Arik menggenggam tangan Venus dengan kuat. Tepatnya mencekal tangan cewe itu hingga membuat Venus meringis sakit. Arik terus menariknya paksa, mengharuskan cewe itu mengikuti langkahnya yang terbilang cepat. Venus menjadi kesusahan mengikutinya
Venus menundukka kepalanya saat Arik menatapnya tajam dengan mata elang itu. Seperti ingin membunuh orang lewat tatapannya. Venus menggigit bibirnya takut sedangkan Arik menggertakkan giginya menandakan akan ada emosi yang meledak diikuti kata pedas.
"berapa kali sih gue harus bilang kalo lo ngga boleh deket sama dia. Gue benci liat lo sama dia. Gue ngga suka karena dia suka lo Venus. Lo buta atau mata lo katarak sampe ngga bisa liat kalo dia mau rebut lo dari gue Venus" geram Arik. Suaranya meninggi membuat Venus semakin menunduk menyembunyikan wajahnya
Venus tetap menunduk. Ia tak berani mendongak menatap Arik yang seperti singa yang siap menerkam kapan saja. Dia tahu dia salah dan dia juga menyesal sudah berbuat sejauh itu
sekarang Venus berjalan menuju parkiran sembari bersenandung kecil. Sesekali dia membals sapaan orang orang yang menyapanya. Dari wajahnya saja dapat di tebak jika Gadis itu sangat senang sekarang, hatinya sedang berbunga-bunga. Pasalnya, Arik bersikap sangat romantis hari ini. Mulai dari memesankannya makanan, mengantarnya kekelas bahkan sampai mengacak rambutnya. Dan terakhir Cowo itu mengajaknya jalan setelah pulang sekolah.
"Venus"
Venus berbalik menatap seseorang yang memanggilnya tadi. Ternyata Bian
Masih ingat dengan Bian? anak baru dikelasnya yang membuatnya berkelahi dengan Arik. Setelah kejadian itu, Arik langsung meminta Wali kelas untuk memindahkan Bian ke kelas lain.. Itu mudah bagi Arik, secara dia adalah pemilik sekolah. Sebenarnya, Arik bisa saja memindahkan Venus ke kelasnyaTapi itu tidak mungkin sebab Arik tidak suka pacaran dengan teman kelas, akan terlalu di umbar. Juga membosankan menurutnya
"gue mau ngomong sama lo, bisa?" kata Bian saat sudah berada di hadapan Venus
Venus mengangguk "bisa kok. Ngomong aja"
"kita ke taman"
Venus berpikir sejenak. Kemudian mengangguk dan melangkah menuju taman sekolah
"lo mau ngomong apa?" tanya Venus saat ia sudah duduk disalah satu bangku taman dengan Bian berada disampingnya
"gue cuma mau minta maa sama lo karena udah bikin lo berantem sama pacar lo" ujar Bian
"santai aja, gue ngga papa kok. harusnya gue yang minta maaf karena gara-gara gue lo jadi pindah kelas. Maaf ya" ucap Venus tulus. Bian tersenyum "ngga masalah. Gue udah nyaman sama kelas baru bue kok"
Tentu hal itu bertolak belakang dengan isi hati Bian. Dia tidak mau pindah kelas. Dia ingin lebih dekat lagi dengan Venus. Munafik memang, tapi mau bagaimana lagi. Bian tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Terlalu banyak resiko. Salah satunya yang paling Bian takutkan adalah Venus akan menjauh darinya. Jadi biarlah dia menyembunyikan perasaannya ini. Walaupun hatinya sesak setiap dia melihat Venus yang tertawa bahagia karena Arik. Cinta pandangan pertama atau memang dia terobsesi dengan Venus?
"kalo ngga ada yang mau diomongin lagi kan? gue pamit ya, Arik nungguin gue soalnya" Venus bangkit dari duduknya diikuti Bian. Seujurnya cowo itu masih ingin mengobrol dengan Venus
Bian bermaksud ingin menjabat tangan Venus. Dengan senang hati Venus menerimanya. Mereka sama-sama melemparkan senyum. Bian memancarkan tatapan sukanya pada Venus namun Bian tahu cara Gadis itu melihatnya. Tidak ada yang spesial dari sorot matanya berbeda saat Venus mentapa Arik. Mata gadis itu berbinar
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARIKSA
Teen Fiction"kadang lo nahan gue seakan-akan lo ngga mau gue pergi, tapi kadang juga lo cuekin gue seakan-akan lo ngga butuh gue lagi. Gue ngga bisa ngertiin lo terus" -Venus Afshee Shakila "jangan pergi Venus" -Antariksa Zeus Claron Hubungan yang sudah berjala...