunya dan yang paling gue sayang setelah mama dan papa." Lirih adel. Tak sadar air matanya menetes.

"Don't cry pleas." Arkan langsung memeluk adel erat. Adel menggelamkan kepalanya di dada bidang arkan dan mulai terisak.

"G-ggue cengeng." Kata adel pelan.

"Enggak-enggak lo enggak cengeng gue tahu kok perasaan lo kayak gimana."

ARDELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang