Arik menyisir rambutnya kebelakang. Dia menatap kantong kresek yang berisi makanan kesukaan Venus dan beberapa cemilan yang sengaja dia beli untuk gadis itu. Menurut pengetahuannya cewek suka ngemil. Pintu rumah itu terbuka menampakka sosok Luna dengan senyum menawan untuk calon menantu tampannya
"assalamualaikum tante" Arik sedikit membungkuk member salam pada Luna
Luna mengangguk senang "waalaikumsalam Arik. Ayo masuk"
Arik melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah itu. Matanya menatap keatas, kamar Venus tepatnya. Luna yang melihatnya tersenyum penuh arti. Arik tersenyum senang kala Luna menyuruhnya untuk naik
Tok tok tok
ketuknya pada pintu kamar Venus. arik menunggu dengan sabar. Venus tak kunjung membuka pintu, Arik kembali mengetuk. Satu menit, dua menit, hingga terdengar teriakan suara parau dari dalam sana
"APA SIH MAA, VENUS NGGA MAU KELUAR. NANTI ADA ARIK" teriak gadis itu dari dalam. Arik terkekeh pelan
Tanpa izin lagi Arik membuka knop pintu yang ternyata tidak terkunci. Dapat ia lihat Venus yang sedang membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut. Lagi, dia tersenyum. SUdah berapa kali ya dia tersenyum hari ini?
"aku ngga mau ketemu Arik ma" ucap gadis itu merengek
"emang kenapa? Arik kan ngga makan orang"
Selimut itu terbuka. Menampilkan wajah pucat yang sedang terkejut itu. Venus tersentak nenyadari dia tidak berhalusinasi setelah mendnegar suara Arik. Cowok itu benar-benar datang "ngapain disini? Pergi ngga?" Venus berubah galak
Arik menggeleng sambil mendudukkan bokongnya di kursi kamar Venus. Setiap pergerakan cowok itu tidak luput dari pandangan Venus. Venus menatapnya sinis "ihh..ngapain malah duduk. Gue bilang pergi Antariksa" Venus bersikeras tidak ingin Arik berada dalam kamarnya
Arik tetap menggeleng "gue bawain makanan sesuai permintaan lo kecuali eskrim. Gantinya gue beliin pempek kesukaan lo" cowok itu mengangkat kresek belanjaannya
Venus tampak berpikir. Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Setelah mengusir Arik masa dia menerima pemberian cowok itu? Ah...tidak tidak. Venus harus tetap tenang. Tetap pada pendiriannya. Dia harus tahan
"lama banget mikirnya. Gue kasih ke orang lain aja deh"
Secepat kilat Venus menyambar kresek itu dari tangan Arik
Oke, Venus mengaku kalah. Godaan pempek tidak bisa dia tahan
"gue bela-belain bolos demi beliin lo makanan" ujar Arik
"gue ngga suruh lo beli makanan" Venus mengedikkan bahunya tidak peduli
"tapi suka"
"siapa?"
"Venus pacar Arik"
"yang nanya" Venus meledek Arik dengan menjulurkan lidahnya. Lalu tertawa geli setelah berhasil membuat cowok itu kesal. Namun tawanya tidak berlangsung lama "m-mau ng-ngapain lo curut" ucap gadis itu terbata-bata. Seperti terkena serangan jantung mendadak, Venus kesulitan mengontrol napasnya
Arik mendekatkan wajahnya. Menghimpit Venus ke belakang. Tatapan matanya meneliti setiap inci wajah merona milik gadis itu
"coba ketawa lagi" sahut Arik berbisik. Venus kesusahan menelan salivanya. Jarak mereka sangat dekat sampai dia bisa mencium wangi tubuh maskulin cowok itu. Semakin membuat pikiran Venus berkelana, Arik lebih mendekat lagi
"Arik"
"jauhan atau gue teriak" ancam Venus setelah berhasil kembali kea lam sadarnya. Arik terkekeh sambil menjauhkan diri dari Venus sebelum dia gelap mata. Tangannya bergerak mengacak pucuk kepala Venus gemas. Wajahnya masih terlihat merona malu
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARIKSA
Teen Fiction"kadang lo nahan gue seakan-akan lo ngga mau gue pergi, tapi kadang juga lo cuekin gue seakan-akan lo ngga butuh gue lagi. Gue ngga bisa ngertiin lo terus" -Venus Afshee Shakila "jangan pergi Venus" -Antariksa Zeus Claron Hubungan yang sudah berjala...