Bel istirahat terdengar sepenjuru sekolah. Berbondong-bondong murid sekolahan elit itu keluar dari kelas memenuhi koridor. Ada yang tujuannya ke kantin, perpustakaan, lapangan. Tapi tempat paling wajib dikunjungi pada jam istirahat adalah kantin. Kantin sudah seperti surga dunia bagi murid yang suntuk dalam kelas
"lo ke kantin duluan deh Fan, gue ke toilet bentar" ujar Venus. Kebetulan mereka melewati koridor arah ke toilet
"gue temenin?" tawar Vania
Venus menggeleng "ngga usah. Biar cepet, lo pesen makannya duluan nanti gue nyusul. Gue kek biasa, bakso mas ujang" kata Venus sebelum benar-benar menghilang dari pandangan Fania. Adeeva? Gadis itu lebih memilih untuk ke perpustakaan membaca novel terbaru yang dibelikan Aldi kemarin. Jadinya gadis itu berjalan sendiri ke kantin
Keluar dari bilik toilet, Venus langsung di hadang oleh Dena dkk. Venus menatap mereka risih, bedak yang sangat tebal, bibir merah mencolok yang bisa saja merusak penglihatan Venus, jadi siapa yang tidak risih?
"minggir" ujar Venus dingin. Namun ucapannya sama sekali tidak dihiraukan oleh Dena dengan kedua temannya. Bukannya memberi jalan, Dena malah mendorong tubuh Venus kebelakang
Venus meringis sakit ketika sikut nya tak sengaja berbenturan dengan closet. Dena maju mendekat ke arah Venus yang terjatuh lalu megisyaratkan Caca untuk menyiram Venus dengan seember air yang berada di tangannya. Sedangkan teman yang satunya lagi menunggu di luar toilet
Tubuh Venus basah kusup, seragamnya yang terkena air menjadi transparan. Venus hanya bisa menangis. Melawan pun Venus tidak bisa. tenaganya sudah tidak ada untuk membalas Dena dan temannya.
Dena dan Caca bertos sambil tersenyum kemenangan. Dena beralih menatap Venus yang terlihat menyedihkan. "ini hukuman buat lo karena bikin gue malu depan Arik. Gue masih bisa bikin lo menderita lebih dari ini. Jadi jangan macam-macam sama Dena"
Venus berusaha bangkit meski lutut dan sikunya terasa perih. Venus menangis di lipatan tangannya yang menutup tubuhnya yang transparan. Berharap Arik atau pun seseorang menolongnya. Tidak mungkin dia keluar dengan keadaan basah kuyup, itu sama saja mempertontonkan tubuhnya. Sialnya lagi dia tidak membawa ponselnya tadi. Hingga penglihatannya memburam kemudian tak lama menggelap
***
Fania yang duduk tidak tenang dimeja, pasalnya Venus belum kembali semenjak dia ke toilet. Ini sudah 20 menit Venus di toilet. Fania tau betul jika Venus sangat tidak suka berlama-lama di toilet sebab itu tempat yang kotor menurut Venus. Fania semakin gugup saat Arik menanyainya keberadaan Venus ditambah dengan tatapan dingin cowo itu
"gue tanya, Venus dimana?"
"tadi dia ke toilet terus nyuruh gue kekantin duluan tapi ini udah lama banget dia nggga balik"
Arik menggertakkan giginya marah
"k-kak" panggil siswi yang baru saja tiba dihadapan mereka. Arik menoleh dengan tatapan tajam. Moodnya sedang buruk saat ini. Wajahnya sudah terlihat ingin makan siapapun yang berada di dekatnya
"anu kak"
"lo kalo ngomong yang bener. Masa udah Sma ngga pinter ngomong" celetuk Arul kesal sebab siswi itu terlalu lambat untuk Arul yang sudah kelewat penasaran
Siswi berkacamata dengan rambut yang dikepang itu bernama Arseti, tertera di name tag yang melekat pada seragamnya. Tatapan intens dari kakak kelasnya membuat Arseti gugup bercampur takut
"Pacar kakak pingsan" katanya cepat. Arik makin dibuat bingung "yang jelas. Siapa yang pingsan?" tanyanya dengan kerutan pada dahi yang tampak jelas
"pacar siapa?" tanya Arul
Aris memutar bola mata malas "Disini yang punya pacar cuma Arik tolol"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARIKSA
Teen Fiction"kadang lo nahan gue seakan-akan lo ngga mau gue pergi, tapi kadang juga lo cuekin gue seakan-akan lo ngga butuh gue lagi. Gue ngga bisa ngertiin lo terus" -Venus Afshee Shakila "jangan pergi Venus" -Antariksa Zeus Claron Hubungan yang sudah berjala...