Hilang

1.5K 78 2
                                    


Selamat membaca:))
Sorry typo:(

Datang dan pergi memang sudah hal yang wajar dalam setiap pertemuan.

****

Alice berlari bersama Alex di sepanjang koridor rumah sakit. Tatapannya kosong menyiratkan satu hal. Belum siap menerima semuanya.

Ia tak henti-hentinya mengumpat pada Velma dan komplotannya. Ia sangat ingin menghabisi gadis itu saat tau Velma menyuruh orang-orangnya untuk mencelakai Bunda di rumah sakit saat tau ruangan itu tak ada yang menjaga.

Alex mengeratkan genggamannya agar gadis itu tetap sabar dalam menghadapi semuanya. Tapi biarpun tak ada yang menyemangatinya, ia tetap bersabar atas semuanya. Alice bukan tipe cewek manja yang hanya karna masalah sudah menangis seperti orang gila. Menangis takkan mengembalikan keadaan. Tapi jika memang sudah tak tahan, menangislah karna preman sekalipun akan menangis jika merasa masalah yang diberikan padanya terlalu berat.

Dalam hati ia berdoa agar hal yang tak ia inginkan saat ini tidak terjadi.

Mata Alice menangkap sosok Rajab yang tengah duduk didepan ruangan sambil menangis frustasi.

Kali pertamanya ia melihat Ayahnya menangis seperti itu. Dapat disimpulkan bahwa Rajab sangat mencintai Alice.

Dulu, Alice sempat bertanya pada Ayahnya sewaktu ia masih berumur 12 tahun."Ayah, kalo misalnya nanti ajal jemput Bunda duluan dari pada Ayah, gimana? Apa Ayah bakal nyari pengganti lain?". Tapi dengan tegas Ayahny menjawab dengan jawaban yang membuat Alice semakin kagum pada Ayahnya.

"Kalo emang kayak gitu, bakal Ayah usahain ajal yang duluan jemput Ayah dari pada Bunda. Karna Ayah gak bakal sanggup hidup tanpa Bunda. Tapi Ayah juga gak bisa lawan takdir. Cukup Bunda yang pertama dan terakhir." Ujar Rajab.

Alice tak menyangka bahwa Selma adalah cinta pertama Rajab. Benar-benar mengagumkan. Seumur hidup Alice akan menjadikan mereka berdua sebagai pasangan paling romantis dihidupnya.

Sesampainya gadis itu didepan ruangan, ia menatap Ayahnya dengan datar namun tersirat perasaan iba. Dengan perlahan ia duduk disamping Ayahnya agar tak memperkeruh suasana.

"Ayah, Bunda mana? Bang Abdi dimana?," Bukannya menjawab, Rajab justru makin menangis yang membuat Alice gelagapan sendiri. Ia paham, jika ini juga berat untuk Ayahnya.

Setelah dirasa sedikit lega, Rajan menatap putrinya itu dengan rasa campur aduk."Bunda kamu udah gak ada. Bang Abdi lagi urusin administrasi perawatan Bunda,"

Jleb!

Seperti tertusuk satu duri namun duri yang sangat besar membuat hatinya perih mendengar fakta tersebut.

Dugaan hatinya benar, jika hal buruk itu akan menimpa keluarganya. Ia juga tak bisa menyalahkan Velma semuanya atas kejadian ini, karna bagaimanapun juga ajal memang sudah diatur oleh yang di Atas. Jika memang sudah terjadi, Alice bisa apa? Allah lebih sayang Bundanya maka dari itu Allah mengambilnya kembali dari hidup yang telah lama Wanita itu jalani.

Alice melihat Abdi datang dengan mata sembab dan hidung memerah. Pas seperti orang yang habis menangis.

Keluarganya yang ia tau adalah orang-orang kuat, kini menjadi lemah karna kepergian Bunda tercinta.

Alice [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang