Selamat membaca:))
Sorry typo:(Lo hanya manusia biadab yang rela rusak kebahagiaan orang lain hanya demi kepentingan lo sendiri!
****
Alice merutuki suara cempreng milik Melody dan Nares yang kini berteriak sesuka hati mereka tanpa berpikir kuping orang lain akan pecah karna mereka.
Ia mencoba fokus pada buku yang ia pelajari dan tak menghiraukan kelakuan anak-anak monyet disampingnya itu.
Hingga akhirnya mereka berteriak histeris lalu tertawa bahagia seperti tak memikirkan penderitaan orang lain.
Alice menggebrak mejanya karna kesal membuat dua manusia itu spontan menoleh kaget."Lo berdua tereak-tereak kek gitu udah sama kayak monyet kegirangan yang di kasi makanan! Gak bisa diem,"
Mereka berdua tertawa terbahak-bahak membuat Alice lelah dan berakhir tak menghiraukan mereka.
Hingga ia tersadar akan sesuatu yang membuat ia bingung."Oh iyaa, Velma mana? Kok udah jarang gabung sama kita?,"
Melody hanya tersenyum simpul sedangkan raut wajah Nares sudah berubah datar. Alice yakin, ada sesuatu yang terjadi diantara mereka saat ia tak sekolah.
"Mungkin dia sibuk. Makanya gak ikut ngumpul." Sahut Melody mencoba menetralkan suasana.
Nares berdeham."Iyaa, sibuk urusin teman baru! Kesel gue,"
Alice menggelengkan kepala tak habis pikir dengan teman-temannya ini."Yaudah, kita coba samperin pas istirahat kedua nanti." Semuanya mengangguk setuju lalu sibuk dengan dunia masing-masing.
****
Alice, Nares, dan Melody berjalan beriringan sambil tertawa bahagia. Sedangkan Velma yang duduk di pojok kantin hanya menatap nanar ketiga orang itu.
Entah mengapa rasa benci yang ia pendam selama ini timbul secara perlahan. Ia mulai tak suka melihat ketiga orang itu bahagia. Hingga satu kali ia memutuskan untuk melumpuhkan satu persatu dari mereka. Satu orang sudah ia lumpuhkan sejak seminggu kemarin.
Tapi siapa?
Velma tersenyum miring melihat salah satu dari mereka sudah mulai tertawa bahagia.
Ketawa aja sepuas kalian!, Batinnya.
Alice dan kawan-kawan pun duduk di kursi tengah kantin lalu mulai memesan makanan mereka.
Raissa yang melihat musuhnya itu sudah bersekolah kembali langsung menghampiri meja mereka.
"Hallo Alice, sayang." Alice langsung merinding saat di panggil seperti itu oleh Raissa.
Pasalnya, ia memang akan langsung bergidik geli saat ada seorang cewek ataupun cowok memanggilnya dengan sebutan 'sayang' ataupun berbicara pada Alice dengan kata-kata yang menurut Alice lebay. Terlebih lagi jika itu perempuan, ia akan merasa seperti orang lesby.
"Udah sehat?,",Alice tersenyum senang. Tepatnya berpura-pura senang. Alice sudah mendengar dari teman-temannya bahwa Raissa mencoba menjatuhkan Alice dengan cara memfitnah dirinya dengan sebutan 'Ganjen', ' Perebut pacar orang' dan lain sebagainya.
"Mata lo buta? Kalo gue sakit, pasti gak bakal sekolah!,"
"Kenapa gak mati aja sekalian?," Alice mencoba mengeluarkan kata-kata pedasnya namun ia bepikir kembali akan lebih menyenangkan berdebat dengan cara yang lebih membuat Raissa naik darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alice [Completed]
Fiksi RemajaSebagian orang mengatakan, obat dari patah hati adalah jatuh cinta lagi. Tapi apakah sanggup jika orang yang patah hati terlalu dalam dapat jatuh cinta kembali? Mungkin sanggup. Selagi bisa, kenapa tidak? Jangan menjadi orang yang terlalu larut dala...