"WAHHHH!!"
Winwin menatap sekeliling, lalu ia merentangkan kedua tangannya sambil menghirup udara disekitar pantai dalam-dalam.
Saat ini, aku mengajak Winwin untuk melihat matahari terbenam disebuah pantai yang tidak begitu jauh dari rumahku. Aku sendiri juga tidak tau apa alasan aku mengajaknya ke sini. Mungkin kami hanya sedang bosan menghabiskan waktu seharian didalam rumah?
"Qing! Sini duduk!"
Aku segera menghampiri Winwin yang tengah duduk di atas pasir sambil menepuk-nepuk sebelahnya.
"Bentar lagi sunset."
"Kamu lebih suka sunrise atau sunset?" tanyaku sambil menatap wajah Winwin dari samping. Aku pernah mengatakan kalau wajah Winwin sangat menawan dari samping, dan sekarang terlihat sejuta kali lipat lebih menawan berkat terpaan sinar matahari sore.
"Sunrise," jawab Winwin. "Mau tau gak kenapa?"
"Kenapa?"
"Karena kamu juga suka sunrise." Winwin tersenyum lebar. "Aku sebenernya suka sunset, karena artinya matahari udah selesai ngerjain tugasnya hari ini dan arti lainnya aku bisa istirahat. Tapi karena kamu suka sunrise, aku jadi ikutan suka."
"Emang kamu tau alesan aku suka sunrise?"
Winwin mengangguk pelan. "Tau. Karena menurut kamu, sunrise artinya hari baru telah tiba. Hari baru, semangat baru."
Aku tidak bisa menahan senyumanku ketika Winwin baru saja menirukan gaya bicaraku saat mengucapkan kata-kata favoritku: hari baru, semangat baru.
"Waktu itu kita jalan-jalan ke pantai buat ngeliat matahari terbenam kayak sekarang. Terus kamu mulai cerita alesan kamu lebih suka sunrise daripada sunset dan cerita banyak hal lain juga."
"Cerita apa?"
"Tentang temen-temen kamu yang udah nikah sedangkan kamu belom. Terus kerjaan kamu yang hectic, keluarga Hendery yang minta kamu sering-sering main ke rumah mereka, undangan nikah mantan kamu si Lucas sama siapa lagi ya? Aku lupa namanya."
"Hah? Mantan aku cuma satu yang nikah," protesku.
"Dua," ujar Winwin dengan penekanan, membuat sebelah alisku terangkat. Selain Lucas, siapa lagi mantan kekasihku yang menikah?
"Mantan aku cuma Lucas sama Hendery. Tapi yang nikah cuma Lucas doang."
"Engga, ada satu lagi." Winwin terdiam sejenak, kemudian menjentikkan jarinya setelah ia mengingat sesuatu. "Aku inget! Namanya kalo gak salah Kim Yohan. Mantan kamu pas SMP."
Tawaku seketika meledak sesaat setelah mendengar ucapan Winwin. Bahkan aku yakin jika suara tawaku bisa terdengar sampai ke seluruh penjuru pantai.
"Ya Tuhan." Aku menggelengkan kepalaku sedangkan Winwin melihatku dengan tatapan datar. "Aku sama Yohan gak bisa dibilang mantan. Aku sama dia tuh cuma cinta monyet."
"Tapi tetep aja dia pernah nembak kamu kan?" tanya Winwin. Tangannya tergerak untuk merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena tertiup angin.
Aku mengangguk pelan. Wah, ternyata aku menceritakan hal yang tergolong memalukan ini pada Winwin nanti. Apa aku benar-benar seterbuka itu dengannya?
"Oh iya, sebelum matahari bener-bener tenggelem, ada hal yang mau aku omongin sama kamu."
Aku menoleh dan lagi-lagi terkejut sendiri dengan pemandangan indah dari laki-laki di sebelahku ini. Tapi sesaat kemudian aku tersadar dari pikiranku sendiri. Ini bukan waktu yang tepat untuk mengagumi pemuda itu.
"Pas kamu denger kabar kalo Hendery pergi, kamu jangan ngelakuin hal yang aneh-aneh ya. Please, aku mohon sama kamu."
"Maksud kamu?" Dahiku mengkerut. "Aku gak ngerti. Emang aku bakal ngelakuin apa?"
"Maaf, aku gak bisa bilang." Winwin mengalihkan pandangannya padaku. "Tapi, aku mohon, jangan ngelakuin hal-hal aneh ya. Kalo hal itu lewat dipikiran kamu, kamu harus inget, kalo setiap orang pasti akan pergi. Kematian itu hal yang gak bisa kita hindari."
Winwin kemudian mengacungkan jari kelingkingnya, lalu mengarahkannya padaku. "Janji sama aku ya?"
Aku menatap Winwin dan jari kelilingnya yang terangkat secara bergantian. Tapi beberapa detik setelahnya, aku mengaitkan jari kelingkingku pada jarinya.
"Iya, aku janji."
Senyum Winwin mengembang. Lelaki itu kemudian menarikku ke pelukannya dan mengusap rambutku dengan lembut, membuat aku terkejut bukan main karena perlakuannya.
"Wo xiwang ni keyi haohao zhaogu ziji."
Sebagai seseorang yang berasal dari China, aku tentu mengerti apa yang dibicarakan Winwin tepat setelah matahari selesai bertugas hari ini.
Di bawah langit Vancouver malam jam 8 lewat 45 menit, Winwin berharap aku bisa menjaga diri dengan baik.
—
sebenernya aku mau update kemaren
tapi gajadi soalnya kepalaku sakit, udah
gitu sakitnya sebelah doang 😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Dong Sicheng ✔️
Fiksi PenggemarDia, Dong Sicheng, pemuda berusia 28 tahun yang memperkenalkan dirinya sebagai suamiku yang datang dari masa depan. Mana mungkin? ㅡ featuring: Winwin. cover by godnjm! © henderywongs, 2019.