Venus perlahan membuka matanya saat cahaya mentari pagi membuat matanya silau. Ia merasakan panas tubuhnya. Ya, dia demam. Sudah dua hari berlalu sejak pertemuannya dengan Arik di Cafe. Venus sama sekali belum ke sekolah. Mamanya juga meminta Fania untuk memberitahu wali kelas jika dia sakit. Venus juga berpesan agar Arik sama sekali tidak tau jika dirinya sakit
"kamu makan dulu. Nanti kalau panas kamu masih tinggi, kita ke rumah sakit" kata Mamanya yang masuk kekamarnya sambil membawa nampan berisi makanan. Venus mengangguk lemah.
"papa udah berangkat?" tanya Venus
"udah. Baru aja berangkatnya" jawab Luna. Venus duduk dengan menyandarkan punggungnya ke kepala kasur. Ia menyendokkan sesuap nasi kedalam mulutnya. Hambar. Itu yang lidahnya rasakan. Padahal lauk pauk terlihat menggiurkan juga itu adalah makanan favoritnya. Semua yang masuk ke dalam tenggorokannya terasa hambar
"makanannya ngga enak Ma. Venus ngga bisa makan"
"kamu harus makan sayang. Nanti makin sakit"
Venus tetap menggeleng
"kamu mau makan apa? Biar Mama telpon Arik suruh kesini bawa makanan" kata Luna dengan senyum jahatnya. Venus mendegus. Arik lagi yang harus menjadi ancaman Luna. Setiap dia tidak mau makan pasti Luna mengancamnya dengan memberitahu cowo itu jika Venus sakit dan menyuruhnya datang. Bukannya apa-apa, Venus belum siap bertemu Arik. Sudah tahu kan, jika Venus akan menjadi sangat lemah jika berhadapan dengan orang yang bernama Antariksa Zeus Claron.
"iya-iya aku makan" Venus dengan terpaksa memakan kembali makanan itu. Luna sendiri tersenyum puas. Tapi dia juga tidak tega melihat anaknya yang terus-terusan menyiksa dirinya. Luna tau sebenarnya Venus sudah memaafkan Arik hanya saja anaknya itu belum siap untuk bertemu. Luna juga tau jika Venus sangat ingin bertemu Arik. Buktinya setiap malam Luna memergoki Venus yang selalu menatap fotonya dengan Arik. Dasar anak muda yang tertahan gengsi
melihat makanan Venus sudah habis, Luna dengan telaten membersihkan sisa nasi yang terjatuh. Ia juga memberikan Venus air dan obat penurun panas. Setelahnya, Luna keluar, membiarkan Venus untuk istirahat. Panas tubuh Venus juga masih tinggi namun sudah tidak setinggi kemarin.
Venus mengambil ponselnya yang dari kemarin ia matikan. Sudah dipastikan banyak sekali pesan yang masuk. Terutama dari Arik. Venus membuka aplikasi whatsapp nya. Membuka grup chat dengan kedua temannya, Fania dan Adeeva. Girl Squad nama grup mereka. 1200 pesan. Astaga padahal mereka cuma berdua
Girl Squad😽
Faniaaa : lo kapan ke sekolah Ven?
Adeevaa : Sok sakit bilang aja males
Faniaaa : Sakit hati ya beb?
Adeevaa : Eh tadi Arik nyamperin kita Ven. Sumpah ganteng banget
pacar gue emang ganteng banget batin Venus. Gadis itu mencari posisi yang nyaman
Faniaaa : lo sehari aja mata lo ngga bisa liat cogan ya?
Adeevaa : Ngga bisa. Cogan is my eperiting
Faniaaa : Gayaan lo kutil
Adeevaa : Salahkan mata gue yang pengin cogan terus
Faniaaa : Btw kita duduk barengan loh Deev. Ngapain ngereceh di gb berdua
Adeeva : Lah iya juga ya. Elo sih oon
Faniaaa : Venus lo kemane woy
Venus : Asiqq di kangenin
Adeevaa : Nah muncul juga lo kutil anoa
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARIKSA
Teen Fiction"kadang lo nahan gue seakan-akan lo ngga mau gue pergi, tapi kadang juga lo cuekin gue seakan-akan lo ngga butuh gue lagi. Gue ngga bisa ngertiin lo terus" -Venus Afshee Shakila "jangan pergi Venus" -Antariksa Zeus Claron Hubungan yang sudah berjala...