Selamat membaca:))
Sorry typo:(Sayang sama obsesi itu beda.
Beda jauh!****
Alice menghirup dalam-dalam angin yang berterbangan di udara lalu ia hembuskan dengan perlahan.
Ia tersenyum senang. Otaknya akhir-akhir ini lebih tenang dari pada kemarin. Ia juga sudah merubah diri jadi lebih baik. Dalam artian menjaga semua ibadahnya dengan rapi hingga membuat hatinya pun ikut tentram.
Ia juga sudah melalui sidang bersama kepala sekolah tadi pagi. Dan kepala sekolahnya memaklumi hal itu dengan syarat tak ada kejadian dua kali.
Alex menepuk pelan bahu cewek itu membuanya refleks menoleh."Lama banget sih." Gerutu Alice membuat Alex terkekeh pelan.
"Mau ngomong apa?".
Alex menggeleng lalu duduk lesehan di atas lantai rooftop."Gak ada. Lagi pengen aja bareng sama lo."
Alice berdecih pelan."Kalo tau gitu gak perlu gue susah-susah kemari! Bikin cape."
Ketika Alice hendak berbalik tangannya di tarik paksa ole Alex menbuat cewek itu ikut duduk bersamanya.
Hening.
Hanya ada suara angin sejuk yang mampu membuat rasa penat hilang.
"Gue putus sama Cally." Ucapan itu langsung membuat Alice menatap Alex tak percaya.
Alhamdulillah
"Kok bisa?". Alice tak bisa tak menahan senyumnya. Bibirnya terus melebar membuat Alex mendengus sebal.
"Gue tau lo seneng kan gue putus sama Cally?"
"Lah emang iya."
"Jahat banget sih!"
"Yaudah deh. Kenapa bisa putus sama Cally sialan?"
"Gue takut lo marah, Al. Lo itu kalo marah, udah kayak kucing gila yang ngamuk".
Alice memanyunkan bibirnya tak terima yang entah mengapa membuat hati Alex menghangat.
"Yaudah sih, kenapa? Berbelit lo!".
"Gue putusin dia karna dia udah jahat sama lo, Al. Pokoknya lo harus bareng gue terus setelah ini."
"Lah kok gitu? Kan gak adil!."
"Bodo amat! Yang penting lo selamat!."
"Dia jahat sama gue?".
Alex mengangguk mantap. Lalu mulai menceritakan soal kenapa ia bisa putus dari cewek itu dan rencana jahat yang sudah mereka susun.
"Yaudah sih. Udah lewat juga."
Alex menatap Alice tak percaya. Apa yang terjadi dengan cewek ini? Seperti ada yang beda.
Alex mencebikkan bibirnya greget dengan sikap Alice."Kok lo gak marah sih?".
"Ya ngapain juga gue marah? Kalo gue bales semua kejahatan Cally, terus apa bedanya gue sama dia?". Alex termenung. Membenarkan separuh ucapan Alice.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alice [Completed]
Teen FictionSebagian orang mengatakan, obat dari patah hati adalah jatuh cinta lagi. Tapi apakah sanggup jika orang yang patah hati terlalu dalam dapat jatuh cinta kembali? Mungkin sanggup. Selagi bisa, kenapa tidak? Jangan menjadi orang yang terlalu larut dala...