Selamat membaca:))
SorryPercayalah, menahan rasa cemburu itu sulit!
****
Nares menatap orang didepannya ini dengan tatapan yang sulit diartikan. Dilihat dari raut wajahnya, ia seperti sedang menahan rasa kesal dan tak percaya atas perlakuan orang dihadapannya ini.
Ia kecewa. Mengapa pertemanannya harus seperti ini? Semua berantakkan.
"Mau apa lo?". Tanyanya ketus membuat Nares tertawa sinis.
Jika dulu ia memang menyayangi orang ini, tapi sekarang perasaan itu seperti enyah dan berganti dengan sorot mata tak suka.
"Kenapa lo lakuin semua ini?! Kurang baik apa dia sama lo ha?". Balas Nares dengan wajah merah padam.
Velma menyeringai."Dia gak pernah baik sama gue. Lagi pula gue juga enek liat muka lo semua!".
Nares menatap Velma dengan susah payah menahan air matanya agar tidak jatuh."Kenapa sih lo tiba-tiba kayak gini?! Sebenernya masalah ini apa?!".
Velma bangkit dari duduknya lalu menatap Nares dengan sorot mata kebencian."Lo semua gak perlu tau! Yang perlu kalian lakuin cukup jauhi gue! Simpel." Ujarnya lalu pergi meninggalkan Nares yang tengah berada di sebuah kafe dekat sekolah.
Ia memang terus memaksa Velma agar segera menemuinya di tempat ini untuk menyelesaikan masalah mereka segera. Tapi apa yang ia dapatkan? Justru jawaban ketus dari cewek itu. Velma benar-benar berubah drastis.
Nares berjalan kearah pintu kafe, melangkah dengan gerakkan seperti orang kehabisan tenaga.
Sia-sia sudah mimpinya yang ia bangun bersama Velma dulu. Hancur karna omongan Velma sendiri. Salahnya dimana? Salah mereka juga dimana? Semua semakin rumit.
****
Velma menatap tiga lembar foto ditangannya dengan tatapan nanar. Masih terdapat rasa benci yang terselubung di hatinya ketika melihat wajah mereka semua.
Mereka yang selalu bahagia dan dia yang selalu sengsara. Bukan dalam artian mereka semua menyiksanya, tapi sengsara karna tak bisa bahagia seperti mereka.
Ditambah lagi dorongan kuat dari kedua orang tuanya untuk menghancurkan mereka satu persatu. Terutama anak dari seorang arsitektur itu. Ya! Itu Alice.
Bukan juga hanya itu. Yang membuat Velma membenci Alice juga karna seorang cowok yang dulu ia dambakan kini justru malah memilih bersama cewek itu ketimbang dirinya. Ia benci kekalahan.
Sejak lahir, ia diajarkan untuk membalas tindakan orang-orang yang tak ia sukai. Hidup diantara keluarga yang keras membuatnya menjadi sosok yang egois dan menjadi orang yang tidak bersyukur. Yang selalu merasa bahwa ia hidup sendiri dalam dunia yang luas ini. Pikirannya itu yang sempit.
Ia membakar ketiga foto itu satu persatu. Dimulai dari foto milik Alice. Dengan seringaian tajam ia membakar foto itu bak psikopat.
Ia benar-benar frustasi dengan hidupnya selama ini. Ingin mengakhiri hidupnya, tapi ia akan merasa tak tenang jika belum membalaskan dendamnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Alice [Completed]
Novela JuvenilSebagian orang mengatakan, obat dari patah hati adalah jatuh cinta lagi. Tapi apakah sanggup jika orang yang patah hati terlalu dalam dapat jatuh cinta kembali? Mungkin sanggup. Selagi bisa, kenapa tidak? Jangan menjadi orang yang terlalu larut dala...