"Baiklah, ia akan di selamatkan. Sekarang ikuti aku baik-baik."
Janet sedikit enggan ketika dirinya harus melepas Sean dari dekapannya. Serasa kosong dan jatungnya ikut melambat seperti ingin ikut mati, tapi tidak pilihan lain.
Ia berdiri di atas dua kakinya yang di dorong pergi, dan ia berhenti tepat di sebuah helikopter yang terlihat telah menunggu mereka, ia menoleh ke belakang, seakan ingin melihat sosok Sean yang tertinggal, ia segera menghapus air matanya dan satu pertanyaan kembali ia lontarkan pada pria yang terlihat sopan ini, "apa kau menjamin Sean akan tetap hidup?"
"Tentu saja, aku tidak akan berbohong," jawab Dr.Bryan antusias, tanpa Janet mintapun, ia tidak akan pernah membiarkan pasien VIP itu mati, "ayo naik, lebih cepat lebih baik."
Janet tidak menoleh ke belakang, duduk di kabin belakang helikopter, matanya di tutup dengan kain penutup mata, setelah itu satu semprotan di depan wajahnya menabrak hidung dan mulutnya. Dalam satu menit kemudian, ia jatuh lelap dan tertidur panjang untuk sementara waktu.
Setelah tiga jam perjalanan, mereka mencapai sebuah tempat yang terlihat seperti Villa.
Dr.Bryan turun di paling awal, ia meminta dua pengawal lainnya untuk membawa masuk Janet yang masih tertidur, dengan sangat hati-hati.
Pintu terbuka otomatis, seorang datang menyambut mereka, ia terlihat seperti pria muda tampak seperti belasan tahun, tingginya tidak mencapai 1.5 meter, matanya bewarna biru muda, namun kacamatanya begitu tebal dengan bingkai emas.
Dr.Bryan bersama pria kecil itu saling tukar pandang, mereka pernah berbicara tentang hal ini sebelumnya, bisnis transplatasi otak. Dr.Bryan memberi isyarat, dan Dr.Luke langsung mengambil tombol di jam tangannya, dan pintu rahasia terbuka. Sekeliling isi ruangan terdiri ratusan tabung-tabung dengan otak segar yang di simpan, dan alat-alat canggih yang luar biasa, dan juga terlihat ruangan dengan kapasitas meja operasi yang di lengkapi alat muktahir tinggi.
"Apakah dia orang yang kau maksud?" tanya pria kecil itu ketika Janet telah di baringkan ke bankars, dan kaki tangannya juga lehernya mulai di berikan kekang seperti borgol anti radiasi namun sangat mengikat ketat, di pastikan ia tidak akan bisa lepas dengan mudah, karena kekang itu tidak memiliki kunci, hanya sistem yang bisa membuka dan menutup.
Dr.Bryan memberi anggukan dan menambahkan kalimat, "dia si jenius yang aku maksud, otaknya melebihi kapasitas orang normal, Dr.Luke."
Dr.Luke terlihat sangat penasaraan, langsung memerintakan beberapa tenaga medis untuk melakukan prosedur pengecekan kemampuan otak gadis Jenius yang di maksud.
Pembaringan Janet di angkat masuk ke sebuah tabung, beberapa alat berkedip-kedip, cahaya sinar memindai terlihat merekam isi tempurung kepala Janet.
Layar monitor terus menampilkan kinerja otak yang di miliki Janet, ketika angka naik dan terus naik, jantung Dr.Luke terus terlihat berlari kencang dan bibirnya seperti merafal mantera, "naik...naik... "
Angka di monitor makin naik, namun tidak secepat di awal. Tapi mereka cukup puas ketika angka itu berhenti di titik yang tinggi. Otak Janet memecah rekor dari semua orang yang pernah di simpan otaknya.
Dr.Bryan tersenyum puas melihat sekali lagi, angka di monitor yang telah berhenti bergerak, rekor baru telah di ciptakan Janet. Otak pertama dengan rekor tertinggi, bahkan sedikit lebih rendah dari milik Dr.Luke, yang baru berusia 13 tahun.
"Luar biasa, dia hanya berbeda 10 point dari diriku. Berapa usianya?"
Dr.Bryan mengeryitkan keningnya, seakan mengingat sesuatu, namun ia tidak ingat pasti, "mungkin 17 tahun--"
Dr.Luke tersenyum, "di usia 17 tahun, aku akan lebih Genius."
Dr.Bryan tidak peduli ocehan Dr.Luke, ia lebih peduli terhadap bisnis dan uang, "aku akan mengabari klient segera. Jangan lakukan apapun sebelum ada perintahku."
Dr.Luke terkekeh, karena Dr.Bryan takut kehilangan harta karunnya. Tentu saja Janet adalah otak beharga, siapa yang tidak akan menjaga sebaik-baiknya. Banyak orang bodoh mrnginginkan menjadi jenius dalam waktu singkat, tentu saja cara terbaiknya adalah memindahkan otak si jenius itu berpindah kepada si bodoh.
Dr.Bryan melakukan panggilan. Di layar tercetak nama-- Tn.Andrew, tentu saja tidak lain adalah ayah kandung Sean.
Panggilan terhubung, Andrew terlihat mengakhiri rapat dengan sangat cepat, ketika melihat satu nama pria yang merawat anaknya.
"Katakan, apa kau sudah mendapatkan yang aku inginkan?" tanya Andrew setelah ia kembali di ruangan, dan ia hanya sendiri dalam ruangan kemegahan miliknya.
Dr.Bryan tersenyum sebelum memulai kalimatnya, "berita bagus Tuan Andrew, aku sudah menemukan otak yang sangat cocok seperti kriteria yang kau inginkan--"
Andrew melompat senang, tapi kembali berpikir, "pastikan dia bukan seorang perempuan, aku tidak mau anakku akan menjadi banci karena transpalasi otak dari seorang perempuan."
Kosong. Dr.Bryan kehilangan kata-katanya sebentar, Janet perempuan.
"Bagaimana, aku butuh sangat cepat! Istriku sudah sangat rindu dengan anakku. Aku akan menambahkan uangnya, tiga kali lipat." Andrew pergi menambahkan iming-iming segera. Tiga kali lipat, bukan uang yang kecil, hal ini akan membuat Dr.Bryan sekejap memiliki kekaayan dalam hitungan jutaan dollar. Tentu saja hal ini akan mengubah semua warna mata orang, menjadi hijau.
Mata Dr.Bryan terlihat licik seketika, tiga kali lipat menggiurkan dirinya, "tentu saja dia laku-laki, Tn.Andrew."
Andrew tidak langsung percaya, "aku akan terbang malam ini, untuk memastikan. Aku akan terlibat dalam operasi anakku sendiri."
Panggilan terputus begitu saja. Kedatangan Andrew langsung, tidak akan bisa menipu pria itu, ia harus menemukan cadangan, karena menjadi kaya tanpa batas, adalah tujuannya. Butuh waktu 2-3 hari, untuk Andrew mencapai lokasi ini.
Hanya satu kandidat terbaik tersisa, Dr.Luke.
Karena sudah dipastikan Tn.Andrew tidak ingin otak Janet, maka ia masih memiliki cadangan, Dr.Luke. Walaupun pria kecil itu masih sangat remaja, tapi tidak ada pilihan lain, karena Sean sudah berada di ujung tanduk. Ia hanya bisa merelakan Dr.Luke, untuk menjadi seorang yang akan tidur di meja operasi.
"Maaf, Dr.Luke, uang lebih beharga daripada pertemanan."
Kemudian, Dr.Bryan melakukan panggilan kembali, kali ini ia menghubungi seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat dermawan, ia tengah membagi-bagikan bantuan di pinggir kota,
"Nyonya Xia, apa kabar?"
Nyonya Xia, wanita paruh baya berdarah China yang sangat fasih berbahasa Indonesia, dengan mata kilat, ia mundur jauh dari kerumunan, ia mengabaikan basa-basi, ia langsung bertanya, "apa kau sudah menemukan yang cocok untuk putriku?"
Dr.Bryan terkekeh. Tn.Andrew tidak ingin Janet, terpaksa ia menjual kepada klient besar lainnya, "tentu saja, ia seorang gadis Jenius dengan rekor tertinggi."
Ny.Xia terpaku menatap Putrinya, Florensia yang tengah membagi-bagikan bantuan. Anaknya terlahir dengan kemampuan otak di bawah standart, sangat bodoh untuk seorang yang akan mewarisi kerajaan bisnis milik Ny.Xia.
Otak bodoh Florensia itu terjadi ketika gadis itu di serang oleh imunnya sendiri, sebenarnya ia tidak sebodoh ini dulu. Tidak ingin bisnis hancur di tangan putrinya sendiri kelak, oleh itu ia diam-diam akan mengganti otak putrinnya, jadi ia memastikan kebenaran lagi, "apakah gadis itu genius?"
Dr.Bryan terkekeh menjawab dengan antusias, "sudah di pastikan sendiri, ia lahir dengan otak sama seperti Einstein."
***
Ns.
Jawab yab ? Setuju otak Michael Reivanka Transplatsi di kepala Sean ?Setelh 100 coment baru kita next ini cerita yah 😘😘 jangan lupa boom aja
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
General FictionJaneta Diandra, Gadis super jenius yang diantar ke rumah sakit jiwa karena keserakahan ibu dan saudara tirinya, ia dituduh mengalami gangguan bipolar setelah satu hari kematian ayahnya. - Janet- Uinseann Adrian Poldi, Pria keturunan Inggris dan Bata...