Part 17 Kau Sakit Sean...

1.3K 105 35
                                    

𝕤𝕖𝕝𝕒𝕝𝕦 𝕧𝕠𝕥𝕖 𝕕𝕒𝕟 𝕔𝕠𝕞𝕖𝕟𝕟𝕥 𝕪𝕒𝕙 𝕣𝕖𝕒𝕕𝕖𝕣𝕤
𝓟𝓪𝓻𝓽 : 17
˙·٠•●♥ Crazy Love ♥●•٠·˙

Melihat kartu isi setumpuk emas. Tidak membuat Angel terlihat mudah terhasut. Daripada memiliki kartunya, bukankah ia lebih harus menggoda pemilik kartu. Menjadi wanita disamping Michael Reivanka, siapa yang tak ingin.

Dalam sekejap cahaya mata Angel berubah, ia sudah jatuh hati ke sosok pemilik kartu. Ia pun dengan berani, bangun duduk di samping Michael Reivanka. Berbisik menggoda. Satu telunjuknya naik menghitung tombol kancing pria yang ditakdirkan dengan wajah mahakarya indah.

"Daripada uang, gue lebih suka menjadi teman ranjang. Setelah itu gue akan kasih tau loe, di mana saudara gue berada" Bisik Angel, menjulurkan tangannya naik ke leher Mic. Mic melirik ke bawah. Senyum jijik tampak jelas, namun tangannya malah duduk menekan Angel. Sungguh Angel tidak peduli pada pandangan jijik dua pria ini.

Dasar gadis jalang..

Pekik Andre dalam hati. Untung ia dengan cepat meninggalkan gadis ini.

Mic terekekeh.

"Maaf, saya tidak berminat menyentuh gadis kotor. Tapi banyak saudara saya di luar sana, dengan senang hati membantu" Ancam Mic menjatuhkan kebawah, menyobek dress, dan menyisakan kulit dengan dalamanya saja.

Sekejap Angel malu dan takut. Sungguh bodoh, ia berani provakasi Michael Reivanka.  Apa yang ia dapatkan? Bukan uang tapi tubuh najis.

Menyerah dan takut. Sebelum pintu benar di buka. Angel membuka mulut.

"Gue akan bilang, dimana  Janet?"

Mata Mic kembali menatap lurus, menunggu bibir gadis itu melanjutkan kalimatnya.

"Dia sekarang tinggal...." Ragu Angel ragu untuk jujur. Tentu saja hal ini akan menguntungkan Janet. Nasib dirinya dan ibunya, bagai nasib yang berbalik tangan jika Janet memilik pendukung sekuat ini. Siapa yang tidak tau kekayaan pria Jenius muda ini. Hanya satu yang Angel baru tau. Pria ini terobsesi dengan saudara tirinya, Janet. Membuat irinya meningkat.

Muak. Tentu saja muak. Jika mengingat keberuntungan Janet. Sekali lagi ia berusaha menghalau pandangan Mic, tentu saja duduk dengan aksi diam, memamerkan tubuhnya sendiri.

"Saya tidak tertarik" Dengus Mic ingin muntah. Matanya tetap terlihat datar dan tidak tergoda, walau Angel berusaha mengulur waktu dengan sengaja. Akting terlihat tidak nyaman karena setengah telanjang, namun sepenuhnya ia dengan akal sehat pamer dan menggoda.

"Sepertinya, Angel lebih suka menemani saudara-saudara di luar Mic" Sindir Andre bersiap membuka pintu.

Mata Angel lari ke pintu. Bayangan najis mengekor isi kepalanya, menakuti dirinya.

"Wait... Gue bilang"

Tercekat. Menunggu. Angel menarik dressnya dari lantai lebih dulu.

"Janet jaga kakeknya, karena ia mau dukung masa tua kakeknya."

Mic menyelidik. Mencari kebenaran. Angel berburu mengambil pulpen di dalam tas-nya dan menarik selembar kertas dari buku kecilnya.

"Gue tulis alamatnya disini. Gue sumpah gue nggak bohong" Pekik Angel bergetar menyerahkan selembar kertas ke tangan Mic.  Mic melihat kebohongan di atas sumpah gadis ini. Tetapi ia lebih memilih percaya, karena tampaknya logika tidak mempengaruhi Mic yang tengah jatuh hati pada gadis Einstein itu.

Menulis alamat dengan cepat. Apapun itu, ia menulis asal.

Alamat palsu. Ia harus menyelamatkan diri tapi tidak akan memberi kesempatan Janet kembali ke kehidupan nyata. Memberikan secarik kertas kemudian pada Mic.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang