Janet menghapus lelahnya setelah menyelsaikan operasinya, seketika ia mencuci tangan setelah melepaskan sarung tangan sterilnya. Berencana akan kembali ke kamar miliknya.
Ia melewati koridor sunyi dan gelap. Namun sayup-sayup ia dengar suara erangan halus.
Tidak peduli awalnya.Namun asal suara itu dari kamar Sean.
Ragu. Ia pun mendekat ke asal Suara. keberanian dari mana, ia berani membuka celah pintu, dan mengintip.
Punggung gadis itu terlihat telanjang indah, dan wajah pria itu tertutupi rambut panjang ikal indah itu. Gadis itu Rene
Sean dan Rene.
Duga Janet. Ia pasti tidak salah. Sean tidak lain pria kotor kini di mata Janet. Detak jantung Janet terasa menyakitkan. Marah dan kecewa bercampur begitu saja.
"Pria bodoh dan gadis gila" Umpat Janet pergi meninggalkan kamar. Bukankah Sean menggodanya tadi, namun sekarang ia malah dibawah tubuh Rene. Dalam hati Janet, ia tersenyum pahit.
Kembali kamar selnya, cukup gelap namun cahaya samar-samar bulan masih bisa menjadi penerang jalan untuk kaki Janet mencapai lemarinya. Janet hampir melepas pakaiannya , ketika ia menyadari sosok laim berada di dalam kamarnya.
Glek...
Mata kucing menelan jatuh hasratnya ke dasar perutnya dan ketika ia kembali bangun dari keindahan yang nyaris di tonton di depan matanya.
Hidungnya tiba-tiba merasa masam.
Tetapi ada sesuatu cairan panas terasa meledak di depan hidungnya.
Sean segera menutup hidungnya, dan mengambil ujung kemeja untuk menyeka darahnya, di saatbini Janet menyalakan lampu, dan mendapati Pria itu di atas kasurnya.
Jadi siapa yang bersama Rene? itu bukan Sean.
"Sean ?" tegur Janet marah. Pria ini berani menyelinap.
Kesal.Janet kembali, melemparkan bantal dan juga tendangannya untuk menggulingkan Sean segera.
"Kau mengintipku tadi " Pekik Janet.
"Belum terlihat" balas Sean.
Namun Sean sedikitpun tidak bergeming, tendangan Janet bagai angin yang menyentuh kulit tubuhnya yang sudah biasa terlatih dalam medan pertarungan manapun. Tendangan Janet bukanlah apapun.
Lelah menendang, Janet turun jongkok mulai meninju asal pria di depannya, makian-makian di lontarkan pada Sean yang telah mengintip tubuhnya dua kali.
"Kau pria mesum"
"Kau pengintip"
Sean menggelengkan kepala. Ia tidak mengakui. Karena ia belum melihat sama sekali.
Janet kesal, namun kali ini Sean malah pergi bangun mengunci gerakan tubuhnya.
Bau desinfektan tercium sangat dekat di atas Sean. Jatuh bingung Sean tiba-tiba merasakan aroma gadis ini, cukup unik dan nyaman di hidungnya.
Bau rumah sakit yang dibeci Sean, sekarang terasa menyenagkan keluar dari tubuh Janet.
" Saya suka bau anda, bau rumah sakit" Guncang Sean pada Janet setelah ia menyadari dirinya benar-benar jatuh pada pesona Janet. Matanya indah terlihat seperti mata kucing dalam kegelapan, di atapi bulu mata lentik panjang, kemudian air liur Sean jatuh kendasar tenggorokannya ketika pandangan matanya mulai mengamati bibir yang terlihat basah menggoda.
"Crazy girl, hmmmm i love you, noo noooo i like your body..uhmm"
Janet bangun dengan menekankan dua tangannya di dada Sean dan berkata sinis kemudian. Menopang menjaga jarak intens. Ketampanan pria ini di atas rata-rata, tapi bukankah pria jenius adalah kriterianya. Namun pria tampan ini, tampak bodoh, jauh dari kriterianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
General FictionJaneta Diandra, Gadis super jenius yang diantar ke rumah sakit jiwa karena keserakahan ibu dan saudara tirinya, ia dituduh mengalami gangguan bipolar setelah satu hari kematian ayahnya. - Janet- Uinseann Adrian Poldi, Pria keturunan Inggris dan Bata...