Cari Tau

1.8K 85 0
                                    


Selamat membaca:))
Sorry typo:(

Tugasku hanya mencintaimu, bukan memintamu untuk membalas cintaku.

****

Melody terus misuh-misuh tak jelas karna orang yang dibelakangnya terus  mengikutinya kemana pun ia pergi.

Sedangkan orang yang dibelakangnya  hanya tertawa layaknya orang gila membuat Melody jadi ikut gila karnanya.

"Beb, kamu mau kemana? Masa kamu tega ninggalin saya sendirian? Pacar macam apa kamu!," Teriak Abin dengan wajah imut tapi lebih berkesan dibuat-buat dimata Melody.

Melody hampir gila jika terus di ikuti makhluk seperti ini. Tapi mau tak mau ia juga harus menanggapi cowok itu demi ketentraman hidup.

"Sejak kapan kita pacaran?! Gue gak pernah nerima lo, dan lo juga gak pernah nembak gue!," Balas Melody di tengah-tengah koridor yang cukup ramai membuat orang-orang sekitar menoleh keheranan.

Ada juga yang beranggapan bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang tengah berdebat kecil.

Abin tersenyum sambil melangkah mendekat kearah Melody."Jadi kamu nungguin saya buat nembak kamu? Oke gak papa. Nanti bakal saya wujudin kok," Melody bergidik ngeri membayangkan jika dirinya benar-benar pacaran dengan Abin. Bisa-bisa cara bicaranya berubah menjadi bahasa formal.

"Dih! Jangan ngarep!," Melody melangkahkan kakinya kembali. Hari ini ia banyak urusan yang harus ia selesaikan tapi karna keberadaan Abin membuatnya terus menunda pekerjaannya itu.

"Kamu mau kemana? Saya boleh ikut gak?,"

Melody menggeleng kuat. Ia akan merasa risih jika ada seseorang yang menemaninya saat melakukan sesuatu. Terlebih lagi itu orang baru.

"Ngapain ikut? Mending cari kerjaan lain deh! Gue mau pulang. Udah sunyi nih sekolah."

Abin memasang wajah sendu membuat hati Melody sedikit iba. Namun siapa sangka kalau Abin menipu Melody dengan wajahnya.

Melody menghela nafas kasar."Yaudah. Tapi jangan berisik!". Abin mengangguk layaknya anak kecil yang diberi tau oleh ibunya.

Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju parkiran dengan menaikki motor masing-masing.

****

Alex terbangun dari tidurnya saat merasakan tangan Alice yang sedikit bergerak.

Ia mengamati seluruh tubuh Alice namun kembali tak ada pergerakan lagi.

Ia menghela nafas panjang. Seharusnya ia tak egois pada Alice, jika saja ia pergi melihat penampilan cewek itu disana, mungkin ia akan bisa menjaga cewek itu dengan baik.

Alex memilih tidur kembali karna hari masih gelap. Ia menyandarkan kepalanya diatas brankar kemudian mulai menutup matanya.

Rajab dan Selma tadi sempat mengunjungi anaknya itu dan baru saja pulang kerumahnya karna tak ada yang menjaga rumah jika mereka pergi. Sedangkan Abdi memilih tidur dirumah sakit bersama dirinya.

Hening.

Hanya suara dentingan jam dinding yang mengisi kekosongan diruangan itu.

Alice [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang