tiga puluh tiga

498 23 0
                                    

Mon maap kalau ada yg typo2...

Adel dan arkan sudah sampai di rumah sakit. Mereka langsung menuju keruangan nenek adel.

"Tante,om kalian ngapaian di luar?." Tanya adel bingung saat adel melihat ardi dan yuli ada diluar ruangan nenek nya.

"Mama kenapa kok kaya sedih gitu? Nenek adel gapap kan?." Tanya arkan.

Yuli tidak menjawab pertanyaan arkan, ia malah memeluk adel. Dan itu membuat adel nambah bingung.

"Ta--tante kenapa?." Adel membalas pelukan yuli.

"Nenek gapapa kan tan?." Tanyanya.

"Kamu yang sabar ya, nenek kamu tiba-tiba jantungnya lemah dokter di dalam sedang berusaha." Jelas yuli dengan suara seraknya.

Adel lemas, ia diam seperti batu saat mendengarkan kabar neneknya yang tidak baik-baik saja. Runtuh sudah kebahagiaan adel, baru saja adel ingin memberi tahu nenek nya kalau adel mendapatkan sertifikat lomba kejuaraan pmr.

Seakan tahu adel mulai lemah yuli pun memperkuat pelukannya. Adel masih diam dia tidak bisa berkata-kata lagi. Arkan yang mendengar juga terkejut.

"Kok bisa?." Tanya arkan pelan kepada papanya.

"Papa tidak tahu. Mama kamu tiba-tiba menelepon papa kalau nenek adel keadaanya buruk." Jelas ardi.

"Sabar sayang, dokter sedang berjuang,nenek kamu juga sedang berjuang." Kata yuli sembaru menuntun adel untuk duduk.

" ya allah aku mohon jangan dulu ambil nenek dari adel. Adel enggak punya siapa-siapa lagi."
Batin adel.

Tak lama ruangan neneknya terbuka dan dokter keluar sambil melepas maskernya. Dan dokter itu menghela nafas.

"Bagaimana dok?." Tanya ardi.

"Mohon maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi takdir berkata lain nenek anda tidak tertolong."

Deg

Adel menangis dan menggeleng kuat.

"ENGGAK DOKTER BOHONG!!ENGGAK MUNGKIN." Adel menangis dan langsung masuk menemui neneknya.

"NEK,NEK,NEK BANGUN. NENEK ENGGAK BOLEH NINGGALIN ADEL. ADEL NANTI DIRUMAH SAMA SIAPA?....HIKS.. NENEK ENGGAK BOLEH TIDUR NENEK HARUS BANGUN....NENEK...." Adel berteriak sambil mengguncang-guncangkan badan neneknya supaya bangun.

"Del udah del. Nenek lo udah tenang." Arkan mencoba memberhentikan adel agar berhenti mengguncangkan badan neneknya.

Adel menggeleng." Enggak kan nenek gue masi idup dia cuma tidur doang.." lirih del.

"Mohon maaf mba jenazah ingin kami pindahkan terlebih dahulu." Ujar sang suster.

"ENGGAK ENGGAK NENEK MASI HIDUP...NENEK BANGUN....HIKSS." Adel semakin memberontak saat suster membawa nenek nya ke ruang jenazah. Arkan mencoba menahan adel begitupun yuli.

"Udah sayang." Ujar yuli menenangkan adel.

"NENEK...."

Ini nyata bukan mimpi neneknya benar-benar meninggalkannya untuk selama-lamanya....

.........

"Del Lo jangan gini terus dong. Nenek Lo udah tenang kok disono." Ujar zahra.

Adel sudah seminggu seperti itu. Tubuh tambah kurus,pucat ,seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Sekarang Zahra,Echa,Alvaro,Kevin ,dan juga arkan sedang menjenguk Adel lagi. Apalagi arkan selalu ada disamping Adel ia tidak pernah meninggalkan Adel sedikit pun.

"Del Lo kapan kayak dulu lagi. Jadi cewek dingin lagi,jutek,bikin cowok kesel sama sifat Lo. Ayo dong Del semangat lagi gue yakin kok Lo bisa tanpa nenek Lo kita selalu ada kok buat Lo Del." Ujar Echa menyemangati Adel.

"Hooh Del ayo kayak dulu lagi." Ucap Kevin .

"Udah deh mending kalian semua balik. Udah sore,Adel gue yang jagain." Ujar arkan .

"Yeh bilang aja Lo mau modus markonah." Ejek Alvaro.

"Modus naon si durjana?!." Arkan menoyor kepala Alvaro.

"Udah sekarang mending kita balik. Besok kita kesini lagi y Del kalau lama-lama disini tu anak berdua bisa rusuh." Ujar zahra pada Adel . Adel hanya diam tidak merespon, seperti biasa.

Mereka berempat mengangguk dan mulai keluar dari kamar Adel satu persatu.

"Jagain sahabat kita." Sebelum keluar Echa dan Zahra mengucapkan itu kepada arkan.

"Pasti." Arkan menjawab.

Akhirnya mereka berempat pulang kerumahny masing-masing. Sekarang hanya ada arkan dan Adel .
Adel memandang kosong kedepan.
Arkan menghela nafasnya dan menghampiri Adel dan duduk di depan Adel.

"Del Lo mau sampe kapan? Enggak kasian sama temen-temen Lo? Mereka mau Lo kaya dulu lagi Del .Lo enggak kasian sama adik-adik kelas Lo ?nanyain keadaan Lo terus. Mereka sampe enggak menjalankan ekstakulikuler soalnya mereka nunggu Lo. Ayo dong Del semangat. Kita semua ada sama Lo ." Ujar arkan panjang lebar . Tetap saja Adel Masi diam tidak mau berbicara apa-apa.

Arkan menghela nafas dan tersenyum.
"Oke Lo pikir- pikir lagi buat mengulang semua dari awal. Dari hidup Lo yang dulu.bangkit dari kesedihan. Kalau Lo sedih kaya gini malah bikin nenek Lo yg disana juga sedih. Gue keluar dulu Lo istirahat aja." Arkan langsung keluar dari kamar Adel . Saat arkan keluar air mata Adel terjatuh dan dia menangis lagi.

"Nek apa Adel nyusahin mereka?apa Adel harus ngiklasin nenek?." Batin Adel . Ia menutup mukanya dengan kedua tangan dan menunduk Adel menangis lagi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





ARDELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang