"Hidup ini itu seperti casting film, tugas kita hanya menjalankan peran kita masing masing. Soal skenario, biar Tuhan yang ngatur"
...
Jam sudah menunjukkan pukul 07 lewat dua puluh menit, namun Aletta masih belum beranjak dari kasurnya. Matanya sudah terbuka sejak setengah jam yang lalu, tapi gadis itu hanya memandang jam bermotif panda di dinding kamarnya.
Pagi ini Aletta memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah.Ia malas jika harus bertatap muka dengan Billy.Katakan lah Aletta lebay, namun gadus itu memang moodyan.
Aletta mengambil ponselnya yang sudah beberapa kali berbunyi namun ia hiraukan sejak tadi. Ia mencari kontak seseorang kemudian menyambungkan panggilannya.
"Halo,OMG Aletta akhirnya lo telfon gue juga, Tau gak sih gue udah ada telfon lo lebih dari dua puluh kali mungkin.Lo kemana aja sih? Kenapa belum ada di sekolah? Lo sakit? Atau mobil lo mogok?Atau lo telat? OMG, OMG Aletta, lo tau kan hari ini tu yang piket pak Bobby, bisa abis lo sama dia. Aduh gimana ya, atau lo puter balik aja deh.Lo gak usah ke sekolah.Daripada nanti lo diomelin pak Bobby. Atau gak...."
"Aduh duh Abel, lo berisik banget sih. Gue belum ngomong apa apa juga main cerocos aja".kesal Aletta.
Ok,mungkin Aletta salah karena harus menghubungi Abel.
"Ya abisnya gue khawatir sama lo.masa khawatiri sama sahabatnya sendiri gak boleh sih"tutur Abel.
"Ya bukan gak boleh, aduh udah deh. Mending sekarang lo dengerin gue baik baik.Hari ini gue gak masuk, ntar lo izinin gue ya"pinta Aletta.
"Loh, emangnya kenapa lo gak masuk"tanya Abel.
"Nggak kok, gue gapapa. Gue cuma males aja masuk hari ini.Ya you know lah"jawab Aletta.
"Isss Aletta, lo gimana sih?. Lo tau gak, hari ini buk Amel ngadain ulangan dadakan tau gak? Terus kalau lo gak masuk, gue sama Vanya ntar nyontek ke siapa dong?"tanya Abel.
"Yaa, itu sih derita lo berdua. Udah de, pokoknya gue cuma mau bilang itu aja. Selamat Ulangan cabat cabat ku,bye"ujar Aletta.
Aletta menutup sambungan telfonnya secara sepihak. Bodo amat lah dengan Abel yang bakal ngomel ngomel besok karena Abel paling gak suka kalau telfonnya ditutup secara sepihak begitu. Hari ini Aletta hanya ingin merasa tenang.
Pintu kamar terbuka menampilkan sosok bik Imah denagn nampan berisi makanan ditangannya.
"Non, non yakin gak mau berangkat ke sekolah? "tanya bik Imah.
"Yakin bik, lagian ini juga kalau aku ke sekolah udah telat lagi"jawab Aletta.
Aletta memang sudah memberi tahu bik Imah, kalau hari ini dia tidak masuk.
"Yasudah kalau begitu, ini sarapan buat non.Bibik mau kebelakang dulu, masih ada kerjaan yang belum selesai. Kalau non perlu apa apa, panggil bibik aja ya"ujar bim Imah.
Bi Imah pun hendak beranjak,namun tangannya dicekal oleh Aletta.
"Bik, bibik disini aja ya. Aku pengen makan sambil disuapin sama bibik"pinta Aletta.
Bik Imah pun mengelus rambut Aletta.
"Yasudah, sini bibik suapin princees Aletta"ucap bik Imah.
"Yee, bibik sekarang udah fasih ya bilang ptincees nya, gak pinses lagi nih?"ledek Aletta.
"Iya dong bibik kan harus gaul sama kek non Aletta"ucap bik Imah sambil tertawa.
"Bibik alay deh"ujar Aletta.
"Gapap dong non, sekali kali"ucap bik Imah.
Mereka pun tertawa sambil sesekali bi Imah menyuapkan makanan ke mulut Aletta.
"Bik, makasih ya. Saat ini cuma bibik sama Abel Vanya alasan kenapa aku tersenyum"ujar Aletta.
"Iya non, bibik yakin. Suatu saat nanti akan ada seorang pangeran yang bisa buat princeesnya bibik ini tersenyum bahkan bahagia"ucap bim Imah sambil mengelus rambut Aletta
Aletta memeluk bik Imah
"Aku sayang banget sama bibik,seandainya aja akus dilahirkan dari rahim bibik. Mungkin aku gak akan pernah ngerasain sakit kek sekarang"ujar Aletta sambil menitikkan air mata.
"Hussss, non gak boleh ngomong begitu.Non harus ingat, kalau Tuhan punya rencana yang jauh lebih indah dari perkiraan kita. Dan non akan ngerasain itu suatu saat nanti, percaya sama bibik"ucap bik Imah menenangkan Aletta.
"Iya bik, aku percaya kok"jawab Aletta sambil melepaskan pelukannya.
"Yasudah kalau begitu bibik kebawah dulu ya, ini kan makanannya udah abis"ucap bik Imah.
"Iya, maksih ya bik"
"Sama sama Non"
...
Bel istirahat sudah berdering sejak sepuluh menit yang lalu. Namun Billy belum beranjak dari tempat duduknya. Pandangannya masih terus mengarah pada bangku kosong dibarisan paling depan tersebut.
"Aletta kok gak masuk ya? Apa karena kejadian kemarin?Tapi masa cuma gara gara itu langsung gak masuk sih. Atau jangan jangan dia sakit. Arghhh, gue kok jadi mikirin dia sih"batin Billy.
Billy menarik rambutnya frustasi. Dari kemarin fikirannya terus mengarah pada Aletta. Entah karena rasa bersalah atau ada perasaan lain. Entahlah, Billy pun tak tahu.
Agatha memasuki kelas sambil membawa sebungkus cilok. Kemudian duduk di babgkunya yang ada di sebelah bangku Billy.
"Nih, aku beliin cilok buat kamu. Tadi aku gak liat kamu di kantin,cuma ada temen temen kamu aja. Jadi aku fikir kamu dikelas"ujarnya sambil
menyodorkan cilok le hadapan Billy."Thanks ya"ucap Billy sambil tersenyum ke arah Agatha.
"Emm, Kamu lagi mikirin Aletta ya?"tanya Agatha ragu.
Billy memandang Agatha dengan alis yang bartautan.
"Emm, aku tahu kamu ngerasa bersalah banget karena kejadian semalam. Tapi seharusnya kamu gak perlu belain aku semalam Bil"ujar Agatha.
"Kalau kamu gak belain aku semalam, aku yakin Aleeta gak akan marah lel gini ke kamu. Dan masalahnya gak akan sepanjang ini"lanjutnya.
"Lo apa apaan sih Ta, kenapa lo malah jadi nyalahin diri lo sendiri"ucap Billy.
"Tapi memang aku yang salah Bil"ucap Agatha.
"Lo gak salah Ta,ini memang salah Aletta.Kalau dia gak gangguin kamu semalam, aku pasti gak akan ngomong kek gitu ke dia"tambah Billy.
"Ya tapi kalau kamu gak belain aku, masalahnya gak akan kek gini Bil"ujar Agatha.
"Terus gimana, masalahnya akan jadi lo yang di bully sama Aletta dan teman temannya itu?iya?"tanya Billy. Kali ini ia mulai tersulut emosi.
Agatha hanya diam sambil menundukkan kepalanya. Dia bingung harus menjawab apa.
Billy yang melihat itu pun menghela nafasnya."Udahlah,gak usah dibahas lagi Ta. Lo gak usah fikirin ini semua. Biar gue yang nyelesain ini semua sama Aletta nanti kalau dia udah masuk"ucap Billy.
Agatha menganggukkan kepalanya membalas ucapan Billy.
...
Maafkan typo yang bertebaran guys
Jangan lupa vote dan komen yaa❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Devided By Love
Fiksi RemajaKetika kamu punya banyak harta dan segala-galanya.Tetapi satu yang tidak ada,BAHAGIA. Sampai suatu saat kamu menemukannya, namun harus berbagi dengan orang lain. Akankah kamu menerimanya? By:Shintya272