"hormat ditiang bendera sampai jam istirahat" perintah Bu Arsi tak terbantahkan. Arik berjalan keluar kelas dengan acuh tanpa mengucapkan sepatah katapun. Bahkan cowo itu keluar dengan santainya. toh, jam istirahat sisa 2 jam. Lagipula bukan Arik namanya jika mengerjakan hukuman dengan benar. Paling dia hanya berdiri sejam
Ketiga temannya hanya melongo kemudian menggelengka kepala. hukuman itu tidak akan mempan untuk Arik yang memang sudah sangat sering tertidur di kelas. Besok tidur lagi. Tidak kapok dengan hukuman itu. Arik melambaikan tangannya kearah mereka bertiga saat masih terlihat di balik kaca jendela
"keenakan dianya keluar kelas" gumam Arul yang ternyata di dengar oleh Bu Arsi
"kamu juga mau keluar Arul?" tanya Bu Arsi di depan sana
Arul mengangguk antusias "emang boleh Bu?"
"silahkan keluar" kata Bu Arsi dengan senyuman membuat Arul bangkit dengan percaya dirinya. Devan dan Aris diam saja, tidak mau ikut kejalan yang tidak benar bersama setan Arul.
baru selangkah, Bu Arsi kembali bersuara "tapi tolong bersihkan semua ruangan yang berada di sekolah ini" ujar Bu Arsi tanpa beban sambil bersidekap dada
"mampus"
"pen ngakak gue"
Arul dengan cengirannya kembali ketempat duduknya semula. Teman sekelasnya langsung terbahak, tawa Aris dan Devan yang paling besar tentunya. Bu Arsi ikut tertawa melihat tingkah muridnya itu. Sekongkol dengan ketiga temannya, Arul kerap kali mengerjai guru-guru
"sial gue dikerjain" dengus Arul
"sekali-kali saya yang ngerjain kamu, jangan kamu terus yang ngerjain saya hahaha" guru itu tertawa
***
Setibanya di lapangan, sekitar 5 menit Arik hanya berdiri di pinggir lapangan yang tidak terkenal sinar matahari. Cowo itu menghela nafas sebelum pergi ke tengah lapangan melaksanakan hukumannya
30 menit berlalu, Seragamnya sudah dipenuhi oleh keringat. Cowo itu melangkahkan kakinya menuju bangku bawah pohon. Dia menatap sekelilingnya, dia baru sadar ternyata banyak cewe cewe yang memotret dirinya daritadi di lantai dua. Ada juga yang pura-pura berjalan demi melihat Arik yang panas-panasan. Padahal belum saatnya jam istirahat tapi mereka mengambil kesempatan untuk keluar kelas
"ck cuci mata gratis mereka" gumamnya
Cowo itu menyandarkan punggunya kebelakang dan mulai memejamkan matanya. Menikmati angin sepoi sepoi yang serasa menyejukkan di badannya. Bodoamat dengan hukumannya
"Kak Arik" panggil seseorang membuat Arik terpaksa membuka matanya kemudian menatap orang itu. Ternyata adik kelas itu lagi, yang menabrak Venus tadi pagi.
"ngapain lo?" tanyanya sewot
Maudi mengulurkan tangannya memberikan sebotol air dingin. Bukannya menerima, Arik malah menatap air itu dan Maudi secara bergantian
"aku beliin air buat kakak"
"ngga usah. Gue ngga haus" Arik kembali memejamkan matanya, mencoba tidak peduli dengan keberadaan Maudi
Maudi hanya bisa menghela nafasnya karena perlakuan baiknya ditolak oleh kakak kelasnya ini. Tapi ada baiknya juga, Maudi bisa melihat Arik secara dekat. Menikmati ciptaan-Nya.
Ya Allah ganteng sekali ciptaan mu ini
"ngapain masih disini? Masuk kelas lo belajar"
Maudi terkejut bukan main
Mata Arik menajam saat melihat Venus dan teman tomboynya sedang berjalan di pinggir lapangan. Maudi mengikuti arah pandang cowo itu, seketika rasanya nyesek didalam sana. Oke lebay
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARIKSA
Teen Fiction"kadang lo nahan gue seakan-akan lo ngga mau gue pergi, tapi kadang juga lo cuekin gue seakan-akan lo ngga butuh gue lagi. Gue ngga bisa ngertiin lo terus" -Venus Afshee Shakila "jangan pergi Venus" -Antariksa Zeus Claron Hubungan yang sudah berjala...