#8✔️

3.8K 328 7
                                    

Jangan tanya kenapa aku berlebihan pada mu. Tapi lihat ke dalam dirimu ada sosok indah yang tak bisa aku bantah.

-Salsabila.
.
.
.
.

Mila menarik nafas dalam-dalam. Bosan rasanya melihat hal menyakitkan berkali-kali. Meskipun bukan sebagai pemeran tapi percayalah penonton kadang bisa memiliki rasa lebih dari pada pemeran utama sekalipun.

"Permisi, dokter mau periksa pasien"

Mila hanya mengangguk melihat sesaat pada seseorang yang masih menutup mata hingga kemudian ia berdiri meninggalkan ruangan ini. Sudah jadi aturan di rumah sakit ini saat Dokter sedang melakukan pemeriksaan semuanya harus meninggalkan ruangan. Yah kecuali pasien.

Beberapa menit menunggu di depan dengan fikiran yang melayang kemana-mana. Mila merasa ia harus mengambil Tindakan. Tidak bisa seperti ini terus menerus. Melihat kerabat dekatnya jatuh berkali-kali dalam lubang yang ia buat sendiri.

Suara decitan pintu terbuka membuat Mila berdiri dari kursi tunggu. Ia menunggu dokter berparas cantik itu berbicara. Tapi sebelum dokter itu berbicara rasanya Mila dapat menebak apa yang terjadi saat dokter itu menggeleng.

"Biasanya tidak pernah sesering ini. Ada apa ?" Tanya dokter.

Pembicaraan Mila dengan dokter muda di hadapan nya lebih terlihat seperti pribadi karena para suster telah terlebih dahulu meninggalkan mereka.

Mila menarik nafas berat. Ini sesuai dengan dugaannya.

"Mungkin ini alergi biasa. Tapi kalau sesering ini bisa bahaya buat Salsa"

Yah, Mila sedang berada di rumah sakit menemani Salsa yang tiba-tiba kesulitan bernafas. Salsa memiliki alergi pada rongga saluran pernapasan nya. Ia tidak bisa menghirup udara kotor terlalu banyak termasuk asap rokok. Alergi ini di miliki Salsa dari ia kecil. Tapi sedari kecil ia tidak pernah mengalami nya dalam jangka waktu yang sering. Sampai menginjak duduk di bangku SMA, Salsa menjadi rutin kambuh.

Dan seorang dokter muda cantik di hadapannya ini. Ia akhirnya mau tidak mau menjadi dokter yang cukup di kenal Mila.

"Ini masalah pernapasan, loh. Salsa gak bisa main main. Semenit aja rongga pernapasan salsa membengkak hebat. Semua bisa fatal"

Mila tercekat.

"Obat apapun terapi apapun gak akan berhasil selama Salsa gak bisa jaga diri baik-baik"

Cewek bodoh. Rutuk Mila dalam hati.

"Mm yasudah .. kalau begitu saya permisi. Saya minta tolong bantu Salsa menjaga lingkungan dia"

Mila mengangguk pasrah.

Saat masuk kembali, Mila melihat Salsa sudah siuman. Meskipun ia masih mencoba menyetarakan cahaya yang masuk.

"Sut. Diem deh, Mil" sungut Salsa

Salsa tau pasti Mila akan mencecar nya dengan banyak Omelan. Bernafas dengan menggunakan tabung oksigen segede Manusia aja Salsa masih kesusahan bernafas. Di tambah lagi kalau Mila harus ngomel. Yang ada nafas Salsa makin cekat.

Salsa Fikir Mila akan menimpali nya atau menoyor kepala Salsa seperti biasa. Yah seperti Mila seperti biasanya. Tapi kali ini Mila justru diam melihat keluar jendela tanpa memperdulikan ocehan Salsa.

Salsa melihat heran pada gerak-gerik Mila kali ini.

"Mil, Lo Napa dah"

Mila hanya mengendikkan bahu.

Keduanya terdiam beberapa saat. Mereka sibuk dengan fikiran masing-masing. Mila sibuk memikirkan kondisi Salsa. Keadaan nya bisa buruk kalau terus-terusan begini. Tapi, Salsa tetap lah Salsa-gadis keras kepala yang punya prinsip kuat. Sementara Salsa, ia sudah mulai bosan dengan suasana hening ini.

All About You(COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang