Selamat membaca:))
Sorry typo:(Kamu emang ngeselin, tapi
Ngangenin:(****
"Al, kita makan dulu kuy?". Kata Agil saat mereka berdua sedang berada di atas motor untuk pergi jalan-jalan kemana pun yang mereka suka.
Alice mengangguk sekilas. Dalam hati juga ia merasa bersalah pada Alex karna tak memberitau cowok itu terlebih dahulu. Tapi tadi ia juga sempat mengatakan pada Alex bahwa ia akan pergi bersama Agil. Namun cowok itu tetap kekeuh tak mau mengizinkan.
Alice yang kesal akhirnya memilih keluar saja tanpa izin dari Alex. Memangnya dia siapa sih? Orang tua Alice saja tidak keberatan sama sekali, tapi kenapa justru Alex yang keberetan setengah mati?
Motor Agil berhenti didepan kafe yang biasa mereka kunjungi. Alice turun dari motor kemudian langsung melangkah masuk kedalam kafe.
Tapi sebelum ia benar-benar masuk, Agil menahan tangannya dengan senyum yang tertahan.
Alice menaikkan satu alisnya bingungm"Apa?".
Agil terkekeh pelan."Lepasin helm dulu baru masuk. Laper banget neng?". Ujarnya sambil melepaskan helm yang membungkus kepala Alice.
Alice terdiam. Jantungnya berdegub kencang. Agil menatap Alice lekat membuat cewek itu jadi grogi sendiri.
"Ayo masuk." Ucapnya lalu masuk lebih dulu membuat Agil tertawa gemas.
Mereka berdua pun duduk di kursi paling pojok lalu memanggil salah satu pelayan.
"Mau makan apa?," Tanya Agil yang direspon dengan gelengan kepala dari Alice.
"Gue minum aja. Soalnya masih kenyang." Agil menganggukan kepalanya lalu memesan satu makanan dan dua minuman.
Alice duduk sambil menatap wajah Agil dengan intens.
Agil menoleh membuat Alice gelagapan sendiri lalu memilih buang muka."Liatin aja kali. Emang kegantengan gue ini terlalu melewati batas, sih!".
Alice mendelik."Kepedean lo anying!."
Agil terkekeh pelan."Muka lo lucu kalo lagi blusshing," Refleks Alice memegang kedua pipinya membuat Agil makin tertawa.
"Abis ini mau kemana?." Alice mengerutkan keningnya."Lo yang ajak, berarti lo dong yang nentuin."
Agil terkekeh lagi. Menurutnya kelakuan Alice ini sangat gemas dimatanya."Ketawa aja teros! Hati-hati tuh gigi mau jatuh!." Gerutu Alice membuat Agil menahan senyumnya.
Ia bahagia bisa jalan berdua bersama cewek ini. Melihat Alice menggerutu, tertawa, malu-malu, tersenyum saja sudah membuatnya bahagia. Itu sudah lebih dari cukup untuknya.
"Imut banget sih!". Pipi Alice merona membuat Agil mencubit pipi cewek itu gemas.
"Apaan sih!". Mereka tertawa lepas seperti sepasang kekasih yang bahagia.
****
Alex menggeruti kesal setengah mati dengan Alice. Tadi ia datang untuk sekedar bermain kerumah cewek itu, tapi yang ia dapatkan bahwa Alice pergi jalan-jalan bersama Agil.
Setelah mengetahui semua itu, Alex tidak henti-hentinya menyumpah serapah pada Alice.
Padahal ia sudah bilang jika ia tak mengizinkan, Alice tak boleh pergi. Dan cewek itu juga sudah mengatakan bahwa ia takkan pergi. Tapi apa yang ia dapatkan? Justru cewek itu memilih memilih membohonginya dan pergi bersama lelaki laknat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alice [Completed]
Fiksi RemajaSebagian orang mengatakan, obat dari patah hati adalah jatuh cinta lagi. Tapi apakah sanggup jika orang yang patah hati terlalu dalam dapat jatuh cinta kembali? Mungkin sanggup. Selagi bisa, kenapa tidak? Jangan menjadi orang yang terlalu larut dala...