Happy reading....
Maaf dengan typonya, plagit jauh jauh
Hari demi hari terasa cepat berlalu, dan tak terasa hari ini adalah hari pengumuman kelulusan kelas dua belas SMA Harapan bangsa. Semua besorak gembira karena semuanya telah lulus seratus persen. Ada yang saling berpelukan layaknya teletabis, ada yang menangis haru, ada yang jogat joget dan hal hal biasa seperti corat coret seragam.
Sama seperti halnya ketiga sahabat Yana, Sindi dan Anggi. Saat ini mereka saling berpelukan "huaaa..... Gue seneng banget, akhirnya lulus juga" sorak Anggi girang.
"Selamat guys, akhirnya lulus juga" Sindi dengan senyum merekah "gue bakal kangen masa masa SMA"lanjutnya.
"ih, kalian kayak seneng banget gitu sih?" kata Yana.
"Ih, lo kok ngimong gitu? Iya lah kita seneng" jawab Anggi "emang lo ngak seneng gitu?"
Yana melotot "ih, seneng lah tapi gue juga sedih tau. Lo tau, kita bakalan pisah ngak bareng bareng lagi kek dulu, apa lagi Sindi mau lanjut di Jepang kan jauh" jelas Yana dengan air mata yang ingin keluar dari pelupuk matanya.
Sindi dan Anggi saling menatap lalu beralih memeluk Yana "jangan cengeng gitu dong, kita tau itu bakalan susah. Tapi yang penting komunikasi kita terus berjalan" kata Sindi.
"Ihh, biar tau. Sama aja kita mau pisah"
"Uluh....uluhhh saking sayangnya ya, sama kita sampai kek gini. Kan kalau Sindi ke Jepang, gue masih di sini Yana. Lo lupa kita masih satu kampus nantinya" bujuk Anggi.
"Tetap aja, kita bakalan pisah"
Sindi dan Anggi mende-ngus"terserah lo aja deh"
"Gue serius, kalau kita sukses jangan lupain gue. Igat, kalau lo berdua punya sahabat imut dan menggemaskan"
"Jangan khawatir, kita pasti ngak bakalan lupain lo kali" balas Sindi di angguki pula oleh Anggi
"Ehemm"
Suara deheman mengalihkan mereka. Di arah belakang Yana, berdiri Brian yang tersenyum kearah ketiganya.
"Na, ini buat lo" kata Brian memberikan bunga mawar 3 tangkai ke Yana "dan selamat udah lulus"
Yana menerima "makasih, lo juga selamat udah lulus" katanya tersenyum "tapi maaf ya, gue ngak bawa hadiah"
Brian tersenyum "ngak papa, yang penting lo mau terima bunga gue"
Ehemm...
Deheman terdengar dusamoing Yana, yang ternyata Anggi dan Sindi "lupa ae sama kita" si dir Anggi "ngak di kasih bunga juga nih?" lanjutnya."Hehehe.... Sorry, sorry" Brian memberika bunga ke Anggi dan Sindi
"Kok cuman satu sih? Yana dapat tiga" celetuk Sindi.
"Tinggal dua emang" jawab Brian cengegesan "oh ia, tolong tanda tangan di baju gue dong" lanjutbya meberi spidol.
Yana, Sindi dan Anggi tanda tangan di kemeja putih Brian yang memang di sana sudah banyak terdapat coretan piloks ataupun tanda tangan.
"Makasih"
"Yaudah yan, kita duluan ya" ucap Anggi.
Ketiganya melangkah meninggalkan Brian yang masih berdiri di tenpat yang sama. Namun, dilangkah ke lima mereka Brian kembali berucap "tunggu" katanya.
Ketiganya kembali berbalik kearah Brian, dengan tatapan bertanya seakan akan mengatakan ada apa?. Brian kembali melangkah menghampiri ketiganya, ia menggaruk tengkuknya yabg tak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior Is My Husband
РазноеBagaimana rasanya jika kita mengidolakan seseorang, hingga pada akhirnya mereka dipersatukan dalam perjodohan oleh orang tua mereka masing masing. Apakah bahagia, senang atau sebaliknya. Itulah yang dirasakan Fikayana Andrani Salim dan Jhon David Ge...