Part 22

9 1 0
                                    

Happy reading ❤

   Bel pulang berbunyi nyaring membuat semua siswa Xl IPA 2 merasa lega dan langsung mengemasi barang barang mereka. Satu persatu diantara mereka keluar kelas dan saat ini yang tersisa hanya Aletta, Vanya dan Abel.

"Al, tadi lo kenapa gak nyusul ke kantin?"tanya Vanya.

"Iya gue tadi abis dari ruang guru langsung ke taman"jelas Aletta.

"Ihhh kita tuh udah nungguin lo tau tadi"kesal Abel.

"Iya iya sory. Oh ya guys, kalian hari ini kerumah gue dong. Kalau bisa nginap deh,gue mau curhat"ujar Aletta.

"Boleh tuh. Sekalian kita bahas buat kelompok seni budaya"ucap Vanya.

"Okok. Nanti malam kita kerumah lo"jawab Abel.

"Ihhh kok nanti malam. Sekarang aja, gue hari ini tutor sama Billy sama Agatha. Males gue kalau cuma bertiga, yang ada gue jadi nyamuk"jelas Aletta.

"Loh, kok ada Agatha sih?"tanya Vanya heran.

"Iya, soalnya peserta buat olimnya itu kalau gak dua,tiga orang. Jadi buk Luna jadiin Agatha cadangan gitu deh"jelas Aletta.

"Yauda deh. Tapi kita mau ke mall bentar, skin care gue abis. Jadi abis dari mall kita cus kerumah lo.Ok"ucap Abel.

"Yauda deh. Gue tunggu ya, awas aja kalau lo pada lama"ujar Aletta.

"Iya iya bawel. Yauda yuk ke parkiran"ajak Abel.

~

   Aletta berjalan menuju tempat mobilnya terparkir. Di samping mobilnya sudah ada Billy dan Agatha yang menunggu.

"Al, gue anterin Agatha pulang dulu bentar. Abis itu kita kerumah lo"ujar Billy setelah Aletta menghampiri mereka.

"Yauda"jawab Aletta cuek.

"Al, kamu gak suka ya aku gabung sama kalian?"tanya Agatha tiba tiba.

"Biasa aja tuh"balas Aletta.

Billy yang melihat Agatha dan Aletta sama sama terdiam pun angkat suara.

"Udah udah.Tha,kita berangkat aja sekarang. Nanti keburu sore"ujar Billy yang dibalas anggukan oleh Agatha.

"Al, kita luan ya"ucap Billy.

"Diluan ya Al"ucap Agatha.

Aletta hanya diam memandang kepergian sepasang kekasih itu. Kemudian dia masuk kedalam mobilnya dan keluar meninggalkan parkiran.

~

  Aletta keluar dari mobilnya setelah sampai di halaman depan rumahnya. Matanya memicing melihat mobil orang tuanya yang berada di garasi.
Aletta langsung masuk kedalam rumahnya.

Ketika akan menaiki tangga ia mendengar suara pecahan kaca dari kamar orang tuanya dan suara mamanya yang begitu keras. Aletta berlari menuju kamar orang tuanya untuk melihat apa sebenarnya terjadi.

"Apa? Setelah ini apa lagi yang mau kamu jelasi mas. Benarkan kamu mau jalan sama wanita murahan itu"teriak Shinta, ibu Aletta.

"Jaga omongan kamu ya. Aku itu pergi untuk mencari uang buat keluarga ini,buat kamu dan Aletta. Bukan seperti apa yang kamu ucapkan itu"bentak Abraham.

"Halah, bohong kamu. Kamu pikir aku tidak tahu apa rencana kamu. Kamu memang pembohong mas, pembohong kamu. Kamu cuma mau happy happy sama sekretaris murahan itu kan"jawab Shinta.

"Kurang ajar kamu"ucap Abraham dan akan melayangkan tangannya ke pipi Shinta. Tapi Aletta cepat berteriak dan berlari memeluk ibunya.

"Papi jangan"teriak Aletta.
Ia memeluk ibunya yang tengah menangis.

"Papi apa apaan sih. Kenapa papi mau tampar mami?"ucap Aletta sambil terisak.

"Mami kamu sendiri yang salah paham sama papi. Dia menuduh papi yang tidak tidak Aletta"ucap Abraham.

"Tapi semua bisa dibicarain baik baik kan pi"ujar Aletta.

"Gak ada lagi yang perlu dibicarain. Sudahlah lebih baik kita cerai"ujar Abraham.

Duarrrrr
Bak disambar petir,Aletta kaget mendengar ucapan papinya.

"Oh ok. Kalau memang itu mau kamu. Aku juga udah muak sama kamu mas"balas Shinta.

"Ok. Secepatnya akan saya urus semuanya"ucap Abraham dan pergi meninggalkan Shinta dan Aletta.
Shinta yang melihat itu pun bangkit dan mengemasi baju bajunya.

"Mi,mami kamu kemana?"tanya Aletta melihat maminya memasukkan pakaiannya kedalam koper.

"Mami mau pergi Aletta. Buat apa mami disini lagi. Papi kamu juga sudah menceraikan mami"ucap Shinta dan pergi keluar kamar.
Aletta mengejar maminya keluar rumah. Bahkan dia mengabaikan Billy dan Agatha yang ada di ruang tamu. Ya,mereka mendengar semua percakapan Aletta dan orang tuanya.

"Mi, mami tunggu mi. Aletta mohon jangan pergi. Aku sama siapa disini kalau mami pergi. Papi ngomong kek gitu karena lagi emosi aja mi. Aku mohon jangan tinggali aku mi"ucap Aletta memeluk maminya.

"Maafin mami Aletta. Kamu akan lebih bahagia tanpa mami"ucap Shinta melepas pelukan Aletta dan masuk kedalam mobil.

"Mi, mami jangan pergi mi. Mami... "teriak Aletta ketika melihat mobil maminya melesat jauh.

Bik Imah,Billy dan Agatha menghampiri Aletta yang menangis terduduk di halaman.

"Non, sudah non. Sabar non"ucap bik Imah memeluk Aletta.

"Mami bik,hiks hiks"isak Aletta.

"Sabar non, ada bibik disini"ucap bik Imah menenangkan Aletta.

"Al, sabar ya. Gue tahu ini berat buat lo. Semua pasti bakal baik baik aja,percaya sama gue"ujar Billy.

"Udah bik, kita bawa Aletta kedalam aja"ucap Agatha.

"Iya. Ayo non"ujar bik Imah sambil memapah Aletta.

Bik Imah membaringkan Aletta di kasurnya.

"Ini non diminum dulu"ujar bik Imah sambil menyodorkan air kepada Aletta.

"Al, lo tenang aja. Gue yakin semua bakal baik baik aja. Kita semua disini buat lo"ucap Billy.

"Gue mau sendiri"ucap Aletta.
Billy yang mendengar itu pun mengajak Agatha dan bim Imah keluar.

"Bil, lebih baik kita pulang aja yuk. Kasih waktu buat Aletta nenangin dirinya"ajak Agatha.

"Ya udah. Bik, kita pamit dulu ya. Tadi aku udah hubungi Vanya sama Abel. Mungkin meteka bisa nenangin Aletta"ujar Billy.

"Iya den. Makasih ya den,non"ucap bik Imah.

"sama sama bik. Aletta kan teman kita. Yauda kalau gitu kita pamit ya. Yuk bil"ujar Agatha.

"Bik, saya pamit. Kalau ada apa apa sama Aletta kabari saya ya"ucap Billy.

"Iya den"angguk bik Imah.

~

See you next chapter guys😊

Jangan lupa vote and komen ❤

Devided By LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang