16. Jeno Di Mana?

992 181 7
                                    

GREP!

Tiba-tiba saja datang dua orang yang membekap mulut mereka dari belakang. Membuat mereka berdua seketika pingsan karena mencium aroma di sapu tangan milik penculik itu.

"Ayo cepat kita bawa dua anak ini ke markas!" ujar seseorang yang membekap mulut Eric pada orang di sampingnya yang membekap mulut Jeno.

Aksi kedua orang itu berjalan lancar, karena memang sedari tadi jalanan terlihat sangat sepi. Sehingga tidak ada yang melihat jika dua orang siswa SMA Garuda Sakti diculik oleh dua orang yang memakai baju serba hitam tersebut.



"Loh, kok sepi?" gumam Mark ketika melihat lingkungan sekolah SMA Garuda Sakti yang sangat sepi. Seperti tidak ada aktivitas belajar mengajar di dalamnya.

"Kan jam segini udah waktunya pulang," gumam Mark lagi sambil melihat jam tangan yang dikenakannya.

Menunjukkan pukul 15:00

"Tunggu lima menit lagi deh," gumamnya lagi lalu mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya.

Lima menit berlalu...

"Kok gak keluar-keluar sih? Gue tanya satpam aja deh." Akhirnya Mark memutuskan untuk bertanya pada satpam yang menjaga sekolah tersebut.

"Permisi Pak," panggil Mark.

Satpam itu menoleh. "Iya, kenapa Mas?"

"Sekolahnya kok sepi sih Pak? Emang udah pada pulang ya?"

"Iya Mas, dari jam sepuluh tadi murid-murid dipulangkan. Soalnya ada rapat mendadak."



BRAKK!

"Mana adek lo?" tanya Jaehyun ketika melihat Mark yang baru saja masuk ke dalam rumah sendirian dengan raut wajah kesal.

"Kata satpam udah pulang dari jam sepuluh tadi. Tau gitu gue gak usah jemput dia tadi, ngabisin bensin aja! Panas lagi!" jawab Mark kesal sambil mendudukkan dirinya di sofa.

"Terus lo ga cari dia gitu?" sahut Minho.

"Lah emangnya belum sampe rumah?" tanya Mark. Jaehyun dan Minho menggeleng bersamaan.

"Perasaan gue ga enak," gumam Jaehyun lalu mengirimkan sebuah pesan pada Jeno lewat aplikasi WhatsApp.

Jeno sok cakep

Jen, lo di mana? Cepet pulang!

Namun ekspektasi tak sesuai dengan realita. Pesan yang dikirim Jaehyun bertanda centang satu, yang artinya pesan tersebut tidak terkirim pada si penerima.

Jaehyun semakin gelisah, entah mengapa perasaannya sangat tidak enak saat ini.

Minho dan Mark yang melihat ekspresi di wajah Jaehyun kebingungan. Tak biasanya kakak pertamanya itu gelisah seperti ini.

"Bang, kenapa sih?" tanya Minho.

"Kok gitu banget wajahnya?" sambung Mark.

"Perasaan gue ga enak," jawab Jaehyun. Matanya masih menatap layar ponselnya. Saat ini, ia mencoba untuk menelpon Jeno.

"Bisa Bang?" tanya Minho kemudian.

Jaehyun menggeleng. "Si Jeno mutusin panggilannya."

"Paling dia lagi main, makanya dimatiin," sahut Mark santai.

Jaehyun seketika menatap Mark tajam. Membuat Mark sedikit memundurkan badannya hingga menatap bahu sofa. "Mark, emang lo gak ngerasa aneh gitu?!"

"Ng-nggak tuh, biasa aja," jawab Mark gugup.

Abandoned HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang