10. Bau Bangkai

1K 202 19
                                    

3 Januari 2019

07:10

"Lo ga ke kantor Bang?" tanya Mark pada Jaehyun yang sedang berbaring di kasur sambil memainkan handphonenya.

"Gue bosnya," jawab Jaehyun singkat sambil senyum-senyum sendiri melihat layar ponselnya.

Mark jadi ngeri sendiri melihat kakaknya senyum-senyum begitu. "Chat sama Kak Rose kali?" batinnya menebak.

"Ngapa lu Bang?" tanya Mark penasaran.

Namun pertanyaan Mark itu tidak ditanggapi oleh Jaehyun, ia tetap senyum-senyum sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya.

"Dih. Yaudah, gue berangkat dulu!" pamit Mark sedikit kesal sambil melangkahkan kakinya keluar rumah.

"Hm.."

"Assalamualaikum," sahut Minho sambil memasuki rumah dengan wajah pucat. Ia baru saja menyelesaikan shift malamnya di rumah sakit tempatnya bekerja.

"Waalaikumsalam," jawab Mark yang masih berdiri di dekat pintu. "Muka lo pucat banget Bang, makan tuh di dapur, gue udah masak," lanjutnya lalu segera keluar rumah.

"Heem," jawab Minho singkat lalu berjalan masuk ke kamarnya.

Sesampainya di kamar, Minho langsung melempar tasnya ke sembarang arah lalu berbalik lagi hendak menuju dapur karena semalam ia belum sempat makan di kantin rumah sakit.

BRAKK!

Baru saja Minho akan keluar kamar, tiba-tiba pintu kamarnya tertutup sendiri dengan sangat kencang. Membuatnya membuka mata sempurna setelah sebelumnya matanya sulit dibuka karena mengantuk.

"Kalo nutup pintu jangan keras-keras!" teriak Jaehyun dari kamar sebelah.

Minho hanya diam, tidak menjawab ucapan Jaehyun karena terkejut dengan pintu yang tiba-tiba tertutup sendiri.

"Masa angin sih yang nutup pintu? Tapi kayaknya ga mungkin deh, orang daritadi gue ga ngerasain ada angin yang masuk," batin Minho.

Tak mau memikirkan hal barusan, Minho segera meraih kenop pintu lalu memutarnya. Namun belum sempat ia berhasil keluar dari kamar, tiba-tiba saja ada angin dingin yang berhembus di belakang lehernya.

Minho refleks menoleh ke belakang, namun tidak ada siapa-siapa di dalam kamar ini selain dirinya sendiri.

Minho kembali menoleh ke depan dan benar-benar akan keluar dari kamar. Namun lagi-lagi ada angin yang berhembus di belakang lehernya disertai suara anak kecil yang memanggil-manggil namanya.

"Kak Minho!"

Minho kembali menoleh ke belakang, namun lagi-lagi tidak ada orang di dalam kamar ini selain dirinya sendiri.

"Kak Minho!"

Suara itu lagi-lagi terdengar. Namun kali ini suara itu berasal dari arah samping lemari baju yang jika dilihat dari ambang pintu tidak terlihat.

Minho segera berjalan menghampiri lemari baju untuk melihat ada siapa di samping lemari bajunya.

Ketika Minho sampai di samping lemari baju, ia membelalakkan mata sempurna.

Betapa terkejutnya ia ketika melihat sesosok hantu anak kecil perempuan yang sedang berdiri di samping lemari baju dan menatapnya tajam seolah ingin membunuhnya.

Wajah hantu anak kecil itu sangat pucat, di tangannya terdapat sebuah boneka yang sudah usang.

"Ayo main Kak Min!" ujar hantu anak kecil itu sambil mengulurkan kedua tangannya ke arah Minho. Membuat boneka yang dipeluknya itu terjatuh di lantai.

Abandoned HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang