Selamat membaca:))
Sorry typo:(Di hidup lo emang hanya ada balas dendam? Kalo gitu hidup lo gak ada harganya dibanding binatang!
****
Alice berjalan bersama Melody menuju kantin. Mereka membahas banyak hal, mulai dari perasaan Alice pada Alex, perubahan Velma, Nares yang sakit, dan Vicky.
Melody menghentikan langkahnya membuat Alice yang berjalan di belakang otomatis membentur bagian punggung Melody.
"Ngapain sih berhenti mendadak?!". Renggut Alice kesal. Tapi tiba-tiba wajahnya kembali biasa saat melihat orang yang berada didepan Melody.
"Pantesan aja berhenti mendadak, ada pangeran kodok ngalangin jalan. MINGGIR GAK LO?! KALO GAK GUE BAKAR!". Ucapan Alice meninggi diakhir kalimatnya membuat Abin menutup telinganya.
"Sumpah yah, suara lo 11-12 sama toa mesjid! Udah gitu galaknya minta di istighfarin!." Alice melototkan matanya tak terima di bilang galak.
"Heh cencorang! Cewek imut-imut gini
masa lo katain galak!? Situ waras?!". Abin terkekeh pelan." Mel, kok lo bisa tahan sih temenan sama dia?".Melody hanya menyengir kuda."Kalo niat kita buat temenan baik, pasti bakal nerima semua kekurangan dari temennya." Abin terperangah dengan ucapan pacarnya ini."Wah! Karna lo udah keluarin kata bijak, kuy! Gue traktir bakso di kantin." Melody dan Abin berlalu begitu saja meninggalkan Alice yang diam dengan tatapan cengo.
"Ngeselin!". Tapi tak apalah. Ia memang sedari tadi terus memikirkan bagaimana caranya ia akan menemui Vikcy dan memintai penjelasan padanya.
Ia sengaja tak memberitahukan semua ini pada siapapun, karna ia tak mau jika nanti mereka tiba-tiba terkena bahaya karna masalah seperti ini.
Ia berjalan dengan santai menuju tempat Vicky duduk sedangkan cowok itu menatap bingung Alice yang kini berdiri dihadapannya dengan senyum manis.
Tapi seketika senyum manis itu pudar disertai dengan tarikan kencang dilengan Vikcy."Ikut gue!". Ujarnya dengan penuh penekanan membuat Vikcy langsung berdiri dari duduknya.
Alice melepaskan tarikannya pada tangan Vikcy saat mereka sampai disebuah taman.
"Lo mau jujur sama gue, atau gue sendiri yang bongkar kebusukan lo?". Vikcy menatap cewek ini bingung. Sebenarnya apa masalah mereka kali ini?
"Jujur? Bongkar? Apaan sih? Gue gak ngerti". Alice tertawa sinis."Gak usah pura-pura gak tau! Lo kan yang selama ini nerror gue dengan rencana kampungan lo itu?! Gue punya masalah apa sih sama lo?". Sarkas Alice membuat Vikcy mundur selangkah. Ia baru melihat sisi lain dari gadis ini. Menakutkan.
"Terror? Gue gak pernah nerror lo! Masa iya, gue mau nerror orang yang gak punya salah sama gue? Lo kata gue gila?".
Alice terdiam."Terus kertas yang lo lempar sama gue itu apa? Terbukti sidik jari kertas itu, dari tangan lo!"
Vikcy mencoba mengingat-ingat dengan seksama. Sampai ingatannya berhenti pada seseorang yang tak sengaja melempar kertas kearahnya, dan kemudian ia lempar kesembarang arah.
"Oh kertas itu, iya emang gue yang lempar," Detik itu juga tangan Alice ingin melayang kearah wajahnya dengan ekspresi yang sangat emosi."Tapi sebelum itu juga gue dilempar pake kertas itu, terus gue lempar aja kebelakang. Mana gue tau kalo ada lo dibelakang."Gerakan tangan Alice berhenti tepat di depan wajah Vikcy. Cowok itu terkekeh. Lucu pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alice [Completed]
Teen FictionSebagian orang mengatakan, obat dari patah hati adalah jatuh cinta lagi. Tapi apakah sanggup jika orang yang patah hati terlalu dalam dapat jatuh cinta kembali? Mungkin sanggup. Selagi bisa, kenapa tidak? Jangan menjadi orang yang terlalu larut dala...