Satu bulan berlalu..
***
"Bang ada kak cilla nah di depan" ucap rachel yang sekarang sudah beranjak dewasa
"Suruh pulang. Bilang abang lagi tidur" ucap erlan malas, ngomong ngomong tentang cilla dia itu satu kerja dengan erlan sebagai dokter di rumah sakit yang erlan tempati, cilla sudah lama suka kepada erlan sebelum renzo meninggal, dia juga pernah mengutarakan hatinya, tapi erlan tolak mentah mentah dan sampai sekarang cilla masih berusaha mendekati erlan.
"Gak capek apa kaya gini terus, udah satu bulan bang dan lo masih kaya gini, bangkit bang! Lo gak harus stuck di situ, banyak orang yang sayang sama lo, tapi lo gak pernah liat mereka sedikit pun! Bang berhenti kaya gini. Lo bukan abang gua yang gua kenal!" ucap rachel dengan suara yang tinggi. Dan rachel pergi dari kamar erlan dengan suasana hati yang miris melihat kakak nya seperti ini.
Ya memang sudah satu bulan tapi keadaan ini masih belum bisa erlan terima, masih ada rasa sesak di hatinya, ia harus apa sekarang? Ia tidak memiliki tujuan, dan tugasnya menjadi dokter sekarang terlalaikan olehnya seberat itukah kepergian renzo di hidup erlan?
"Gua belum bisa ikhlas in kepergian renzo. Gua masih sayang sma dia" ucap erlan lemahErlan bangkit dari ranjang ia menghirup udara segar lewat balkon kamarnya. Ia masih sering murung, bahkan jarang sekali keluar kamar, untuk satu bulan ini, hidupnya sedikit berantakan.
"Kalau kamu masih hidup, aku ga akan nyia nyia in kamu lagi ren, aku janji sama kamu" erlan mengambil bingkai foto yang tergambar dirinya dan juga renzo yang sedang memakan es krim, ia elus bingkai itu sesekali ia meneteskan air mata. Ia rindu dengan sosok perempuan itu. Ia sangat rindu
Tokkkk
Tokkkkk
..tokkkkkPintu kamarnya terketuk oleh seseorang dari luar kamarnya, tanpa erlan suruh masuk, perempuan paruh baya itu membuka pintu kamar erlan,dan masuk begitu saja.
Brukk.
Ririn tak sengaja menyenggol beberapa tumpukan buku di meja erlan. Buku buku itu terjatuh ke lantai. Namun pandangan ririn terarah pada satu buku. Buku yg lucu. Berwarna putih serta baby pink. Ia mengambil buku itu.
"Ini buku kamu?" tanya ririn kepada erlan. Erlan nampak berpikir. Sejak kapan ia mempunya buku seperti itu. Ia lelaki tak mungkin membeli buku berwarna pink.
"Bukan"
"Terus punya siapa? Coba inget inget" saran ririn. Erlan mencoba mengingat ingat dan dia mengingat nya
"Renzo" jawab erlan sambil bengong
Ririn menaikan alisnya" renzo?" ia bingung
"Punya dia mam. Sini" erlan meminta buku itu " erlan lupa buat baca buku ini"
"Pesan dari dia?"
"Iya"
"Yaudah kamu baca ya. Mama ke bawah" ucap ririn sambil memberikan buku itu. Erlan mengangguk saja
"Kenapa gue lupa? Kalo renzo pernah suruh gue buat baca ini" ucapnya sambil memandang buku diary itu" gue baca deh nanti setelah makan" erlan menaruh buku itu di meja. Lalu dirinya pergi ke bawah untuk menuju meja makan
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Friends( Tahap Revisi)
Teen FictionTAHAP REVISI FYI.!!!!!! Banyak part yang aku ubah, jadi jangan kaget kalo ada part yang berubah, dan kejadian kejadian atau nama nama atau tempat ada beda itu wajar ya soalnya aku udah revisi semuanya dari awal sampe akhir Dan ceritanya masih sma...