"Dia itu mayat anak kecil yang ditemukan di rumah depan kemaren," jawab Minho.
"Kok tau?" tanya Mark.
"Jadi gini, dengerin penjelasan gue."
Kini mereka bertiga sudah memasang wajah serius untuk mendengarkan penjelasan dari Minho.
"Yang pertama, hantu anak kecil itu nunjuk rumah kosong itu berarti ada kemungkinan besar kalau emang dia mayat yang ditemukan polisi waktu kemaren itu. Yang kedua, mungkin dia berusaha ngasih tau identitas si pembunuh lewat angka di kaca itu. Ini nih yang ketiga, hantu itu mungkin sengaja ngejatohin foto keluarga itu dengan maksud untuk menunjukkan siapa dirinya pas masih hidup.
Jadi, kesimpulan dari pemikiran gue ini adalah dia orang yang ada di dalam foto keluarga itu dan juga dia mayat yang ditemukan di rumah kosong itu." Minho menyampaikan pemikirannya tentang clue yang didapat dari hantu anak kecil itu.
Jaehyun, Mark dan Jeno terdiam memikirkan penjelasan Minho. Apa yang dikatakan Minho bisa saja benar. Atau mungkin sangat benar?
"Kok gue gak mikir sampe sana ya?" sahut Jeno.
"Dokter mah gercep pemikirannya," sahut Mark.
"Jadi, langkah selanjutnya kita harus nyari tau si pembunuh lewat angka yang dikasih hantu anak kecil tadi," kata Minho lagi.
"Satu sembilan tiga sembilan. Artinya apa ya?"
•
•
•5 Januari 2019
10:11
"Ric, sekarang gue tau siapa mayat anak kecil yang ditemukan polisi waktu itu," ujar Jeno pada Eric. Saat ini, mereka berdua sedang duduk di salah satu meja di cafe milik Eric.
"Siapa?"
"Mayat anak kecil itu ternyata anak yang di dalem foto keluarga itu."
"Serius? Kok lo tau?"
"Duarius, kemaren hantu anak kecil itu nampakin dirinya dan ngasih clue tentang identitas si pembunuh ke gue."
"Apa cluenya?"
"Satu sembilan tiga sembilan."
"Hah? Apa tuh?"
"Gue juga ga tau, makanya gue mau ngajak lo mikir angka itu maksudnya apa."
"Satu sembilan tiga sembilan..." gumam Eric sambil memainkan dagunya, terlihat sedang berpikir. "Apa jangan-jangan itu tahun lahir si pembunuh?"
Jeno menjentikkan jarinya, senang bisa mendapatkan titik terang. "Ah iya bisa jadi!"
Namun, seketika ia tersadar akan sesuatu. "Tapi... Tua banget dong."
"Iya," kata Eric sambil membuka handphonenya lalu menghitung umur si pembunuh. "Dua ribu sembilan belas dikurangi sembilan belas tiga sembilan, hasilnya delapan puluh. Gue gak yakin kalo dia masih hidup."
"Gue bingung gimana caranya mecahin dua misteri ini sekaligus."
Eric menatap Jeno dengan tatapan bingung. "Dua? Apa aja?"
Jeno memutar bola mata jengah. "Ya misteri tentang hantu Saerom sama hantu anak kecil itu lah, masa gitu aja gak tau?"
"Bukan dua bego! Satu misteri itu mah."
"Kan hantunya ada dua cerdas!"
"Ya satu misteri lah, kita kan sama-sama nyari si pelaku pembunuhan dua mayat perempuan itu."
Jeno terdiam sejenak, memikirkan ucapan Eric. "Lah iya juga sih, kok gue baru kepikiran ya?"
"Iya, jadi gimana nih? Satu sembilan tiga sembilan itu artinya apa ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Abandoned House
Mystery / ThrillerTentang Jeno dan ketiga kakaknya yang mengungkap misteri rumah kosong. [END]