+++++++++++@_@+++++++++++++
-----------------------------------------------------
Beri votenya dan commend ok👍
Hati htai sama ranjau typo😂😂
Happy Reading......
Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sudah 1 tahun sejak kepergian Branden ke Amerika. Sejak saat itu pula David dan Yana masih dengan kehidupan seperti hari hari sebelumnya, yang sejahtera tentram dan nyaman tapi juga terkadang ada perselisihan perselisiahan yang mewarnai setiap hari hari mereka hingga mengetahui setiap karakter masing masing.
Banyak hal yang di lalui David dan Yana selama satu tahun bakangan ini, dari David yang melaksanakan ujian, hingga waktu untuk mereka berdua terpaksa di luangkan dengan David yang terus belajar. Namun semua itu tidak sia sia, karna setah kelulusan David, mereka bisa berlibur ke sejumlah destinasi yang ada di indonesia. Mereka memanfaatkan itu semua sebelum David kembali sibuk dengan perusahaan yang akan ia pimpinnya.
Ya, David memutuskan untuk tidak berkuliah, sebab jika ia berkuliah ia akan meninggalkan sang istri untuk kuliah dan pastinya bukan di Indonesia, melainkan di luar negri. Itu juga merupakan saran dari papanya, untuk tidak kuliah dan langsung membantu di perusahaan. Apalagi David yang memiliki otak yang cerdas dan pintar yang tentunya hanya membutuhkan bimbingan sedikit, ia sudah mengerti.
Dan tepat hari ini, sudah hampir tiga bulan David bekerja menjadi CEO di salah satu cabang perusahaan milik papanya. Ia sengaja hanya memegang satu cabang perusahaan diantara beberapa perusahaan yang dimilik papanya, ia masih ingin belajar terlebih dahulu mengurus satu, karna ia juga tau batas kemampuannya itu dimana, apa lagi tanpa adanya keahlian sebelumnya tentunya ia harus belajar telebih dahulu.
Pagi pagi sekali Yana sudah mondar mandir di depan tempat tidur. Begitulah aktifitasnya sehari hari Yana sejak 3 bulan belakangan ini, bagun pukul 5 pagi dan ahrus menyiapkan sarapan dan perlengkapan untuk dirinya dan David.
"Yang, kan kakak udah bilang. Kalau pakaian kakak, biar kakak sendiri aja yang siapin" kata David baru keluar dari kamar mandi.
"Udahlah kakak, biar Yana aja" jawabnya masih mkndar mandir kesana kemari.
David yanh melihat Yana itu, lama lama menjadi jengah sendiri melihat istrinya mondar mandir kesana kemari mengurus ini, mengurus itu. David menghampiri Yana dan mendudukkannya di pinggir ranjang, berlutut di depan istrinya untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Yana.
"Kakak, ngapain sih? Yana sibuk" ucap Yana tak mengerti, marna David mendudukkanya di pinggir petiduran.
"Mau nasehatin istri kakak yang bandel ini"
Yana semakin tidak mengerti, bandel dari mananya dia. Ia hanya sedari tadi mempersiapkan ini dan itu dan sekarang ia dikatakan badel.
"Kak yang jelas ngomongnya"seru Yana tidak sabar.
"kakak cuman mau bilang, ngak perlu lagi siapin pakaian unyuk kakak ok. Kakak bisa sendiri kalau yang itu"jelas David
Yana mengernyit "lah kenapa? Itu kan emang tugas Yana kak"
David tersenyum lalu menyenyil hidung Yana dengan jari telunjuk "kalau itu kakak juga tau"
"Nah, tuh kan kakak tau? Trus menapa larang Yana coba?" tanya Yana lagi.
David meraih tangan Yana lalu menggeggamnya "kakak ngak mau kalau kamu terlalu banyak kerja sayang, nanti kamu kecapean. Kerja ini itu, dari bersih bersih rumah, masak, nyuci pakaian, piring nah trus kalau tambah nyiapin pakaian kakak kan tambah repot sayang. Apalagi kalau soal pakaian, kakak juga bisa sendiri, ngerti?" jelasnya "dan kali ini ngak ada bantahan, kalau ngebantah dosa sama suami" lanjutnya sebelum Yana mengeluarkan bantahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior Is My Husband
CasualeBagaimana rasanya jika kita mengidolakan seseorang, hingga pada akhirnya mereka dipersatukan dalam perjodohan oleh orang tua mereka masing masing. Apakah bahagia, senang atau sebaliknya. Itulah yang dirasakan Fikayana Andrani Salim dan Jhon David Ge...