Sean tidak bisa memejamkan matanya sedikitpun, semenjak ia mengetahui dirinya telah kehilangan mahkota kepalanya.
Dingin...
Suhu udara di ruangan, makin dini hari makin membeku. Sean menggerutu terhadap dirinya yang tidak diperlakukan seperti manusia. Bagaimana tidak ia hanya di berikan selimut, tanpa mengenakan pakaian atasannya.
Bersyukur, matanya menemukan almari pakaian, membongkar dan menemukan salah satu kaos bewarna hitam yang muat untuk dirinya.
Sudah enam bulan. Terpenjara enam bulan dan berpura-pura mengalami gangguan mental.
Tinggal berlama di sini. Membuat ia harus frustasi, ia harus menunggu persetujuan perpindahan perawatan dirinya ke negara asalnya agar ia bisa bebas kembali dari hal seperti ini, setidaknya ia tidak harus menerima hukuman mati jika tidak mengakui keadaan gangguan psikologis yang di atur oleh pengacaranya.
Hal ini memalukan...
Kutuk Sean Frustasi..
Rasanya frustasi berangsur hilang ketika ia menangkap sosok lembut yang tengah tertidur dengan posisi terlentang.
Nafas teratur itu terdengar lembut namun cukup menggelitik Sean. Tanpa sadar Sean duduk tepat di ujung kaki Janet. Dari sisi dekat ia bisa mengukur tubuh mungil di depan matanya.
Ah..saya pastinya telah bergaul dengan anak-anak..
Umpat Sean.
Matanya meneliti setiap pahatan sempurna yang dimiliki Janet. Wanita asia yang sangat sesuai seleranya.
Mata besar dengan bulu mata panjang dan indah. Hidung mancung seperti khasnya orang Timur Tengah, dan bibirnya tipis mungil, kulitnya walaupun tidak eksostis, namun ia memiliki kulit putih gadis Asia yang terlihat bersih dan sehat.
Godaan setan kembali datang, ketika mata hazel kembali memindai bibir tipis bewarna merah muda alami gadis itu. Tenggorokan kering seakan ia haus kembali.
Akh..akibat terlalu lama sendiri..
Ejek Sean berlari ke Dispenser. Mengambil satu gelas air untuk dirinya. Namun rasa hausnya tidak kunjung hilang.
Ia mengambil segelas air lagi.
Segelas lagi.
Segelas lagi.
Ia kenyang.
No. She's Crazy....
Tahan Sean. Ia duduk kembali ke sisi ranjang. Namun kembali mundur. Ia sudah pasti merasa dirinya memerlukan sebuah pelampiasan.
Namun mengapa harus dia? Dia tidak normal...
Sean duduk di dekat sisi gadis itu.
"Mengapa anda menjadi gila?" Tanya Sean pada wajah yang telah tertidur lepas dan tidak menyadari kehadiran Sean yang di selimuti pikiran iblisnya.
"Saya biasanya bisa menahan diri. Tapi melihat anda, segala sesuatu hasrat naik ke permukaan" keluh Sean Frustasi, merasa kalah. Ia menjatuhkan dirinya, turun membungkukan sebagian wajahnya.
Memiringkan sedikit wajahnya, hidung tinggi miliknya terlihat miring menyentuh hidung tinggi janet yang berdiri lurus.
Nafas mereka terasa saling menyapa. Hampir. Bibir Sean hampir jatuh, berhitung sampai ke hitungan ke sepuluh. Akhirnya ia menarik diri segera naik keranjang dan membenam kan dirinya dalam selimut dengan posisi miring.
"Saya tidak akan menyukai orang yang memiliki gangguan mental. Tidak akan" gumamnya yakin berkali-kali sampai kabut lelah membawa ia jatuh ke dalam mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
General FictionJaneta Diandra, Gadis super jenius yang diantar ke rumah sakit jiwa karena keserakahan ibu dan saudara tirinya, ia dituduh mengalami gangguan bipolar setelah satu hari kematian ayahnya. - Janet- Uinseann Adrian Poldi, Pria keturunan Inggris dan Bata...