29 Desember 2018
07:00
Tin Tin!
Suara klakson truk pengangkut barang terdengar dari arah luar. Jaehyun menyewa truk untuk mengangkut semua barang dari rumah lama ke rumah barunya.
Dua orang pria pengangkut barang serta keempat bersaudara itu bolak-balik keluar masuk rumah untuk mengangkut barang dari dalam rumah ke atas truk.
"Mue mau ditaroh mana?" tanya Jaehyun. Jeno memelihara kucing persia jantan berwarna abu-abu yang diberi nama Mue.
"Ya digendong lah, masa mau ditaro di bagasi. Ntar bisa koid si Mue," jawab Jeno dan dibalas dengan anggukan pelan oleh Jaehyun.
Perumahan baru yang akan ditinggali mereka berempat terletak lumayan jauh dari rumah yang lama. Namun lebih dekat untuk menuju kantor perusahaan almarhum Donghae dan Jessica, kedua orang tua mereka.
Jaehyun merupakan lulusan Master of Business Administration atau yang biasa disebut dengan MBA. Ia menggantikan posisi ayahnya sebagai CEO di perusahaan tersebut.
Berbeda dengan kakaknya yang sudah menjadi CEO, Minho sudah bekerja di sebuah rumah sakit besar dengan gelar sebagai dokter umum.
Sedangkan Mark, ia merupakan mahasiswa jurusan culinary arts. Kemampuan memasaknya yang tidak diragukan lagi membuatnya berani membuka restoran kecil di pusat kota yang selalu ramai pengunjung.
Kalau Jeno si anak bungsu, ia masih kelas XII. Sejak kecil ia memiliki kemampuan untuk melihat dan berkomunikasi dengan makhluk gaib.
Sekitar satu jam perjalanan, akhirnya mereka tiba di depan gerbang masuk perumahan. Terdapat gapura bertuliskan Pearl Residence yang sangat besar.
Jaehyun, Minho, Mark dan Jeno kini sedang berdiri sambil menatap kagum rumah yang akan mereka tinggali.
Rumah itu terdiri dari dua lantai, tampak depan terlihat halaman dengan rumput hijau segar yang lumayan luas. Sebenarnya rumah itu tidak terlalu besar, hanya saja terlihat modern dan mewah.
Di samping kiri rumah terdapat taman yang banyak ditanami bunga-bunga cantik dan indah serta di tengahnya terdapat satu pohon besar yang berdiri kokoh melindungi bunga di bawahnya. Bagi yang melihatnya pasti akan terpesona dengan taman itu.
"Waahh! Bagus banget rumahnya!" seru Minho sambil menatap rumah barunya dengan mata berbinar.
"Yuhuuu! Pasti betah gue tinggal di sini!" teriak Jeno senang.
"Wah pinter lo Bang nyari rumah," puji Mark pada Jaehyun.
"Iya lah, gue gitu loh. Gue kan paling pinter diantara kalian bertiga," kata Jaehyun.
"Pinteran gue perasaan," kata Minho yang mendengar bahwa Jaehyun mengaku jika dirinya paling pintar diantara mereka berempat.
"Mas, ini mau ditaro mana barangnya?"
Jika saja salah satu dari kedua pria pengangkut barang tidak menegur mereka untuk memasukkan barang bawaan ke dalam, pasti mereka akan terus berbicara sesuka hati sampai lupa waktu.
•
•
•22:10
Jeno yang akan berjalan ke kamar mandi di sebelah kamarnya mengernyit heran ketika tanpa sengaja melirik pintu balkon kamarnya yang terbuka lebar.
Siapa yang membuka pintu balkon? Begitu pikirnya.
Akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya terlebih dahulu sebelum pergi ke niatan awalnya, ke kamar mandi.
Ketika sampai di depan pintu balkon, ia bisa melihat Mark yang sedang berdiri membelakanginya sambil menatap rumah kosong yang berada tepat di depan rumah mereka.
Jeno menautkan alisnya heran karena bingung mengapa Mark berada di balkon kamarnya.
"Bang Mark?" sapa Jeno.
"Hm?" jawab Mark. Ia menoleh sejenak lalu kembali memperhatikan sesuatu.
"Lo ngapain di situ?" tanya Jeno sambil berjalan menghampiri Mark.
"Gue lagi liat cewek cantik di rumah itu," jawab Mark sambil menunjuk seorang perempuan yang sedang berdiri di balkon rumah kosong yang berada di depan rumahnya itu.
Jeno mengikuti arah tunjuk Mark.
Sedetik kemudian, ia terbelalak. Apa yang dilihat Mark tentu saja berbeda dengan apa yang dilihatnya.
"Cantik darimana?" tanya Jeno berusaha tenang.
"Wajahnya mulus tau, putih lagi. Eh dia senyum ke kita Jen!" jawab Mark.
"Hah? Mulus? Wajahnya banyak sayatan aduuh," batin Jeno.
"Lo mau masuk ga? Kalo nggak yaudah nih gue tutup pintunya," tanya Jeno sambil berancang-ancang akan menutup pintu balkon.
"Ntar dulu ah," jawab Mark. Masih tetap memperhatikan wanita tersebut.
"Ayo cepet!" Tanpa babibu lagi, Jeno langsung menarik tangan Mark dan dengan cepat ia menutup lalu mengunci pintu balkon kamarnya.
"Kenapa sih?" tanya Mark kebingungan.
"Lo tadi liat cewek cantik mulus kan?"
Mark mengangguk. "Iya, emang kenapa sih nanya gituan? Menurut lo cewek tadi ga cantik gitu?"
"Mau gue kasih tau ga?"
"Apaan?"
•~• •~• •~•
To be continue
Btw, kucingnya Jeno itu nama panjangnya Samuel, jadi dipanggil Mue'
KAMU SEDANG MEMBACA
Abandoned House
Mystery / ThrillerTentang Jeno dan ketiga kakaknya yang mengungkap misteri rumah kosong. [END]