Janet menarik Rene keluar.
"Gue nggak mau" tolak Rene.
"Tidak seharusnya kamu seperti itu, karena saya yang memberikan ide. Maka saya yang akan bertanggung jawab" putus Janet pergi meninggalkan Rene yang tetap bersikeras bersembunyi.
Rene menatap dengan mata nanar melihat punggung Janet yang menjauh, tangannya mengepal dalam diam, namun hatinya cukup tersentuh akan tindakan Janet yang pergi bertanggung jawab untuknya.
Rene berlari mengikutinya, mencegah keras kepala sok pahlawan gadis itu yang bersedia bertanggung jawab untuk dirinya, dan bertanya dengan cepat, ketika mereka mencapai lorong yang berdekatan dengan kamar Sean.
"Janet"
Mendengar suara teriakan seseorang memanggil nama Janet di luar kamarnya, sekejap mata Sean terbuka. Semangat hatinya meletup seakan -akan gadis itu datang menemuinya. Ia bangun dari imajinasinya. Bersiap akan keluar seakan-akan ia telah melupakan bahwa ia baru saja mengusir Janet tadi.
Baru saja pintu terbuka, percakapan dua gadis itu terdengar jelas.
"Loe bertanggung jawab bagaimana ama tu orang brensek, mau jadi istrinya loe...jijik banget" remeh Rene mencengkram pergelangan Janet. Sebenarnya Rene cukup marah dan kesal namun juga tersentuh dengan Janet.
Janet mendelik dengan matanya, mengetuk dengan lembut meminta Rene melepaskan cengkramannya.
"Rene, saya tidak akan menyulitkan kamu. Okey"
"Jadi loe mau nikah sama Paman itu, gue yakin banget tuh dia nggak bisa masukin lagi kemana-mana..ha ha " ejek Rene.
"Gue yakin, loe nggak bakal puas" tambah Rene dengan mata sinisnya.
Janet hanya menutup telinganya dan melewati Sean yang baru saja tercengang, seakan percakapan mereka barusan membuat dirinya patah hati.
Menikah dengan seorang paman, dan kepuasan, nggak bisa masuk..
Sean bangun dari kesadarannya, seketika punggung Janet menjauh dan membelok ke ruang UkS.
Sean penasaran, mencegat Rene yang terlihat akan pergi. Ia berdiri mencegah.
"Maksud kamu, gadis gila itu akan menikahi seorang Paman? " Tanya Sean, namun detik selanjutnya ia memukul kepalanya, dan baru menyadari mengapa ia malah berkomunikasi dengan orang gangguan mental lainnya.
Rene menjulingkan matanya dan kalimat dengan nada arogan jatuh keluar di samping Sean.
"Ia nih, tuh gadis gila baru aja meletakan penjepit tikus buat paman yang habis perkosa dia... Terus karena itu, dia mau bertanggung jawab dan mau jadi bini no.4"
"What ? " Sean linglung mendengar satu kalimat panjang gadis itu dalam satu nafas. Apalagi wajah gadis itu terlihat bersungguh-sungguh dengan kalimatnya.
Bup...bup..bup..
Ingat kalimat itu, Sean cukup sakit hati dan prihatin yang dalam. Seketika rasa simpatiknya, berubah sepenuhnya ingin menjaga Janet di sisinya.
"Paman yang mana kamu maksud"cecar Sean geram mendengar paman yang telah memperkosa gadis itu, setidaknya ia akan membuat perhitungan dengan dengan pria tua itu.
Rene tersenyum penuh siasat, dan menjulingkan matanya, ia berjingkit dan membisiki telinga Sean.
"Paman yang biasa jaga ronda itu lo, tiap malam Janet meronta dan menjerit karena ingat Paman kotor itu"
Sean Shock. Tiba-tiba tubuhnya terasa akan melayang, terasa ringan, namun kembali ia menguat pijakan kakinya di tanah dengan nada geram, seakan-akan ia percaya penuh dengan Rene kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
General FictionJaneta Diandra, Gadis super jenius yang diantar ke rumah sakit jiwa karena keserakahan ibu dan saudara tirinya, ia dituduh mengalami gangguan bipolar setelah satu hari kematian ayahnya. - Janet- Uinseann Adrian Poldi, Pria keturunan Inggris dan Bata...