Suara bel tanda masuk telah berbunyi. Seluruh murid Sma Claron berlarian menuju kelas mereka masing-masing. Berbeda dengan keempat murid bandel ini. Masih pagi seragam sekolahnya sudah tidak rapi. Tidak ada dasi dan kameja yang tidak di masukkan dalam celana
Mereka - Arik, Aris, Arul dan Devan - berjalan dengan santainya menuju rooftop sekolah. Sma Claron memang memiliki fasilitas yang cukup banyak. Seperti semua kelas yang berisi ac, bahkan toilet sekolah juga memiliki ac. Karena sekolah ini terdiri dari empat tingkat, eskalator adalah salah satu aset penting untuk sekolah ini. Kantin sekolah yang di buat senyaman mungkin untuk semua murid. Ruang olahraga juga terdapat di sekolah ini yang dilengkapi berbagai macam alat olahraga fitness. Lapangan sekolah yang luas, ada lapangan basket, lapang badminton, lapangan voli, lapangan sepakbola dan lain-lain.
Rooftop sebenarnya bukan salah satu bagian dari sekolah yang tidak harus disediakan. Hanya saja Arik meminta Aron untuk menyediakannya Rooftop lengkap dengan sofanya dan satu ruangan khusus untuk mereka dan teman-temannya. Enakkan jadi anak pemilik sekolah?
Keempat cowok itu bernafas lega ketika telah sampai di rooftop karena guru piket yang biasanya bertugas mencari murid yang bolos pelajaran sedang tidak ada. Mereka berempat langsung mengambil tempat masing-masing.
Arik duduk bersandar. Mengambil ponselnya di saku menatap sebentar lockscreen ponselnya, fotonya bersama Venus. Arik kemudian membuka instagramnya. Banyak dm yang masuk namun bukan Arik namanya jika membalasnya. Kebanyakan dari followersnya cewe cewe dari berbagai sekolah padahal jelas-jelas disalahsatu postingannya itu foto Venus. Tapi masih ada saja cewe ganjen yang terus mengganggunya. Mungkin dikiranya Venus itu adiknya kali ya?
"gue bosen anjir" Arul melempar ponselnya ke arah sofa lalu mendengus "hp gue kagak ada yang penting. Chat doi pun ngga ada"
Mereka mengalihkan perhatiannya kearah Arul. "gimana mau ada chat, doi aja lu ngga punya" cibir Aris sambil kembali membaca novelnya. Diantara mereka berempat, hanya Aris yang suka membaca. Tapi bukan buku pelajaran, melainkan novel bergenre romance. Tidak ada alasan jelas kenapa cowok itu suka mebaca buku seperti itu
"makanya cari pacar" ucap Arik
"makanya ngga usah sok kegantengan. Sok tebar pesona, terpesona kagak pengen muntah iya" Devan menambahi
Gelak tawa mereka langsung pecah ketika melihat Arul mendelik tajam Devan. Tak lama kemudian cowok itu memutar bola matanya "gue tinggal nunjuk langsung pacaran. Tapi gue males pacaran"
"males sama ngenes itu ngga jauh beda buat lo"
"eleh males. Elo males atau emang ngga ada yang mau?"
"alesan lo burik"
"BULLY AJA TERUS. ARUL SABAR KOK YA ALLAH" teriak Arul dramatis yang mendapat timpukan novel oleh Aris. Buku setebal 500 halaman itu menghantam kepala Arul hingga cowok itu membelalak kaget "badjingan lo Aris!"
"jangan berisik setan. Nanti guru piket dating"
"udah di bully, dikatain setan, ditimpuk pula. Kurang sabar apa lagi aku Ya Allah" ujar Arul sambil mengusap dadanya sabar
***
Padat dan panas. Itulah yang menggambarkan kantin saat ini. Kantin yang tadinya sepi kini menjadi ramai karena kedatangan hampir seluruh murid Sma Claron. Rutinitas saat bel tanda istirahat berbunyi. Banyak yang sedang mengantri untuk mendapatkan makanan yang dipesannya. Untung Venus dan kedua temannya sudah duduk manis di meja dengan makanan mereka masing-masing. Hanya tinggal menyantapnya saja
"Oh ya, kalian mau ngga kita jalan-jalan ke mall pulsek nanti?" ajak Adeeva
"boleh. Lo ikut ngga Fan?" Fania mengagguk sambil terus memasukka sesendok makanan ke mulutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARIKSA
Teen Fiction"kadang lo nahan gue seakan-akan lo ngga mau gue pergi, tapi kadang juga lo cuekin gue seakan-akan lo ngga butuh gue lagi. Gue ngga bisa ngertiin lo terus" -Venus Afshee Shakila "jangan pergi Venus" -Antariksa Zeus Claron Hubungan yang sudah berjala...