Mendengar suara pintu terbuka...
Janet menoleh ke belakang, mengarah pandangan ke pintu.
Sekejap pandangannya menjadi ambigu. Matanya membesar seakan-akan memastikan yang berdiri di ambang pintu , adalah pria botak dengan mata hazel.
Bukan Rene...
"Shittt, get out now" maki Janet mengusir setelah bangun dari ambigunya, sekejap menarik gorden kamar mandi menutupi tubuh polos, dan mulai melemparkan apapun di sekitarnya pada pria di depannya.
Puk....
Sean bangun dari terpana ketika instingnya mengatakan sesuatu menyerangnya.
Tepat. Ia menghindar tepat waktu.
"Hei...Crazy Girl,You just used my bathroom without my permission" tuding Sean membenarkan dirinya.
Janet marah.
"Fuck with your bathroom. You just saw my body"
Sean akan tersedak.
Body..
Tentu saja ia telah melihat semuanya. Namun ia berkata ketus seakan ia menutupi rasa ketertarikannya, sejujurnya hal tadi membuat ia menelan ludahnya jatuh ke dasar perutnya.
"Tidak ada yang menarik dari sesuatu yang rata" kritik Sean membuat Janet menutup lekat bagian yang di maksud Sean.
Rata. Tentu saja Janet malu mendengar hal itu dari seorang pria.
"Dasar mulut kotor" balas Janet cepat. Janet melemparkan tinjunya ke dada Sean. Sean tidak bergeming, karena setiap pukulan yang masuk, tidak membuat Sean sama sekali merasakan sakit.
Merasa sia-sia, Janet menghentikanya tingkahnya. Maju beberapa langkah, Sean ikut berbalik, namun kaki Sean tanpa sadar menginjak ujung gorden yang terbalut di tubuh Janet.
Janet kehilangan keseimbangan. Sean buru ingin menangkapnya, namun kakinya malah terpleset bersamaan dengan Janet yang jatuh duluan ke lantai. Di susul Sean yang jatuh menimpa tubuh kecil Janet.
Saling menatap dalam kebingungan.
Saling menelan dalam kekaguman.
Saling bertukar nafas dalam kedekatan.Makin lama, makin terlihat intens. Sean tunduk ingin mengikuti naluri pria. Janet bangun seakan alarm penjagaaan dirinya terhadap predator, berbunyi keras.
Tuk...
Janet baru saja akan mengayunkan kepalanya, berniat membentur hidung tinggi Sean.
Namun Sean lebih dulu mengalami mimisan dari hidungnya.
"Apa ini?" Sean membekap hidungnya, merasakan cairan merah dari hidungnya
"Enyah" bentak Janet mendorong tubuh itu berguling ke sampingnya.
Berdarah. Darah segar keluar dari hidung Sean. Sean panik. Ini pertama kalinya ia seperti ini. Ia mimisan karena berdekatan dengan gadis ini.
"Oh God" Sean histeris bangkit. Dalam hatinya, ia mulai mengutuk hormon tertumpuk yang memuncak, bagaimana mungkin naluri pria bergerak pada wanita gangguan mental. Sean menjungkirkan kepalanya ke belakang, seakan membuang pikiran mesum. Ia sejauh mungkin membuang pandangan menjauhi Janet.
Tidak kunjung berhenti mimisan. Sean mengangkat kepalanya ke atas, seakan-akan mengirim kembali darah itu masuk kembali ke dalam hidungnya.
"Bodoh, jangan lakukan itu" cegah Janet yang mengambil posisi kepala Sean agar jangan mendongak ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
General FictionJaneta Diandra, Gadis super jenius yang diantar ke rumah sakit jiwa karena keserakahan ibu dan saudara tirinya, ia dituduh mengalami gangguan bipolar setelah satu hari kematian ayahnya. - Janet- Uinseann Adrian Poldi, Pria keturunan Inggris dan Bata...